All Posts (144)

  • Tanda Cinta Dari Sang Terkasih

    Setiap pasangan suami istri mendambakan keluarga yang bahagia dan harmonis meskipun masalah dalam rumah tangga tak dipungkiri keberadaannya. Namun adanya komunikasi yang baik antara suami istri dapat memperkecil bahkan meniadakan dampak dari masalah tersebut. Baik pencetus masalahnya dari suami, istri maupun dari luar, insyaallaahmasalah akan dapat teratasi dengan adanya keterbukaan satu sama lain.

    Bukan bermaksud menjelek-jelekkan pasangan atau menampakkan kekurangan pasangan, namun keterbukaan tersebut bermaksud untuk mencari sebuah solusi. Jika ada yang berpendapat diam lebih baik karenatakutakan menyakiti atau membuat malu pasangan apabila dia bersikap terbuka maka ada baiknya dia melihat pertimbangan lain. Jika memang masalah tersebut bisa teratasi dengan diam, maka tak masalah untuk tidak dikomunikasikan. Namun jika dengan komunikasi akan lebih memberi dampak positif, maka berkomunikasilah karena bersikap terbuka bisa dilakukan dengan cara yang halus tanpa kesan menjelekan atau menyakiti. Cobalah untuk mulai berbicara dengan kata-kata yang lembut. Bisa langsung dengan lisan maupun tulisan. Jika pasangan kita memang ada kekeliruan maka hal itu bisa mengingatkannya dan bahkan bisa membuatnya berubah lebih baik.

    Sebagaimana tulisan di bawah ini yang menyajikan sebuah diary seorang suami yang ditujukan kepada istri tercintanya. Tentulah tulisan tersebut dibuat karena rasa cintanya yang diwujudkan dalam bentuk perhatian berupa teguran halus terhadap sang istri. Tujuannya adalahmenginginkan istrinya lebih baik agar tidak merugi di dunia maupun di akhirat.

    Telah diketahui bahwa ketika seorang suami mencintai istrinya, ia akan berusaha membuktikannya dengan memberikan sesuatu sebagai tanda cinta. Tanda cinta tersebut tidak hanya akan terwujud dalam bentuk hadiah yang berupa perhiasan atau barang-barang mewah saja, akan tetapi juga terwujud salah satunya dalam bentuk perhatian kepadanya, baik perhatian tentang kesehatannya, keadaannya hingga akhlaknya. Dan tanda cinta berbentuk perhatian inilah yang berpengaruh sangat besar dalam keharmonisan dalam rumah tangga. Mengapa? karena ia begitu special, tidak bisa dibeli ditoko manapun, dan dicari di bursa online manapun, meskipun orang tersebut sangat kaya. Maka berbahagialah wanita yang mendapat perhatian tersebut. Sebagaimana bahagianya sang istri yang telah mendapat tulisan dibawah ini dari sang terkasih.

    Semoga dari diary ini bisa direnungi dan diambil hikmahnya, khususnya bagi kaum wanita agar bisa menambah ladang amal dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

    DIARY SEORANG SUAMI YANG BERISI TEGURAN HALUS KEPADA ISTRINYA

    Istriku tercinta, aku menulis catatan ini sebagai bukti cintaku kepadamu dan keridhaanku menerimamu sebagai istri, aku telah menambatkan cintaku untukmu. Dalam hatiku berkata, inilah wanita yang bisa menjadi ibu anak-anakku dan cocok menjadi istriku. Inilahmawaddah dan sakinah, inilah raihanah rumahku. Aku bimbing tanganmu bersama-sama mengarungi samudera dengan bahtera rumahtangga, menuju ke pantai yang penuh kedamaian di sisi Ar Rabb Ar Rahman.

    Akan tetapi tiba-tiba datang topan badai menghalangi jalan kita, angin bertiup kencang. Kalau kita berdua tidak segera sadar niscaya kita akan kehilangan kendali bahtera dan kita akan tersesat arah. Aku berkata dalam hati: tidak! Aku tidak akan membiarkan bahtera ini karam. Maka aku pegang penaku dan aku buka lembaran kertasku. Lalu aku tulis teguran halus ini dari seorang kekasih kepada kekasihnya.

    • Istriku tercinta tidakkah engkau ingat pada awal pernikahan kita dahulu engkau adalah lambang kecantikan, kemudian aku tidak mengerti mengapa penampilanmu sampai pada taraf demikian parah, awut-awutan dan tak enak dilihat. Apakah engkau lupa bahwa termasuk salah satu sifat wanita shalihah apabila suaminya memandang kepadanya niscaya akan membuat senang.
    • Sayangku, tidakkah engkau ingat, berulang kali engkau mengungkit-ungkit jasamu kepadaku, menyebut-nyebut kewajiban-kewajiban rumahtangga yang telah engkau lakukan untukku, pelayanan yang telah engkau berikan kepada tamu-tamuku dan dalam melayani kebutuhanku, apakah engkau lupa firman Allah subhanahu wa ta’allaيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالأذَى

      “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (Qs Al Baqarah: 264)

    • Tidakkah engkau ingat wahai kekasihku, berapa kali kita telah saling berjanji pada saat-saat pernikahan bahwa kita akan saling bahu membahu dalam ketaatan, mengemban dakwah kepada agama Allah, berikrar bahwa kita akan fokus kepada masalah ummat islam dan mendidik anak-anak kita dengan pendidikan islami, tetapi relitanya kita sibuk mengikuti perkembangan mode, hanyut mengikuti cerita-cerita, kisah-kisah, pernak-pernik dan mengejar harta darimanapun sumbernya.
    • Sayangku, tidakkah engkau ingat seringnya engkau menggerutu, tidak qana’ah (puas) menerima rejeki yang telah Allah berikan kepada kita. Haruskah aku menjalani usaha yang haram demi mewujudkan keinginanmu? Apakah engkau sudah lupa kisah wanita yang berkata kepada suaminya: “Bertaqwalah engkau kepada Allah dalam memperlakukan kami, sungguh kami bisa menahan lapar namun kami tidak akan sabar menanggung panasnya api neraka.”
    • Ingatkah dirimu betapa sering aku bangun dari tidurku dibagian akhir malam, ternyata aku dapati engkau sedang asyik menonton film dan musik. Bukankah lebih baik engkau berdzikir mengingat Allah dan mengerjakan shalat malam dua rakaat sementara manusia sedang lelap tertidur dikegelapan kubur. Atau minimal engkau segera berangkat tidur agar esok tidak terluput shalat fajar.
    • Sayangku, ingatkah dirimu ketika engkau keluar dari rumah tanpa seizinku untuk mengunjungi keluargamu dan ketika engkau memasukkan temanmu si fulanah ke dalam rumahku padahal aku telah melarangmu memasukkannya ke dalam rumah! Lupakah dirimu bahwa itu merupakan hakku!
    • Kekasihku, ingatkah dirimu ketika keluargaku datang mengunjungiku, demikian pula teman-temanku, namun aku lihat engkau menampilkan wajah muram, berat langkah kakimu dan bermuka masam!Memang engkau telah menghidangkan kepada mereka makanan yang lezat dan mengundang selera akan tetapi semua itu tiada artinya karena muka masammu itu! Bukankah engkau mengetahui sebuah pepatah: ‘ Temuilah aku tetapi jangan beri aku makan!’

    Sayangku, aku senantiasa mengatakan kepadamu dengan sepenuh hatiku bahwa aku mencintaimu.

    Aku berharap kita bersama-sama dapat meraih ridha Ar-rahman.

    Barangkali aku juga banyak melakukan kesalahan dan mengabaikan hakmu. Dan barangkali aku tidak menyadari kekuranganku dalam melaksanakan kewajiban terhadapmu dan dalam menjaga perasaanmu.

    Aku memohon kepadamu agar membalas risalah ini, silakan ungkapkan apa yang terbetik dalam benakmu. Bukankah tujuan kita berdua adalah satu. Kita telah menumpang bahtera yang satu dan tujuan kita juga satu. Tujuan kita adalah selalu bersama-sama di dunia dan di akhirat di jannah ‘And. Jangan engkau biarkan angin badai menghantam kita sehingga membuat kita tersesat jalan.

    -selesai-

    Diary diatas hendaknya dapat menjadi wacanabagi para wanitaagar lebih memperhatikan hak-hak suaminya, yang terkadang terabaikan namun tidak disadari oleh sebagian para wanita. Bersyukurlah jika suami nrimo (tak banyak menuntut) namun hendaknya sang istri pengertian bukan malah sekehendak hati bahkan mengabaikan hak-hak suami. Sajikanlah hak-hak yang terbaik dimeja rumah tanggamu hingga terasa lezat dalam menikmatinya, serta barakah karenanya. Wallahu a’lam

    ***
    Diambil dari buku Agar Suami Cemburu Padamu hal 44, Penerbit At-Tibyan (Dengan sedikit penambahan dari tim muslimah.or.id)

    Read more…
  • Berhijab Simple Ala Dian Pelangi

    Dian Pelangi merupakan seorang designer pakaian yang sudah terkenal produknya di Indonesia hingga mancanegara. Hasil design dia dikenal memiliki harga yang tinggi. Namun kali ini kami tidak akan menjelaskan hasil design Dian Pelangi. Tetapi akan memberikan tutorial Cara Berhijab Simple Ala Dian Pelangi yang dapat Anda pakai ketika ke kampus atau sekedar jalan-jalan saja. Berikut Cara Berhijab Simple Ala Dian Pelangi.
    Cara Berhijab Simple Ala Dian Pelangi
    Bahan :
    • Pashmina
    • Ciput
    • Jarum Pentul atau Peniti

    Langkah-langkah Hijab Simple Ala Dian Pelangi

    1. Kenakan Ciput Hijab yang sesuai dengan Warna Pashmina, Pakai Pashmina dengan bagian sisi kiri lebih panjang dibandingkan sebelah sisi kanan
    2. Selanjutnya bagian sisi kiri yang panjang tarik ke atas kepala hingga tepat jatuh pada bagian sisi kiri kepala
    3. Lalu Tarik Ujung Pashmina keatas pundak bagian belakang, pasang bros atau peniti maupun jarum pentul supaya tidak mudah lepas
    4. Rapikan, Tutup hingga dada tertutup
    5. Selesai, Selamat Anda berhasil Mengenakan Hijab Simple Ala Dian Pelangi

    Ya sekian Hijab Tutorial : Cara Berhijab Simple Ala Dian Pelangi, semoga bermanfaat. Nantikan Tutorial Hijab dari Kami yang lainnya.

    Read more…
  • Untuk mengantisipasi bosan dengan motif yang itu-itu saja kali ini ada tips dalam memadukan baju danhijab yang tabrak motif. Maka kini saatnya untuk anda supaya mulai untuk memberanikan diridalam mencoba tabrak motif. Tetapi perlu diingat bahwa tabrak motif ini bukanlah sembarangan dalam menabrakkan berbagai macam jenis motif seenak terhadap kemauan anda sendiri. Maka anda juga harus dan wajib supaya memperhatikan beberapa hal-hal berikut ini supaya tidak tampil fail.
    Coba untuk bisa memadukan pakaian yang bermotif sederhana dengan motif yang lebih rumit. Contohnya yaitu, Maka anda bisa saja memadukan motif garis yang sederhana dengan colorful floral, maka pastikan atasan motif pada garis mempunyai tone warna yang terasa lembut dan tidak mencolok mata yang suka memandang.
    Kalau anda memang takut untuk terlihat ramai, maka cobalah untuk dapat memadukan motif dengan warna yang juga senada. Sebagai contohnya, maka padukan atasan jenis polkadot berwarna biru dan juga merah jaket kotak-kotak berwarna biru dan merah. Tampilan anda ini dijamin akan menjadi terlihat cantik.
    Cara lainnya dalam bermain dalam tabrak motif ialah dengan cara melihat warna apa yang mendominasi untuk motif pada pakaian anda. Sebagai contoh pada saat anda mengenakan kaos tribal dengan jenis pada warna kuning, maka anda juga bisa untuk dipakai pada celana kotak-kotak dengan jenis warna kuning.
    Selanjutnya maka cobalah untuk bisa memakai motif yang sama dengan ukuran yang sangat berbeda. Coba padukan blouse dengan jenis motif garis vertikal dengan sebuah rok bermotif garis-garis kecil ataupun juga sebaliknya.
    Yang terakhir kali maka anda bisa untuk mencoba dengan bermain dengan berbagai jenis aksesoris. Coba pakailah scarf bergaris dan flat shoes leopard pada jenis maxi dres yang berwarna hitam solid. Maka Ini dijamin akan dapat membuat penampilan anda semakin oke.
    Semoga dapat bermanfaat. Selamat mencobanya.
    Artikerl : Majuwanita.com
    Read more…
  • Ya setiap tahun muncul saja kreasi-kreasi dalam cara berhijab kan ladies, seakan-akan tak henti-hentinya kita berbicara seputar hijab. Dulu gaya berhijab hanya itu-itu saja, sekarang sudah bermacam-macam model dan gaya dalam berhijab salah satunya hijab pashiman sifon praktis dan styles. Pada kali ini kami akan berbagi Tutorial Hijab Pashmina Sifon Praktis untuk Anda, mari simak tutorialnya.


    Alat dan Bahan
    1.Jilbab Sifon
    2.Ciput
    3.Jarum Pentul

    Cara Memakai Hijab Pashiman Sifon Praktis 2014

    1. Pasangkan Ciput yang menutupi yang warnanya sesuai dengan cocok dengan pakaian yang sedang dikenakan. Kemudian pasangkan jilbab sifon.

    Tutorial Hijab Pashmina Sifon Praktis dan Style Santai 2


    2. Ambil bagian sisi dan kemudian letakkan dibelakang kepala dan jangan lupa sematkan dengan pentul sebagai pondasi seperti gambar diatas.

    Tutorial Hijab Pashmina Sifon Praktis dan Style Santai 3 2014


    3. Bagian sisi yang panjang dibentangkan, lalu diputar kebelakang dan selipkan ujungnya kedalam scarf

    Tutorial Hijab Pashmina Sifon Praktis dan Style Santai 4 2014


    4. Ujung Scarf yang panjang disematkan di sisi telinga berlawanan dan bagian yang pendek biarkan teruntai

    Tutorial Hijab Pashmina Sifon Praktis dan Style Santai 5 2014


    5. Selesai, selamat Anda berhasil berhijab pashmina sifon praktis dan styles

    Gimana ladies ? Simple dan Praktis kan, Nah Model Hijab tersebut cocok untuk acara non formal dan acara santai. dan cocok sekali dengan jaket jeans. Sekian tutorial Hijab Pashmina Sifon Praktis dan Style 2014, semoga bermanfaat ladies.

    Read more…
  • Sebaik-Baik Shalat Wanita di Rumah

    Sebaik-baik shalat wanita adalah di rumahnya. Karena Allah memerintahkan pada wanita untuk berdiam diri di rumah. Namun tidak mengapa ia keluar asalkan memperhatikan aturan seperti menutup aurat dan tidak menggoda pria.

    Dalam ajaran Islam, shalat wanita lebih baik di rumah. Dari Ummu Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    خَيْرُ مَسَاجِدِ النِّسَاءِ قَعْرُ بُيُوتِهِنَّ

    Sebaik-baik masjid bagi para wanita adalah diam di rumah-rumah mereka.” (HR. Ahmad 6/297. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan berbagai penguatnya).

    Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    صَلاَةُ الْمَرْأَةِ فِى بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى حُجْرَتِهَا وَصَلاَتُهَا فِى مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى بَيْتِهَا

    Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalatnya di pintu-pintu rumahnya, dan shalat seorang wanita di ruang kecil khusus untuknya lebih utama baginya daripada di bagian lain di rumahnya” (HR. Abu Daud no. 570. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

    Kenapa sampai wanita lebih bagus shalat di rumahnya, bahkan lebih bagus di ruangan di kamarnya yang lebih khusus untuknya? Karena seperti itu akan lebih menutupi dirinya (Lihat ‘Aunul Ma’bud, 2: 195).

    Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Shalat jama’ah bagi wanita itu lebih baik di rumahnya daripada mendatangi masjid. … Dan shalat wanita di rumahnya itu lebih menutupi dirinya dan lebih afdhol” (Al Majmu’, 4: 198).

    Shalat wanita di rumah adalah pengamalan dari perintah Allah agar wanita diam di rumah. Allah Ta’ala berfirman,

    وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

    Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).

    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki” (HR. Tirmidzi no. 1173, shahih).

    Namun jika wanita ingin melaksanakan shalat berjama’ah di masjid selama memperhatikan aturan seperti menutupi aurat dan tidak memakai harum-haruman, maka janganlah dilarang. Dari Salim bin Abdullah bin Umar bahwasanya Abdullah bin ‘Umar berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    لاَ تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ إِذَا اسْتَأْذَنَّكُمْ إِلَيْهَا

    Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian untuk ke masjid. Jika mereka meminta izin pada kalian maka izinkanlah dia” (HR. Muslim no. 442).

    Sekali lagi, dilarang memakai harum-haruman ketika keluar rumah. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُورًا فَلاَ تَشْهَدْ مَعَنَا الْعِشَاءَ الآخِرَةَ

    Wanita mana saja yang memakai harum-haruman, maka janganlah dia menghadiri shalat Isya’ bersama kami” (HR. Muslim no. 444).

    Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ

    Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih)

    Jika setiap wanita memperhatikan shalatnya dan menjaga kehormatan dirinya, maka ia akan mendapatkan keutamaan sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini.

    إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

    Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

    Wallahu waliyyut taufiq.

     

    Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

    Artikel www.remajaislam.com

    Read more…
  • Jilbabku Penutup Auratku

    Jilbab merupakan bagian dari syari’at yang penting untuk dilaksanakan oleh seorang muslimah. Ia bukanlah sekedar identitas atau menjadi hiasan semata dan juga bukan penghalang bagi seorang muslimah untuk menjalankan aktivitas kehidupannya. Menggunakan jilbab yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamadalah wajib dilakukan oleh setiap muslimah, sama seperti ibadah-ibadah lainnya seperti sholat, puasa yang diwajibkan bagi setiap muslim. Ia bukanlah kewajiban terpisah dikarenakan kondisi daerah seperti dikatakan sebagian orang (karena Arab itu berdebu, panas dan sebagainya). Ia juga bukan kewajiban untuk kalangan tertentu (yang sudah naik haji atau anak pesantren).

    Benar saudariku… memakai jilbab adalah kewajiban kita sebagai seorang muslimah. Dan dalam pemakaiannya kita juga harus memperhatikan apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seperti telah disebutkan pada artikel sebelumnya, terdapat beberapa persyaratan dalam penggunanan jilbab yang sesuai syari’at. Semoga Allah memudahkan penulis memperjelas poin-poin yang ada dalam artikel sebelumnya.

    DEFINISI JILBAB

    Secara bahasa, dalam kamus al Mu’jam al Wasith 1/128, disebutkan bahwa jilbab memiliki beberapa makna, yaitu:

    1. Qomish (sejenis jubah).
    2. Kain yang menutupi seluruh badan.
    3. Khimar (kerudung).
    4. Pakaian atasan seperti milhafah (selimut).
    5. Semisal selimut (baca: kerudung) yang dipakai seorang wanita untuk menutupi tubuhnya.

    Adapun secara istilah, berikut ini perkataan para ulama’ tentang hal ini.

    Ibnu Hazm rahimahullah mengatakan, “Jilbab menurut bahasa Arab yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pakaian yang menutupi seluruh badan, bukan hanya sebagiannya.” Sedangkan Ibnu Katsir mengatakan, “Jilbab adalah semacam selendang yang dikenakan di atas khimar yang sekarang ini sama fungsinya seperti izar (kain penutup).” (Syaikh Al Bani dalam Jilbab Muslimah).

    Syaikh bin Baz (dari Program Mausu’ah Fatawa Lajnah wal Imamain) berkata, “Jilbab adalah kain yang diletakkan di atas kepala dan badan di atas kain (dalaman). Jadi, jilbab adalah kain yang dipakai perempuan untuk menutupi kepala, wajah dan seluruh badan. Sedangkan kain untuk menutupi kepala disebut khimar. Jadi perempuan menutupi dengan jilbab, kepala, wajah dan semua badan di atas kain (dalaman).” (bin Baz, 289). Beliau juga mengatakan, “Jilbab adalah rida’ (selendang) yang dipakai di atas khimar (kerudung) seperti abaya (pakaian wanita Saudi).” (bin Baz, 214). Di tempat yang lain beliau mengatakan, “Jilbab adalah kain yang diletakkan seorang perempuan di atas kepala dan badannnya untuk menutupi wajah dan badan, sebagai pakaian tambahan untuk pakaian yang biasa (dipakai di rumah).” (bin Baz, 746). Beliau juga berkata, “Jilbab adalah semua kain yang dipakai seorang perempuan untuk menutupi badan. Kain ini dipakai setelah memakai dar’un (sejenis jubah) dan khimar (kerudung kepala) dengan tujuan menutupi tempat-tempat perhiasan baik asli (baca: aurat) ataupun buatan (misal, kalung, anting-anting, dll).” (bin Baz, 313).

    Dalam artikel sebelumnya, terdapat pertanyaan apa beda antara jilbab dengan hijab. Syaikh Al Bani rahimahullah mengatakan, “Setiap jilbab adalah hijab, tetapi tidak semua hijab itu jilbab, sebagaimana yang tampak.” Sehingga memang terkadang kata hijab dimaksudkan untuk makna jilbab. Adapun makna lain dari hijab adalah sesuatu yang menutupi atau meghalangi dirinya, baik berupa tembok, sket ataupun yang lainnya. Inilah yang dimaksud dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat al-Ahzab ayat 53,“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah nabi kecuali bila kamu diberi izin… dan apabila kamu meminta sesuatu keperluan kepda mereka (para istri Nabi), maka mintalah dari balik hijab…”

    SYARAT-SYARAT PAKAIAN MUSLIMAH

    1. Menutup Seluruh Badan Kecuali Yang Dikecualikan

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

    يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً

    “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)

    وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا…

    “Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya…” (QS. An Nuur: 31)

    Tentang ayat dalam surat An Nuur yang artinya “kecuali yang (biasa) nampak dari padanya”, maka terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama sehingga membawa konsekuensi yang berbeda tentang hukum penggunaan cadar bagi seorang muslimah. 

    Dari syarat pertama ini, maka jelaslah bagi seorang muslimah untuk menutup seluruh badan kecuali yang dikecualikan oleh syari’at. Maka, sangat menyedihkan ketika seseorang memaksudkan dirinya memakai jilbab, tapi dapat kita lihat rambut yang keluar baik dari bagian depan ataupun belakang, lengan tangan yang terlihat sampai sehasta, atau leher dan telinganya terlihat jelas sehingga menampakkan perhiasan yang seharusnya ditutupi.

    Catatan penting dalam poin ini adalah penggunaan khimar yang merupakan bagian dari syari’at penggunaan jilbab sebagaimana terdapat dalam ayat selanjutnya dalam surat An Nuur ayat 31,

    وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ

    “Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dadanya.”

    Khumur merupakan jamak dari kata khimar yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menutupi bagian kepala. Sayangnya, pemakaian khimar ini sering dilalaikan oleh muslimah sehingga seseorang mencukupkan memakai jilbab saja atau hanya khimar saja. Padahal masing-masing wajib dikenakan, sebagaimana terdapat dalam hadits dari Sa’id bin Jubair mengenai ayat dalam surat Al Ahzab di atas, ia berkata, “Yakni agar mereka melabuhkan jilbabnya. Sedangkan yang namanya jilbab adalah qina’ (kudung) di atas khimar. Seorang muslimah tidak halal untuk terlihat oleh laki-laki asing kecuali dia harus mengenakan qina’ di atas khimarnya yang dapat menutupi bagian kepala dan lehernya.” Hal ini juga terdapat dalam atsar dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata,

    لابد للمرأة من ثلاثة أثواب تصلي فيهن: درع و جلباب و خمار

    “Seorang wanita dalam mengerjakan shalat harus mengenakan tiga pakaian: baju, jilbab dan khimar.” (HR. Ibnu Sa’ad, isnadnya shahih berdasarkan syarat Muslim)

    Namun terdapat keringanan bagi wanita yang telah menopause yang tidak ingin kawin sehingga mereka diperbolehkan untuk melepaskan jilbabnya, sebagaimana terdapat dalam surat An Nuur ayat 60:

    وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاء اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحاً فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَن يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ وَأَن يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَّهُنَّ وَاللَّهُ سَمِيعٌ

    “Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana.”

    Ibnu Abbas radhiallahu’anhu mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata “pakaian” pada ayat di atas adalah “jilbab” dan hal serupa juga dikatakan oleh Ibnu Mas’ud. (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Al Baihaqi). Dapat pula diketahui di sini, bahwa pemakaian khimar yang dikenakan sebelum jilbab adalah menutupi dada. Lalu bagaimana bisa seseorang dikatakan memakai jilbab jika hanya sampai sebatas leher? Semoga ini menjadi renungan bagi saudariku sekalian.

    Berikut ini contoh tampilan khimar dan jilbab. Khimar dikenakan menutupi dada. Setelah itu baru dikenakan jilbab di atasnya. (warna, bentuk dan panjang pakaian dalam gambar hanyalah sebagai contoh).

    Khimar

    Jilbab

    Catatan penting lainnya dari poin ini adalah terdapat anggapan bahwa pakaian wanita yang sesuai syari’at adalah yang berupa jubah terusan (longdress), sehingga ada sebagian muslimah yang memaksakan diri untuk menyambung-nyambung baju dan rok agar dikatakan memakai pakaian longdress. Lajnah Daimah pernah ditanya tentang hal ini, yaitu apakah jilbab harus “terusan” atau “potongan” (ada pakaian atasan dan rok bawahan). Maka jawaban Lajnah Daimah, “Hijab (baca: jilbab) baik terusan ataukah potongan, keduanya tidak mengapa (baca: boleh) asalkan bisa menutupi sebagaimana yang diperintahkan dan disyari’atkan.” Fatwa ini ditandatangani oleh Abdul Aziz bin Baz sebagai ketua dan Abdullah bin Ghadayan sebagai anggota (Fatawa Lajnah Daimah 17/293, no fatwa: 7791, Maktabah Syamilah). Dengan demikian, jelaslah tentang tidak benarnya anggapan sebagian muslimah yang mempersyaratkan jubah terusan (longdress) bagi pakaian muslimah. Camkanlah ini wahai saudariku!

    2. Bukan Berfungsi Sebagai Perhiasan

    Hal ini sebagaimana terdapat dalam surat An Nuur ayat 31, “…Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya…” Ketika jilbab dan pakaian wanita dikenakan agar aurat dan perhiasan mereka tidak nampak, maka tidak tepat ketika menjadikan pakaian atau jilbab itu sebagai perhiasan karena tujuan awal untuk menutupi perhiasan menjadi hilang. Banyak kesalahan yang timbul karena poin ini terlewatkan, sehingga seseorang merasa sah-sah saja menggunakan jilbab dan pakaian indah dengan warna-warni yang lembut dengan motif bunga yang cantik, dihiasi dengan benang-benang emas dan perak atau meletakkan berbagai pernak-pernik perhiasan pada jilbab mereka.

    Namun, terdapat kesalahpahaman juga bahwa jika seseorang tidak mengenakan jilbab berwarna hitam maka berarti jilbabnya berfungsi sebagai perhiasan. Hal ini berdasarkan beberapa atsar tentang perbuatan para sahabat wanita di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengenakan pakaian yang berwarna selain hitam. Salah satunya adalah atsar dari Ibrahim An Nakhai,

    أنه كان يدخل مع علقمة و الأسود على أزواج النبي صلى الله عليه و سلم و يرا هن في اللحف الحمر

    “Bahwa ia bersama Alqomah dan Al Aswad pernah mengunjungi para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia melihat mereka mengenakan mantel-mantel berwarna merah.”(HR. Ibnu Abi Syaibah dalam kitab Al Mushannaf)

    Catatan: Masalah warna ini berlaku bagi wanita. Adapun bagi pria, terdapat hadits yang menerangkan pelarangan penggunaan pakaian berwarna merah.

    Dengan demikian, tolak ukur “Pakaian perhiasan ataukah bukan adalah berdasarkan ‘urf (kebiasaan).” (keterangan dari Syaikh Ali Al Halabi). Sehingga suatu warna atau motif menarik perhatian pada suatu masyarakat maka itu terlarang dan hal ini boleh jadi tidak berlaku pada masyarakat lain.

    3. Kainnya Harus Tebal, Tidak Tipis

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang dua kelompok yang termasuk ahli neraka dan beliau belum pernah melihatnya,

    وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

    “Dua kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya, suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengan cambuknya dan wanita yang kasiyat (berpakaian tapi telanjang, baik karena tipis atau pendek yang tidak menutup auratnya), mailat mumilat (bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang), kepala mereka seperti punuk onta. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya, padahal baunya didapati dengan perjalanan demikian dan demikian.” (HR. Muslim 3971, Ahmad 8311 dan Imam Malik 1421 – lihat majalah Al Furqon Gresik)

    Ambil dan camkanlah hadits ini wahai saudariku, karena ancamannya demikian keras sehingga para ulama memasukkannya dalam dosa-dosa besar. Betapa banyak wanita muslimah yang seakan-akan menutupi badannya, namun pada hakekatnya telanjang. Maka dalam pemilihan bahan pakaian yang akan kita kenakan juga harus diperhatikan karena sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abdil Barr, “Bahan yang tipis dapat menggambarkan bentuk tubuh dan tidak dapat menyembunyikannya.” Syaikh Al Bani juga menegaskan, “Yang tipis (transparan) itu lebih parah dari yang menggambarkan lekuk tubuh (tapi tebal).” Bahkan kita ketahui, bahan yang tipis terkadang lebih mudah dalam mengikuti lekuk tubuh sehingga sekalipun tidak transparan, bentuk tubuh seorang wanita menjadi mudah terlihat.

    4. Harus Longgar, Tidak Ketat

    Selain kain yang tebal dan tidak tipis, maka pakaian tersebut haruslah longgar, tidak ketat, sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh wanita muslimah. Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits dari Usamah bin Zaid ketika ia diberikan baju Qubthiyah yang tebal oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia memberikan baju tersebut kepada istrinya. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahuinya, beliau bersabda,

    مرْها فلتجعل تحتها غلالة فإني أخاف أن تصف حجم عظمها

    “Perintahkanlah ia agar mengenakan baju dalam di balik Qubthiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tubuh.” (HR. Ad Dhiya’ Al Maqdisi, Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan)

    Maka tidak tepat jika seseorang mencukupkan dengan memakai rok, namun ternyata tetap memperlihatkan pinggul, kaki atau betisnya. Maka jika pakaian tersebut telah cukup tebal dan longgar namun tetap memperlihatkan bentuk tubuh, maka dianjurkan bagi seorang muslimah untuk memakai lapisan dalam. Namun janganlah mencukupkan dengan kaos kaki panjang, karena ini tidak cukup untuk menutupi bentuk tubuh (terutama untuk para saudariku yang sering tersingkap roknya ketika menaiki motor sehingga terlihatlah bentuk betisnya). Poin ini juga menjadi jawaban bagi seseorang yang membolehkan penggunaan celana dengan alasan longgar dan pinggulnya ditutupi oleh baju yang panjang. Celana boleh digunakan untuk menjadi lapisan namun bukan inti dari pakaian yang kita kenakan. Karena bentuk tubuh tetap terlihat dan hal itu menyerupai pakaian kaum laki-laki. (lihat poin 6). Jika ada yang beralasan, celana supaya fleksibel. Maka, tidakkah ia ketahui bahwa rok bahkan lebih fleksibel lagi jika memang sesuai persyaratan (jangan dibayangkan rok yang ketat/span). Kalaupun rok tidak fleksibel (walaupun pada asalnya fleksibel) apakah kita menganggap logika kita (yang mengatakan celana lebih fleksibel) lebih benar daripada syari’at yang telah Allah dan Rasul-Nya tetapkan. Renungkanlah wahai saudariku!

    5. Tidak Diberi Wewangian atau Parfum

    Perhatikanlah salah satu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkaitan tentang wanita-wanita yang memakai wewangian ketika keluar rumah,

    ايّما امرأةٍ استعطرتْ فمَرّتْ على قوم ليَجِدُوا رِيْحِها، فهيا زانِيةٌٍ

    “Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (HR. Tirmidzi)

    أيما امرأة أصابت بخورا فلا تشهد معنا العشاء الاخرة

    “Siapapun perempuan yang memakai bakhur, maka janganlah ia menyertai kami dalam menunaikan shalat isya’.” (HR. Muslim)

    Syaikh Al Bani berkata, “Wewangian itu selain ada yang digunakan pada badan, ada pula yang digunakan pada pakaian.” Syaikh juga mengingatkan tentang penggunaan bakhur (wewangian yang dihasilkan dari pengasapan) yang ini lebih banyak digunakan untuk pakaian bahkan lebih khusus untuk pakaian. Maka hendaknya kita lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan segala jenis bahan yang dapat menimbulkan wewangian pada pakaian yang kita kenakan keluar, semisal produk-produk pelicin pakaian yang disemprotkan untuk menghaluskan dan mewangikan pakaian (bahkan pada kenyataannya, bau wangi produk-produk tersebut sangat menyengat dan mudah tercium ketika terbawa angin). Lain halnya dengan produk yang memang secara tidak langsung dan tidak bisa dihindari membuat pakaian menjadi wangi semisal deterjen yang digunakan ketika mencuci.

    6. Tidak Menyerupai Pakaian Laki-Laki

    Terdapat hadits-hadits yang menunjukkan larangan seorang wanita menyerupai laki-laki atau sebaliknya (tidak terbatas pada pakaian saja). Salah satu hadits yang melarang penyerupaan dalam masalah pakaian adalah hadits dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, ia berkata

    لعن رسول الله صلى الله عليه و سلم الرجل يلبس لبسة المرأة و المرأة تلبس لبسة الرجل

    “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria.” (HR. Abu Dawud)

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Kesamaan dalam perkara lahir mengakibatkan kesamaan dan keserupaan dalam akhlak dan perbuatan.” Dengan menyerupai pakaian laki-laki, maka seorang wanita akan terpengaruh dengan perangai laki-laki dimana ia akan menampakkan badannya dan menghilangkan rasa malu yang disyari’atkan bagi wanita. Bahkan yang berdampak parah jika sampai membawa kepada maksiat lain, yaitu terbawa sifat kelaki-lakian, sehingga pada akhirnya menyukai sesama wanita. Wal’iyyadzubillah.

    Terdapat dua landasan yang dapat digunakan sebagai acuan bagi kita untuk menghindari penggunaan pakaian yang menyerupai laki-laki.

    1. Pakaian tersebut membedakan antara pria dan wanita.
    2. Tertutupnya kaum wanita.

    Sehingga dalam penggunaan pakaian yang sesuai syari’at ketika menghadapi yang bukan mahromnya adalah tidak sekedar yang membedakan antara pria dan wanita namun tidak tertutup atau sekedar tertutup tapi tidak membedakan dengan pakaian pria. Keduanya saling berkaitan. Lebih jelas lagi adalah perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab Al Kawakib yang dikutip oleh syaikh Al Bani, yang penulis ringkas menjadi poin-poin sebagai berikut untuk memudahkan pemahaman,

    1. Prinsipnya bukan semata-mata apa yang dipilih, disukai dan biasa dipakai kaum pria dan kaum wanita.
    2. Juga bukan pakaian tertentu yang dinyatakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau yang dikenakan oleh kaum pria dan wanita di masa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
    3. Jenis pakaian yang digunakan sebagai penutup juga tidak ditentukan (sehingga jika seseorang memakai celana panjang dan kaos kemudian menutup pakaian dan jilbab di atasnya yang sesuai perintah syari’at sehingga bentuk tubuhnya tidak tampak, maka yang seperti ini tidak mengapa -pen)

    Kesimpulannya, yang membedakan antara jenis pakaian pria dan wanita kembali kepada apa yang sesuai dengan apa yang diperintahkan bagi pria dan apa yang diperintahkan bagi kaum wanita. Namun yang perlu diingat, pelarangan ini adalah dalam hal-hal yang tidak sesuai fitrahnya. Syaikh Muhammad bin Abu Jumrah rahimahullah sebagaimana dikutip oleh Syaikh Al Bani mengatakan, “Yang dilarang adalah masalah pakaian, gerak-gerik dan lainnya, bukan penyerupaan dalam perkara kebaikan.”

    7. Tidak Menyerupai Pakaian Wanita-Wanita Kafir

    Banyak dari poin-poin yang telah disebutkan sebelumnya menjadi terasa berat untuk dilaksanakan oleh seorang wanita karena telah terpengaruh dengan pakaian wanita-wanita kafir. Betapa kita ketahui, mereka (orang kafir) suka menampakkan bentuk dan lekuk tubuh, memakai pakaian yang transparan, tidak peduli dengan penyerupaan pakaian wanita dengan pria. Bahkan terkadang mereka mendesain pakaian untuk wanita maskulin! Hanya kepada Allah-lah kita memohon perlindungan dan meminta pertolongan untuk dijauhkan dari kecintaan kepada orang-orang kafir. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

    “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), danjanganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hadid [57]: 16)

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Firman Allah, ‘Janganlah mereka seperti…’ merupakan larangan mutlak dari tindakan menyerupai mereka….” (Al Iqtidha, dikutip oleh Syaikh Al Bani)

    8. Bukan Pakaian Untuk Mencari Popularitas

    “Barangsiapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api naar.”

    Adapun libas syuhrah (pakaian untuk mencari popularitas) adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal, yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan dunia dan perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai rendah yang dipakai seseorang untuk menampakkan kezuhudan dan dengan tujuan riya. (Jilbab Muslimah)

    Namun bukan berarti di sini seseorang tidak boleh memakai pakaian yang baik, atau bernilai mahal. Karena pengharaman di sini sebagaimana dikatakan oleh Imam Asy Syaukani adalah berkaitan dengan keinginan meraih popularitas. Jadi, yang dipakai sebagai patokan adalah tujuan memakainya. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala suka jika hambanya menampakkan kenikmatan yang telah Allah berikan padanya. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ

    “Sesungguhnya Allah menyukai jika melihat bekas kenikmatan yang diberikan oleh-Nya ada pada seorang hamba.” (HR. Tirmidzi)

    PENUTUP

    Demikian sedikit penjelasan tentang pengertian jilbab dan penjelasan dari poin-poin tentang persyaratan jilbab muslimah yang sesuai syari’at. Saudariku… janganlah kita terpedaya dengan segala aktifitas dan perkataan orang yang menjadikan seseorang cenderung merasa tidak mungkin untuk menggunakan jilbab yang sesuai syari’at. Ingatlah, bahwa sesungguhnya tidak ada teman di hari akhir yang mau menanggung dosa yang kita lakukan. Hanya kepada Allahlah kita memohon pertolongan ketika menjalankan segala ibadah yang telah disyari’atkan. Semoga artikel ini juga dapat menjawab berbagai pertanyaan dan komentar yang masuk pada artikel-artikel sebelumnya. Wallahu a’lam.

     

    Artikel http://www.muslimah.or.id

    Read more…
  • Manisnya Buah Menjaga Lisan

    Lisan merupakan salah satu nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Lisan merupakan anggota badan manusia yang cukup kecil jika dibandingkan anggota badan yang lain. Akan tetapi, ia dapat menyebabkan pemiliknya ditetapkan sebagai penduduk surga atau bahkan dapat menyebabkan pemiliknya dilemparkan ke dalam api neraka.

    Oleh karena itu, sudah sepantasnya setiap muslim memperhatikan apa yang dikatakan oleh lisannya, karena bisa jadi seseorang menganggap suatu perkataan hanyalah kata-kata yang ringan dan sepele namun ternyata hal itu merupakan sesuatu yang mendatangkan murka Allah Ta’ala. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

    إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله , لا يلقي لها بالا , يرفعه الله بها درجات , و إن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله , لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم

    Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhoan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Wajibnya Menjaga Lisan

    Allah Ta’ala berfirman:

    وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

    Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)

    Qotadah menjelaskan ayat di atas, “Janganlah kamu katakan ‘Aku melihat’ padahal kamu tidak melihat, jangan pula katakan ‘Aku mendengar’ sedang kamu tidak mendengar, dan jangan katakan ‘Aku tahu’ sedang kamu tidak mengetahui, karena sesungguhnya Allah akan meminta pertanggung-jawaban atas semua hal tersebut.”

    Ibnu katsir menjelaskan makna ayat di atas adalah sebagai larangan untuk berkata-kata tanpa ilmu. (Tafsir Ibnu Katsir)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda:

    وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

    “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka katakanlah perkataan yang baik atau jika tidak maka diamlah.”(Muttafaqun ‘alaihi)

    Imam Asy-Syafi’i menjelaskan makna hadits di atas adalah, “Jika engkau hendak berkata maka berfikirlah terlebih dahulu, jika yang nampak adalah kebaikan maka ucapkanlah perkataan tersebut, namun jika yang nampak adalah keburukan atau bahkan engkau ragu-ragu maka tahanlah dirimu (dari mengucapkan perkataan tersebut).” (Asy-Syarhul Kabir ‘alal Arba’in An-Nawawiyyah)

    Ciri Muslim yang Baik

    Termasuk tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia mampu meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.

    Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

    مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ

    “Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.”

    Oleh karena itu, termasuk di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah ia menjaga lisannya dan meninggalkan perkataan-perkataan yang tidak mendatangkan manfaat bagi dirinya atau bahkan perkataan yang dapat mendatangkan bahaya bagi dirinya.

    Bahaya Tidak Menjaga Lisan

    Salah satu bahaya tidak menjaga lisan adalah menyebabkan pelakunya dimasukkan ke dalam api neraka meskipun itu hanyalah perkataan yang dianggap sepele oleh pelakunya. Sebagaimana hal ini banyak dijelaskan dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamsalah satunya adalah hadits yang telah disebutkan di atas.

    Atau dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amalan yang dapat memasukkannya ke dalam surga dan menjauhkannya dari neraka, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan tentang rukun iman dan beberapa pintu-pintu kebaikan, kemudian berkata kepadanya: “Maukah kujelaskan kepadamu tentang hal yang menjaga itu semua?” kemudian beliau memegang lisannya dan berkata: “Jagalah ini” maka aku (Mu’adz) tanyakan: “Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa dengan sebab perkataan kita?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Semoga ibumu kehilanganmu! (sebuah ungkapan agar perkataan selanjutnya diperhatikan). Tidaklah manusia tersungkur di neraka di atas wajah mereka atau di atas hidung mereka melainkan dengan sebab lisan mereka.” (HR. At-Tirmidzi)

    Imam Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata mengenai makna hadits di atas, “Secara dzahir hadits Mu’adz tersebut menunjukkan bahwa perkara yang paling banyak menyebabkan seseorang masuk neraka adalah karena sebab perkataan yang keluar dari lisan mereka. Termasuk maksiat dalam hal perkataan adalah perkataan yang mengandung kesyirikan, dan syirik itu sendiri merupakan dosa yang paling besar di sisi Allah Ta’ala. Termasuk maksiat lisan pula, seseorang berkata tentang Allah tanpa dasar ilmu, ini merupakan perkara yang mendekati dosa syirik. Termasuk di dalamnya pula persaksian palsu, sihir, menuduh berzina (terhadap wanita baik-baik) dan hal-hal lain yang merupakan bagian dari dosa besar maupun dosa kecil seperti perkataan dusta, ghibah dan namimah. Dan segala bentuk perbuatan maksiat pada umumnya tidaklah lepas dari perkataan-perkataan yang mengantarkan pada terwujudnya (perbuatan maksiat tersebut). (Jami’ul Ulum wal Hikaam)

    Buah menjaga lisan

    Buah menjaga lisan adalah surga. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

    من يضمن لي ما بين لحييه وما بين رجليه أضمن له الجنة

    Barangsiapa yang mampu menjamin untukku apa yang ada di antara kedua rahangnya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan) aku akan menjamin baginya surga.” (HR. Bukhari)

    Oleh karena itu wajib bagi setiap muslim untuk menjaga lisan dan kemaluannya dari perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah, dalam rangka untuk mencari keridhaan-Nya dan mengharap balasan berupa pahala dari-Nya. Semua ini adalah perkara yang mudah bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala. (Kitaabul Adab)

    Penutup

    Ketika kita telah mengetahui bahaya yang timbul akibat tidak menjaga lisan, dan kita pun telah mengetahui bagaimana manisnya buah menjaga lisan, sudah sepantasnya kita selalu berfikir sebelum kita mengucapkan suatu perkataan. Apakah kiranya perkataan tersebut akan mendatangkan keridhaan Allah Ta’ala atau bahkan sebaliknya ia akan mendatangkan kemurkaan Allah Ta’ala. Cukuplah kita selalu mengingat firman Allah Ta’ala (artinya):

    مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

    Tiada suatu ucapan yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf: 18).

    Juga firman Allah Ta’ala (artinya):

    وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

    Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)

    Semoga Allah Ta’ala senantiasa meluruskan lisan-lisan kita, memperbaiki amalan-amalan kita dan memberikan kita taufik untuk mengamalkan perkara yang Dia cinta dan Dia ridhai.

     Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits

    Read more…
  • Tutorial Jilbab Segiempat

    Read more…
  • Saat Nanti Kita Menjadi Ibu

    “Sebaik-baik wanita penunggang unta adalah wanita Quraisy, sangat penyayang terhadap anak-anaknya.” Subhanallah, sang ibu rela berkorban, bahkan untuk tidak menjadi Ummul Mu'minin sekalipun demi memelihara anak-anaknya.
    Read more…
  • Sampaikanlah Kepada Wanita

    Sampaikanlah kepada Wanita...

    Kecantikannya dapat menyalakan dunia ini. Dia ibarat sepotong surga yang menyilaukan mata siapapun yang melihatnya. Namun jika kecantikan ini terserak, maka akan menjadi hidangan yang ternikmat bagi nafsu jalang manusia. Kecantikan itu yang akan membawanya menduduki level yang pantas baginya, entah yang paling terhormat, ataupun yang paling terhina.  

    Sampaikanlah kepada Wanita...

    Godaan dan rayuannya, dapat melayangkan dan melenakan siapapun menuju sebuah dunia yang tidak lagi dikenali manusia. Adakah di dunia ini racun yang lebih hebat selain yang timbul dari fitnah seorang wanita? Atau adakah madu yang lebih manis selain yang hadir dalam keindahan wanita?

    Sampaikanlah kepada Wanita...

    keteduhannya dapat menenangkan dalam dahsyatnya hati yang bergolak. Dia adalah cerminan dari sebuah kebijaksanaan, yang bahkan lebih dalam dari pada kewibawaan seorang laki- laki.

    Keteduhan itu bisa hadir dari kesabarannya. Jika wanita bisa bersabar menghadapi dirinya sendiri dan semua cobaan yang datang kepadanya, maka dunia ini akan tetap baik- baik saja. 

    Keteduhan itu bisa hadir dalam lisannya. Lisan mereka adalah ibarat pisau bermata dua, dia bisa jadi penegak atau penghancur suaminya. Semua tergantung kepada pilihan yang berakar dari kebijakan hatinya sendiri. 

    Keteduhan juga dapat hadir dalam semangatnya. Semangat wanita adalah penguat. Walaupun dengan kelemahan fisik, namun keteguhan jiwa wanita dapat mengubah dunia dari kegelapan menjadi penuh cahaya, meleburkan keputusasaan menjadi niat yang tangguh, bahkan mampu untuk memindahkan gunung sekalipun. 

    Keteduhan juga hadir pula dalam kelembutannya. Lembutnya wanita adalah refleksi dari keagungan dan kasih sayang Allah, yang muncul di dunia. Ya, dimana lagi tempat berteduh yang lebih hangat di dunia ini, selain dalam dekapan ibu?

    Keteduhan itu hadir dalam ketaatannya. Taatnya dia kepada Allah, mengantarkannya menuju tempat yang indah, namun akan sangat masih asing bagi mata manusia, yaitu surga. Taatnya kepada sang suami akan menjauhkan cacat harga diri seorang laki- laki, dan menjadikan wanita sebuah simpanan yang terbaik, bahkan dari yang pernah ada. 

    Sampaikanlah kepada wanita...

    Namun, dia bisa saja menjadi pemusnah kebahagiaan yang tidak akan lekang oleh waktu.

    Kesedihan itu akan hadir dalam setiap tuntutannya yang jauh dari kata pantas. Dunia akan diliputi oleh rasa repot jika seorang wanita sudah tidak mengerti arti sebuah rasa syukur atas dunia. 

    Kehancuran itu hadir dalam pembangkangannya. Jika seorang wanita telah menjadi budak dari nafsunya sendiri, dan merasa pantas untuk menjadi yang paling berakal dari yang lainnya, maka lihatlah bahwa sebenarnya perasaan yang sudah meliputi dirinya tersebut, akan mengombang- ambingkan dalam sebuah ukuran yang tidak pasti dan berakhir dalam kebingungannya sendiri. 

    Sampaikanlah kepada wanita, keindahan itu adalah tentang hati, jiwa dan pikirannya yang selalu dekat hanya kepada Allah Subhanahu Wata'ala. 
     
    Sampaikanlah kepada wanita, bahwa dia adalah indah, bahkan terlalu indah untuk mereka sia- siakan sendiri.
     
    Sampaikanlah kepada wanita, bahwa dirinya lah sendiri, penyambung ataupun pemutus semua keindahan itu.

    (Syahidah/voa-islam.com)

    Read more…
  • Beginilah Cara Mereka Menghancurkan Kita

    “Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu.”(QS. At Taubah :32).

    Begitulah Allah memperingatkan kepada kita di dalam Al Quran, bahwa musuh- musuh Allah akan bertindak menghancurkan kita lewat sekecil- kecilnya celah. 

    Mereka membius kita para muslimah untuk merusak aqidah. Kenapa mereka sangat memprioritaskan wanita? karena wanita akan menjadi ibu dan seorang istri, ratu di rumah suaminya.

    Ketika wanita sudah terfitnah dan tergoda oleh godaan dan suguhan mereka, maka wanita itu juga akan mendidikkan dan mewariskan hal tersebut kepada generasi mereka selanjutnya.

    Mungkin sudah sangat jelas untuk kita bahwa islam memberikan sejumlah penghormatan kepada wanita, dalam bentuk aturan yang baku. Namun masih banyak dari kita yang tidak mengerti, belum mengerti atau malah tidak mau mengerti dengan sejumlah alasan yang kita buat sendiri. 

    Padahal telah sangat jelas bahwa mereka menayangkan sejumlah godaan dalam bentuk "hiburan" yang dikemas menarik.

    Sayang hiburan yang satu ini, bukannya menyenangkan hati, malah justru mengancam kesucian kehormatan saudara kita yang lain. Ya, lewat berbagai acara gosip mereka kembali memutar balikkan pikiran kita.

    Sayang sekali, akhirnya banyak dari kita yang menganggap semua itu adalah biasa. Maka jadilah, para wanita banyak yang berubah menjadi tukang gosip, dan penghasut modern.

    Mereka juga menawarkan model- model busana yang dikemas dengan kata "seksi". Sebuah kata yang kesannya mengangkat derajat wanita sehingga pantas menerima pujian. Padahal semua hanya dalih untuk menelanjangi wanita itu sendiri, dengan cara yang samarkan dibalik nama keindahan. 

    Atas nama seni, tak jarang pula mereka mengeksploitasi para wanita sehingga menjadi jelmaan dari Siti Zulaikha yang menggoda nabi Yusuf.

    Mereka begitu pandai membuat si wanita lupa menjaga kesucian dirinya, dan memutar balikkan hati untuk menjadi bahagia karena iming- iming harta dan ketenaran yang akan didapat.

    Begitulah, nilai- nilai materialistis sekaligus juga mereka ajarkan kuat- kuat agar para wanita mencintai dunia dan melupakan kewajiban serta kodratnya. 

    Tak lupa mereka menggaungkan kebebasan dan tuntutan persamaan dengan kaum adam, sehingga banyak dari wanita berani bertindak sewenang- wenang, bahkan menentang suami mereka, di rumah mereka sendiri.

    Jika sudah begitu, keharmonisan keluarga juga ikut terenggut, dan anak- anakpun menjadi tidak damai dan bahagia. 

    Sungguh, yang mereka tampilkan memang manis, yang ditampakkkannya memang indah, namun semua itu hanyalah kamuflase untuk menutupi semua kebusukan di dalamnya.

    Saudariku, sudah saatnya kita sadar, bangun dan melepaskan diri dari angan- angan yang mereka jejalkan dalam pola pikir kita tersebut.

    (Syahidah/voa-islam.com)

     

    Read more…
  • Menjadi Muslimah Cantik Nan Cerdas

    Setiap wanita adalah cantik. Dia terlahir indah dan telah menjadi fitrahnya untuk mencintai keindahan. Wanitapun juga suka melakukan banyak hal agar pesona kecantikannya semakin terpancar. Namun tahukah kita jika betapapun tingginya nilai kecantikan itu, tetap akan terasa hambar jika sebuah kecerdasan tidak diusahakan untuk dimilikinya?

    Ketika seorang wanita tidak cerdas mendidik hatinya, maka siapapun pasti akan tahu bahwa tiada lagi kecantikan akhlak atasnya.

    Ketika wanita tidak cerdas dalam berinteraksi dengan sesamanya, maka kecantikan tentang jati dirinya seakan diragukan oleh makhluk disekelilingnya.  

    Ketika kecerdasan itu tidak dia hadirkan dalam caranya berdialog atau berbicara, maka kecantikan juga dengan mudah lenyap dari dirinya, yang kemudian berganti dengan julukan penggosip dan atau perempuan kasar. 

    Ketika kecerdasan juga tidak ada dalam caranya berperilaku dalam kesehariannya, maka tidak akan ada pula kecantikan yang terpancar atas predikatnya sebagai seorang wanita.

    Sungguh, Kecerdasan tak hanya melulu dilihat dari kuatnya daya ingatnya atas sesuatu, atau hanya tercetak dalam lembaran catatan akademis, tapi lebih pada kesadaran wanita itu sendiri untuk menampilkan dirinya sebagai wanita dengan segenap nalurinya yang memang indah dan pantas untuk dihormati.

    Begitupun halnya dengan sebuah kecantikan. Kecantikan yang utama tidaklah hanya terbatas pada bagaimana caranya seorang wanita memoles muka, menuturkan bahasa dan atau menempatkan diri dalam pergaulannya. Namun kecantikan yang sesungguhnya terletak dalam cerdasnya dia menjaga diri dan kehormatannya. Yaitu, ketika seorang wanita cerdas dalam menata dirinya sesuai dengan aturan Allah subhanahu wata'ala.

    Jika hal tersebut dipenuhinya, maka kecantikan yang ada padanya tidak akan menjadi santapan liar laki- laki yang hanya melihat wanita tersebut dengan nafsu. Atau dengan kata lain wanita tersebut tidak akan hanya dibutuhkan oleh lelaki sebagai obyek yang hanya dilihat, dipikat, disikat, lalu ditinggal minggat, tetapi benar benar punya kelas dan partner handal untuk diajak berdebat. 

    Jadi, kecantikan dan kecerdasan bukanlah dua sisi yang harus dipilih namun harus digabungkan. Hal ini karena jika dua pesona itu bergabung dalam diri wanita, tentu saja hal itu akan menjadikan makhluk indah bernama wanita, terlihat semakin indah. 

    Memang, di dunia ini tidak ada kata sempurna, pun demikian halnya dengan kepemilikan sebuah kecerdasan dan keindahan dalam diri wanita. Namun percayalah, bahwa wanita yang mengusahakan agar kecerdasan dan kecantikan itu selalu ada dalam dirinya, tentu saja akan memiliki nilai lebih, dan akan nyaris mendekati sempurna.

    Selanjutnya, wanita seperti ini tentunya juga akan lebih mudah dipilih oleh laki- laki yang sholeh dari pada mereka yang hanya terlihat sibuk untuk tampil indah dengan rangkaian perhiasan bling bling di tubuhnya saja.

    (Syahidah/voa-islam.com)

     

    Read more…
  • KESABARAN AISYAH, ISTRI FIR'AUN

    Bismillahirahmanirahim ...

     

    Asiyah, istri raja Fir’aun yang dijadikan simbol sebagai seorang istri penyabar, meski telah mendapat perlakuan buruk dari sang suami. Semula Asiyah adalah satu-satunya wanita yang sangat dicintai oleh raja Fir’aun. Meski Fir’aun dikenal sebagai raja kejam yang tak segan-segan melakukan pembunuhan terhadap siapa saja yang menentangnya, namun terhadap wanita ini Fir’aun sepertinya masih ada perasaan “bertekuk lutut”nya.

    Kepada wanita ini Fir’aun rela mempersembahkan apa saja sebagai bukti rasa cintanya, termasuk salah satunya mengangkat Musa sebagai anak angkat atas permintaan Asiyah, yang sebenarnya kelak akan menjadi musuhnya sendiri. Disebutkan bahwa Asiyah memang seorang wanita yang begitu cantik. 

    Kecantikan wajah yang dimiliki juga diimbangi dengan keluhuran budi yang mulia. Maka tak heran jika Fir’aun mau menberikan cintanya kepada istrinya itu, konon Fir’aun membangun sebuah istana kecil di pinggir sungal Nila yang khusus dipersembahkan kepada Asiyah, istri tercintanya.

    Di awal-awal kehidupan berumah tangga tentu Asiyah masih bisa merasakan kebahagiaan sebagai istri seorang raja. Namun kebahagian itu tidak bisa dirasakan dalam jangka waktu yang lama. Sejak Fir’aun mengaku diri sebagai Tuhan, sekaligus memaksa kepada semua rakyatnya untuk menyembahnya, sejak saat itulah tekanan batin mulai dirasakan Asiyah. Paksaan Fir’aun supaya disembah dan diakui sebagai Tuhan tidak hanya berlaku bagi semua rakyat, namun juga terhadap Asiyah, istri Fir’aun sendiari. Dalam posisi seperti itu Asiyah tidak bisa berbuat banyak kecuali harus menuruti apa yang dipaksakan suami, meski dalam hati ia berontak.

    Asiyah bukanlah tipe wanita yang gampang minta cerai. Ya, wanita ini bukan model istri yang sedikit-sedikit ngambek, ngga sabaran, hingga gampang memutuskan untuk minta pisah. Asiyah adalah contoh wanita yang begitu sabar menghadapi keburukan sikap dari sang suami. Meski suami terus memperlakukan tidak baik terhadapnya, namun tetap saja ia berusaha untuk sabar dan tabah menghadapi cobaan derita tersebut. Begitu sabar dan tabahnya sikap Asiyah, sampai-sampai ia mau berkorban nyawa menghadapi perlakuan suaminya itu.

    Dikisahkan bahwa Asiyah sebenarnya mulai meyakini ajaran agama yang dibawa oleh Musa, anak angkatnya. Sejak Musa bersama Harun berusaha untuk meyadarkan Fir’aun, diam-diam Asiyah mulai sadar bahwa Tuhan yang sesungguhnya bukanlah suaminya, melainkan Dzat yang menciptakan bumi berserta isinya ini. Dan puncak dari ketabahan Asiyah hingga ia harus menerima siksaan dari Fir’aun adalah ketika Fir’aun menerima kekalahaan atas Musa pada saat pertarungan adu kekuatan antara ahli sihir Fir’aun dengan kekuatan mu’jizat yang diberikan Allah kepada Musa.

    Ternyata Asiyah yang telah menyaksikan jalannya pertarungan sihir tersebut mendapat hidayah dari Allah atas peritiwa itu dan langsung beriman kepada Tuhannya Musa. Bertahun-tahun lamanya ia memendam ketidakpercayaan terhadap suaminya yang mengakui sebagai Tuhan, kini wanita tersebut menjadi sadar bahwa ada Tuhan yang sesungguhnya. Peristiwa yang baru disaksikan adalah sebuah bukti dari kekuasaan Allah yang mampu membuka mata batinnya untuk menerima keimanan sebagai pegangan hidup. Seketika itu Asiayah menyatakan diri sebagai muslim bahkan dia juga berani berterus terang kepada Fir’aun.

    Firaun murka dan menjatuhkan hukuman kepadanya. Para algojo diperintahkan Firaun untuk segera melakukan penyiksaan kepada Asiyah, yang olehnya dianggap murtad itu. Tubuh Asiyah ditelantangkan di atas tanah di bawah terik sinar matahari. Kedua tangannya diikat kuat ke tiang-tiang yang dipatok ke tanah agar ia tak dapat bergerak-gerak. Wajahnya yang telanjang di hadapankan langsung ke arah datangnya sinar matahari. Asiyah pastilah tidak akan tahan akan sengatan panas matahari, dan akhirnya ia akan mengubah keimanannya kepadaku, demikian pikir Firaun.

    Tetapi, apa yang terjadi? Ternyata Tuhan tidak membiarkan hambanya menderita akibat kekafiran Firaun. Setiap kali para algojo meninggalkan Asiyah dalam hukumannya, segera malaikat menutup sinar matahari itu, sehingga langit menjadi teduh dan Asiyah tak merasakan sengatan matahari yang ganas itu. Asiyah tetap segar-bugar meskipun sudah dihukum berat.

    Kemarahan Fir’aun terhadap Asiyah semakin menjadi-jadi manakala Asiyah tetap tidak mau mengakui Fir’aun sebagai Tuhan dan lebih memilih mempercayai aqidah yang dibawa Musa dan Harun, walaupun Fir’aun sudah berusaha membujuknya, bahkan mengancamnya. Dan kemudian Fir’aun mengutus seseorang untuk datang kepada istrinya itu. Kepada utusan tersebut Fir’aun berkata, “Bawalah sebuah batu yang besar. Jika Asiyah tetap beriman pada Tuhan Musa dan Harun, pukulkan batu besar itu ke kepadanya. Namun jika ia mengubah pendiriannya maka tetaplah ia menjadi istriku”.

    Maka pada saat utusan tersebut sampai kepada Asiyah, istri Fir’aun ini sedang mendongakkan kepalanya ke langit. Untuk selanjutnya ia berdo’a kepada Allah. Al qur’an mengabadikan do’a Asiyah tersebut dalam sebuah ayat berikut:

    “Wahai Tuhan, bangunkanlah untukku sebuah rumah disisi-Mu dalam surga dan selamatkan daku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan daku dari kaum yang dzalim.” (QS. Ath-Tahrim: 11).

    Utusan Fir’aun itu mendekat dan menanyakan perihal keimanan yang dipegang teguh Asiyah. Wanita ini dengan tegarnya menjawab bahwa dia tetap dalam pendiriannya; mengakui bahwa ajaran yang dibawa Musa dan Harun adalah ajaran yang benar. Asiyah menyatakan dengan tegas bahwa tiada Tuhan selain Allah. Sesuai dengan perintah Fir’aun , utusan itupun langsung mengangkat batu besar yang akan dipukulkan ke kepala Asiyah. Namun sebelum batu tersebut mengenai kepalanya, terlebih dahulu Allah memerintahkan kepada malaikat Izrail untuk mencabut nyawa wanita mulia ini. Dengan demikian Asiyah selamat dari siksaan pukulan batu yang akan dibenturkan oleh utusan Fir’aun. baru setelah tubuh Asiyah ambruk tak bernyawa lagi, utusan itu langsung membenturkan batu besar ke kepala Asiyah hingga kepalanya berlumuran darah.

    SubhanAllah! Begitu tegar hati Asiyah dalam mempertahankan keimannya. Dia rela menerima kemurkaan suami, bahkan rela menaruhkan nyawanya demi mempertahankan iman dan taqwanya kepada Allah. Adakah wanita semacam Asiyah di era dimana banyak kaum wanita yang menuntut adanya emansipasi ini?

    Entahlah! Yang jelas sungguh sangatlah pantas jika Allah mengabadikan kisah kesabaran dan ketabahan Asiyah didalam Al Qur’an. Bahkan sangat tak berlebihan jika Nabi sendiri menyerukan kepada umat perempuannya untuk banyak banyak belajar kepada wanita yang satu ini.malah Nabi menyatakan dengan tegas bahwa siapapun yang bisa menjalani hidup sabar atas penderitaanya dalam rumah tangga, maka ia akan diberi pahala surga, sebagaimana Asiyah.

     

    ( Berbagai sumber)

    Read more…
  • Makna Gerakan Sholat

    Berdiri tegak menghadap kiblat :

     Menghadapkan jiwa raga kepada satu Dzat Yang Maha Esa dan Maha Segalanya.

     Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan, karena kalo duduk tidak mungkin berjalan, Tegak artinya kehidupan harus ditegakkan (ditumbuhkan) pada ruang waktu, iman harus ditegakkan, akhlak harus ditegakkan, amalan pribadi dan amalan sosial harus ditegakkan. 

    Dalam tegak berdiri, posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala Hukum dan Kehendak Allah bebas dari rasa kesombongan diri.Kedua tangan memegang ulu hati, simbol bahwa hati akan selalu dijaga kebersihannya dalam perjalanan hidup.

     Mengangkat tangan saat takbir :

    Lambang penyerahan diri secara total kepada Allah SWT.

    Pengawalan segala sesuatu, sbgm hidup dimulai kelahiran, sesuatu yg ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semuanya berawal dari Allah. Maka dengan takbir kita mengembalikan kepada segala aktivitas kita adalah karena Allah, ujung rantai dari awal segala awal, tidak karena guru, orang tua, orang lain (rantai pengetahuan bahwa kita harus Sholat) atau karena rantai rasa takut, rasa terpaksa, tapi karena ujung rantai rasa itu sendiri Allah sang Pencipta Rasa. Takbiratul Ihram sebagai starting point Sholat, simbol starting perjalan hidup. Maknanya penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa karenaNya ada dan karenaNYa melakukan perjalanan hidup.

    Ruku :

     Lambang hormat dan mengagungkan Dzat Yang Maha Kuasa serta mengingatkan kelemahan dan ketidakberdayaan diri kita.

    Mengenal Allah lewat hasil ciptaanNya . Dalam perjalanan hidup, pada ruang ciptaan Allah kita menemukan, menyaksikan dan merasakan bermacam-macam hal : tanah, air, gunung, laut, hewan, sistem kehidupan, rantai makanan, rasa senang, rasa sedih, rasa marah, kelahiran, kematian, pertengkaran, percintaan, ilmu alam, pikiran, manusia sekitar kita, Nabi Rosul , dsb pokoknya semua yang kita tahu dan kita rasa. Ini bukti bahwa Allah itu Ada sebagai Pencipta dari semua itu.

    Dan kita tahu apabila tanpa petunjuk para Utusan Allah (Nabi dan Rosul) kita tidak akan tahu jika semua itu ciptaan Allah, dan dengan para UtusanNya kita tahu tujuan arah hidup serta cara mengisi hidup agar selamat.

    Jadilah kita menghormati Para Utusan Allah (Rosul, Nabi, Malaikat) yang telah mengenalkan Allah pada kita serta menghormati langit bumi berserta isinya, serta termasuk kepada siapa yang mengenalkan Tuhan kepada kita seperti orang tua, guru. Penghormatan sebagai rasa terimakasih kita bahwa kita jadi tahu Tuhan itu seperti apa. Dalam penghormatan juga sebagai dinyatakan keinginan berpartisipasi untuk ambil bagian dalam pemeliharaan Ciptaan Allah ini dan tidak ingin merusaknya.

    Itidal

    Kemudian kita berdiri lagi untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh puja dan puji pada Allah serta penuh syukur setiap saat sehingga tercipta kepatuhan dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah maka akan tumbuh kekaguman dan kecintaan pada Allah sehingga tumbuh rasa cinta dan iklas atau dengan senang hati menjalani hidup sesuai Kehendak Allah.

    Sujud

    Lambang ketundukan dan kepasrahan secara total kepada AllahSWT. Karenanya diharamkan sujud kecuali kepada-Nya.

    Jika berdiri di analogikan dengan perjalan jasadi maka Sujud dengan kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari perjalanan hati (rohani). Dangan sujud hati dan fikiran kita direndahkan serendahnya sebagai tanda ketundukan total pada segala kehendak Allah dan mengikuti segala kehendak Allah.

    Dengan merekatkan kepala pada bumi dimana bumi adalah asal, tempat hidup dan tempat akhir hidup. Di bumi kita lahir di bumi kita menjalani waktu kehidupan, di bumi kita berladang amal, bumi menjadi saksi seluruh hidup kita, di bumi kita mati, di bumi kita dihukum (alam kubur). Merekatkan diri ke Bumi, bahwa awal dan akhir manusia dari dan ke bumi, berharap pada saat kematian keadaan diri kita sama saat dengan saat dilahirkan, yaitu dalam keadaan suci, sehingga bisa bertemu Allah.

    Duduk antara 2 Sujud

    Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah untuk memberikan segala kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan dengan Allah, butuh sumber dukungan hidup jasmani dan ruhani, serta pemeliharaan dan perlindungan jasmani ruhani agar tetap pada jalan Allah.

    Pengulangan sujud dua kali

    Sujud pertama mengingatkan asal-usul manusia yang diciptakan dari tanah, penyatuan Kehendak Allah dengan Kehendak ruhani/hati/jiwa.

    sujud kedua mengingatkan akhir perjalanan hidup manusia (cepat atau lambat) pasti kembali ke dalam tanah. pernyataan Pengagungan Dzat Nya Allah personal antara makhluk dan Sang Pencipta, pernyataan ingin kembali pada Sang Pencipta akhir dari perjalanan..

    Attahiyat

    Tahap pemantapan, Karena perjalan hidup itu naik turun dan fitrah manusia tidak lepas dari sifat lupa maka perlu pemantapan yang di refresh dan diulang untuk semakin kokoh. Yaitu Ikrar Syahadat, dengan simbol pengokohan ikrar melalui telunjuk kanan. Sebelum Ikrar memberikan penghormatan untuk para Utusan Allah dan Ruh Hamba-hamba Sholeh (Auliya) yang melalui merekalah kita mengenal Allah juga melalui ajaranya kita dibimbing menujuNya dan menjadikan mereka menjadi saksi atas Ikrar kita. Sholawat menjadi pernyataan kebersediaan mengikuti apa yang diajarkan Rosululloh Muhammad SAW, dan menempatkannya sebagai pimpinan dalam perjalanan kita. Salam penghormatan kepada Bapak para Nabi Nabi Ibrohim yang menjadi bapak induk ajaran Tauhid. Kemudian diakhir dengan permohonan doa dan permohonan perlindungan dari kejahatan tipuan Dajal / Iblis untuk menjaga perjalanan tetap pada keselamatan dan berhasil mencapai Allah.

    Menoleh ke kanan dan ke kiri dengan ucapan salam 

    Lambang ikrar di hadapan Allah setelah beraudiensi dengan-Nya, bahwa kemanapun pergi harus senantiasa menebar salam (kedamaian), rahmat (kasih sayang), dan barakah (tambahan kebaikan) untuk siapapun dan bahkan untuk apapun, sesuai dengan misi Rasulullah saw. 

    Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain yang sama-sama dalam perjalanan (aspek kemasyarakatan) menunjukkan bahwa hidup ini tidak sendiri, sehingga hendaknya menyebarkan salam dan berkah kepada sesama untuk saling bahu membahu menegakkan kehidupan yang harmonis (selaras) dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan di bumi Allah.

    Salam adalah penutup sekaligus awal dari mulainya praktek aplikasi Sholat dalam bentuk aktivitas kehidupan di lapangan hingga ke Sholat berikutnya. Nah salam itu simbol dari putaran yang dimulai dari kanan ke kiri dengan poros badan. Jika dihubungkan dengan Hukum Kaidah Tangan Kanan berarti arah energi ke atas, simbolisasi bahwa perjalanan digantungkan pada Allah SWT (di atas) sebagai penjamin keselamatan dalam perjalanan.

     

     

     

    Jika ada yang kurang atau salah mohon koreksinya 

    Read more…
  • 13 Aurat Wanita

    1. Bulu kening – Menurut Bukhari, Rasullulah melaknati perempuan yang mencukur atau menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening – Petikan dari (Hadis Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari)

    2. Kaki memakai gelang kaki berloceng – Dan janganlah mereka (perempuan) menghentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan – Petikan dari (Surah An-Nur Ayat 31.) Keterangan : Menampakkan kaki dan menghayunkan/ melenggokkan badan mengikut hentakan kaki terutamanya pada mereka yang mengikatnya dengan loceng sama juga seperti pelacur dizaman jahiliyah.

    3. Wangi-wangian atau parfum – Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zinanya terutamanya hidung yang berserombong kapal kata orang sekarang hidong belang – Petikan dari (Hadis Riwayat Nasaii, Ibn Khuzaimah dan Hibban)

    4. Dada – Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi bahagian hadapan dada-dada mereka – Petikan dari (Surah An-Nur Ayat 31.)

    5. Gigi – Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya – Petikan dari Hadis Riwayat At-Thabrani, Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah – Petikan dari Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.

    6. Muka dan leher – Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan mu seperti orang jahilliah yang dahulu. Keterangan : Bersolek (make-up) dan menurut Maqatil sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah.

    7. Muka dan Tangan – Asma binti Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasullulah: Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja – Petikan dari (Hadis Riwayat Muslim dan Bukhari.)

    8. Tangan – Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya – Petikan dari (Hadis Riwayat At Tabrani dan Baihaqi.)

    9. Mata – Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya – Petikan dari( Surah An Nur Ayat 31.)

    Sabda Nabi Muhamad SAW, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pandangan yang pertama sahaja manakala pandangan seterusnya tidak dibenarkan hukumnya haram – Petikan dari (Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi.)

    10. Mulut (suara) – Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik – Petikan dari (Surah Al Ahzab Ayat 32.)

    Sabda SAW, Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain, iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi – Petikan dari (Hadis Riwayat Ibn Majah.)

    11. Kemaluan – Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka – Petikan dari (Surah An Nur Ayat 31).Apabila seorang perempuan itu solat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam Syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya – (Hadis Riwayat Riwayat Al Bazzar.)

    Tiada seorang perempuanpun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya, melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah – Petikan dari (Hadis Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah.

    12. Pakaian – Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan terutama yang menjolok mata , maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan di hari akhirat nanti – Petikan dari (Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud, An Nasaii dan Ibn Majah.)

    Petikan dari (Surah Al Ahzab Ayat 59. )Bermaksud : Hai nabi-nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali . Lantaran itu mereka tidak diganggu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.

    Sesungguhnya sebilangan ahli Neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk Syurga dan tidak akan mencium baunya - Petikan dari (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.) Keterangan : Wanita yang berpakaian tipis/jarang, ketat/ membentuk dan berbelah/membuka bahagian-bahagian tertentu.

    13. Rambut – Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam Neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya – Petikan dari (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.)

    Read more…
  • Bentuk Cinta Sejati

    Seorang anak lelaki yang berumur 10 tahun bertanya kepada ibunya tentang arti cinta.

    Sang Ibu yang kebetulan adalah seorang janda yang baru saja diceraikan oleh suaminya karena sang suami telah mempunyai seorang kekasih gelap dan seorang istri muda.

     Sang ibu menjawab "cinta adalah sebuah kekuatan untuk saling menyayangi, mengasihi satu sama lain walaupun hatimu telah sakit."

     lalu anak bertanya lagi "bu, walau Ibu sudah disakiti ayah apakah Ibu masih mencintai ayah?"

     sang ibu menjawab "Tentu anakku, walaupun telah disakiti oleh ayahmu, hati kecil ibu masih berkata bahwa ibu masih sangat mencintainya."

     Anak … "Wah jika cinta memang harus terasa sakit, saya seumur hidup tidak akan pernah mencintai seseorang lah bu."

     Ibu .... "Oh tidak anakku, tidak semua cinta harus merasakan sakit dan tidak semua sakit itu karena cinta."

     Coba kamu lihat bunga Mawar dan Teratai itu, walau sakit dan pedih mawar dan teratai tetap bisa menebarkan senyumnya dan cintanya untuk semua orang.

     MAWAR → tetap segar dan memancarkan keindahan cinta pada setiap orang walaupun disekitarnya tumbuh duri duri dan bagi MAWAR kotoran yang ada di tanahnya tetap dan makin membuat indah senyumnya.

     TERATAI → makin mengembang nan indah jika air di bawahnya semakin kotor.

     Mendengar penjelasan dari sang ibu, sang anak hanya berdecak kagum dan berkata "andaikan di dunia ini semua orang bisa meniru kadar cinta, kasih mawar dan teratai pasti di muka bumi ini akan tentram dan damai tidak akan ada dendam ya bu."

     lalu Anak bertanya lagi kepada ibunya "Lalu dimanakah saya mencari cinta yang murni yang tidak harus mendapatkan sakitnya bu?."

     Sang ibu sambil tersenyum mengatakan "Sesungguhnya untuk mencari cinta sejatimu sangat sulit karena biasanya cinta sejatimu tersembunyi seperti permata yang indah di dasar lautan dan memang harus dicari, jika engkau sabar dan tidak menyerah maka engkau akan mendapatkannya nak. Setelah mendapatkannya engkau pun harus mengolah cintamu itu agar lebih berkilau."

     Anak ... "mengolah apa Ibu?"

     Ibu ... "Ya mengolah seperti permata yang diolah untuk dijadikan perhiasan. Cintamu diolah dengan saling pengertian, kejujuran dan keterbukaan."

     Dan sadarilah nak, luka yang paling sakit adalah menyakiti bukan tersakiti, Janganlah engkau melakukannya dan mereka-rekanya.

     Inilah yang kita namai cinta didalam kehidupan,

    luka.. asa.. rindu.. sepi..

    menjadi satu tak pernah terpisahkan,

    karena cinta melahirkan sajak-sajak airmata

    antara angan juga kenangan.

     

    Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA

    Read more…
  • BETAPA  hebat menjadi wanita. Lembut, penuh kasih, dilindungi, dihormati dan dihargai. Kehadirannya diperlukan oleh setiap manusia di semua peringkat usia. Sebagai anak dia menyenangkan. Sebagai saudara, dia menenteramkan. Sebagai isteri, dia menginspirasi. Sebagai ibu, dia pendidik ulung dan sebagai  teman, dia dikenal sebagai penasihat yang ikhlas.

    Di sebalik kekurangannya dari sisi akal dan agama, dalam banyak situasi, wanitalah pemeran utama di belakang layar. Baik pendidikan yang diterimanya, baiklah pula pengaruh yang dibawanya.

     Boleh dikatakan, wanita adalah penentu jatuh atau tegaknya pria. Malah dalam banyak kisah dari seluruh dunia , dia-lah yang membangunkan pria, memberikan motivasi dan buah fikiran yang tak dapat ditepikan.

     Hal yang sama berlaku kepada keluarga Muslim-mukmin yang cinta li ilah li kalimatillah, jihad fi sabilillah.  

    Dalam sebuah keluarga, posisi paling penting adalah sebagai isteri, karena dialah orang yang paling dekat dan paling mengerti suaminya. Di sinilah letaknya makna syarikatul hayah (pasangan kehidupan), yang setia menjadi sayap suami dalam keadaan suaminya hadir dan sewaktu ketiadaannya. Bersungguh-sungguh berusaha membantu secara hakiki dan maknawi dalam mencapai cita-cita hidup mulia atau mati syahid.

     

    Firman Allah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)  di dalam surah At-Taubah, ayat 71;

     

    وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ  اللّهُ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

     

     “Dan orang-orang yang mukmin pria dan wanita, sebahagian daripada mereka adalah penolong bagi sebahagian yang lain, mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, mereka mendirikan shalat, mengeluarkan zakat dan ta’at kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan dirahmati Allah. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Bijaksana.”

          Apakah syarikatul hayah (partner kehidupan?), apakah kriteria yang diperlukan? Secara ideal, seorang wanita Muslim haruslah memiliki modal :

    1.  Memiliki tingkat iman dan taqwa yang memadai 

     Paling tidak, mampu membedakan mana yang haq dan mana yang batil. Cukup pula untuk dia memilih dan memilah yang halal, haram dan yang syubhat. Dengan demikian, dia menggenggam izzah-nya dengan kuat.

    Bila sudah berbekal dengan iman dan taqwa, dia tidak akan mudah berputus asa dan kemudian diserang kemurungan apabila ditimpa musibah. Dan dua bekal tersebut akan menjadi benteng dirinya dari terjebak ke dalam perbuatan atau kerja yang berisiko mengancam aqidah dan akhlaq.

     2. Sebaiknya dia menguasai ilmu dien dan akademik  

     Wanita yang berwawasan akan menyadari kepentingan ilmu lantaran dialah yang akan memikul tanggung-jawab sebagai guru besar kepada anak-anaknya, baik semasa keberadaan suami  di rumah maupun pada saat ketidakhadiran suami. Dengan ilmu, dia mampu berperan sebagai pembantu pribadi suami dan berupaya menjadi pendidik kepada anak-anaknya.

    Sementara dengan kemahiran atau skil-skil tertentu, antara lain, memasak, menjahit, mengajar, memandu kenderaan dan lain-lain, dia akan memiliki inisiatif dan kreativitas dalam menjalani hidup, baik bersama suami mahupun ketika bersendirian.

     3. Berkemampuan mengendali emosi

     Wanita Muslim yang baik, ia harus sanggup bersusah-payah dan berusaha untuk qanaah, karena suami yang cintakan Allah, agama dan jihad akan otomatis menjadikan dunia sebagai sarana menuju akhirat, bukan sebagai kesenangan dunia semata. Menurut istilah Imam Asy-Syafii rahimahullah, “Hakikat zuhudadalah tidak meletakkan dunia di hatinya.”

    Ini bermakna, bahwa seorang isteri harus kuat menahan hati dan emosi bila kekayaan sewaktu-waktu  bila keperluan dunia makin tidak sempurna dan mulai berkurang.

     4. Memiliki mental yang kuat

     Dalam bahasa yang lebih mudah, wanita harus kuat menahan perasaan. Ada banyak kondisi dan situasi yang menuntut kemampuan ini : kepergian suami dalam waktu lama, anak yang sakit di kala suami sibuk dan tak dapat mendampingi, keperluan ummat yang menyita waktu bersama suami. Atau ujian berat, ketika para wanita mendapi suami-suami mereka di penjara. Sementara keluarga yang tidak mendukung dan kondisi keuangan yang tidak stabil, adalah satu hal yang tak dapat tepiskan begitu saja. Bahkan berat pula kondisi ketika para suami berkeinginan “membantu” mengangkat derajat kaum hawa menjadi pendamping.

    Sungguh luar biasa semua itu, jika perasaan marah, cengeng,  dan cemburunya mampu diletakkan di tempat yang betul dan baik serta wajar.

     5. Mampu mengawal diri dari sifat buruk yang timbul dari situasi tertentu

    Sifat buruk di sini antara lain adalah; membanggakan diri sebagai isteri, dengan itu dia paling tau banyak hal. Membanggakan suami dan merendahkan orang lain bisa juga menganggap dirinya orang paling malang dan paling memerlukan perhatian banyak orang ketika sedang  ditimpa musibah dan lain sebagainya.

     6. Memiliki daya tahan dan kemauan yang kuat

     Daya tahan seorang istri-lah yang menjadi inspirasi dan menjadi pendorong utama para suami untuk melaksanakan amal dan karir. Dia ibarat  antibodi yang gigih melawan sembarang jenis bakteri, kuman dan  virus yang menyerang jiwa dan semangat suami dan keluarga.

    Dia berkemauan kuat untuk bersama-sama suaminya menempuh ombak lautan perjuangan di dalam kapal bernama “jihad”  dan rumahtangga menuju jannah Rabbnya. Dengan kemauan kuat yang kadang kelihatan seperti sebuah kedegilan, jiwa rapuh ditegakkan, semangat layu disegarkan dan air mata diusap dan diganti dengan senyuman.

     7. Selalu berinisiatif untuk kelihatan menarik di mata suami

     Wanita Muslim harus menarik dari berbagai segi; penampilan, cara berpakaian, berfikir, bersikap, berbicara dan mengambil keputusan, dalam waktu senang maupun susah. Wanita sebeginilah yang RasulullahShalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)  maksudkan dalam sebuah ucapannya,

     “Tidakkah mau aku kabarkan kepada kamu tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? Wanita sholehah adalah wanita yang bila dilihat suaminya menyenangkan, bila diperintah ia mentaatinya dan bila suaminya meninggalkannya, ia menjaga diri dan harta suaminya.” [Hadith riwayat Abu Daud dan An-Nasa’i)

     Berbahagialah wanita yang membahagiakan suaminya.  Pria yang berjaya adalah pria yang bahagia lantaran telah memperoleh sebaik-baik perhiasan. 

     Rasulullah dalam sebuah haditsnya mengatakan,  "Ad dunya mata', wa khoiru mata'iha al mar'atus Shalihat."(dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah isteri Shalihat, HR. Muslim)

     Pria yang berjaya adalah pria yang jiwanya bahagia dan merdeka, adalah pria yang tidak terpenjara oleh ulah dan ragam wanita di sisinya. Untuk itu, kesempatan belajar dan hak dididik perlulah diberi kepada kaum wanita. Tak ada ruginya pria memberi kesempatan wanita belajar. 

     “You get what you give.”

    Yakinlah, tangan yang lemah lembut, akan mampu menggoncangkan dunia. Wallahu a’lamu  bish-shawabi. (Hanya Allah yang Maha tahu kebenarannya)

     

     

     

    *Sumber : Hidayatullah.com*

    Read more…
  • Saya sudah melakukan yang terbaik… REALLY???

    Banyak yang saat konsultasi maupun komunikasi via twitter mengatakan mereka sudah melakukan yang terbaik. Dan mereka sudah merasa lelah. Merasa pasrah, sudah tidak ada lagi yang mereka bisa lakukan untuk memperbaiki kehidupan pernikahan mereka. Dan biasanya cenderung untuk menyalahkan pasangan yang memang tidak mau memperbaiki hubungan ini.

     

    Sebelum kita mengklaim bahwa kita sudah lakukan yang terbaik, yuk coba kita lihat beberapa pertanyaan dibawah ini. Kalau kita bisa menjawab semua pertanyaan dibawah ini dengan positif, mungkin kita bisa mengatakan bahwa kita sudah melakukan yang terbaik.

     

    1. Saatsepertinya pasangan sudah menyerah dan tidak mau memperbaiki hubungan, apa pilihannya? Ikut menyerah? Hasilnya sudah pasti! Kalau berjuang….???
    2.  “Saya sdh lelah berjuang utk memperbaiki pernikahan…” Yakin sudah melakukan yang terbaik? Versi siapa?
    3.  Apakah bekal ilmu & skill yang kita miliki sudah cukup untuk bisa mengatakan kita sudah melakukan yang terbaik?
    4. Apakah kita sudah mempraktekkan hukum alam… memberi,memberi dan memberi…???
    5. Sudahkah kita melakukan perubahan diri yang diperlukan untuk bisa memperbaiki keadaaan???
    6. Sudahkah kita memiliki mindset yang tepat dalam memperbaiki hubungan dengan pasangan???
    7. Sudahkah kita menginvestasikan  waktu, perasaan dan usaha kita dalam jumlah yang cukup untuk memperbaiki keadaan?
    8. Apakah kita sudah jadi orang yg lebih baik di rumah? Yakin kita bukan memberikan ‘sisa’ dari diri kita?
    9. Saat mengatakan sudah melakukan yang terbaik, apakah kita sudah jujur dengan diri sendiri? Parameter apa yang dipakai?
    10. Sudah berapa lama kita menikah tidak bisa dijadikan patokan bahwa selama itulah kita sudah berjuang melakukan yang terbaik.
    11. Mungkin justru kita mempunyai peran yang ikut meyebabkan kondisi pernikahan kita saat ini
    12. Apakah kita sudah tahu apa kebutuhan pasangan kita? Apakah dia sudah merasa disayang, dihargai?
    13. Apakah kita sudah yakin apa yang kita sampaikan kepada pasangan tidak disalah mengerti oleh dia?
    14. Apakah kita sudah tahu bagaimana menciptakan suasana nyaman dalam pernikahan kita? Sudahkah kita mempraktekkannya?
    15. Jangan terlalu cepat mengatakan kita sudah melakukan yang terbaik dalam kehidupan pernikahan kita.
    16. Yang sering terjadi kita hanya mengikuti ego dan emosi saja. Keinginan kita untuk berjuang cenderung rendah
    17. Sudah berapa tahun kita melakukan transformasi diri? Apakah kita tahu apa yang harus dirubah dari diri kita?
    18. Apakah kita sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan? Apakah kita sudah berusaha mencari tahu?
    19. Apakah dengan ‘ bekal’ yang kita miliki saat menikah (seadanya) cukup untuk kita gunakan untuk mengarungi bahtera rumah tangga?
    20. Apakah kita sudah secara sengaja menambah ilmu tentang bagaimana membangun keluarga yang harmonis?
    21. Apakah kita sudah siap untuk membayar harga yang diperlukan untuk mendapatkan pernikahan yang bahagia?
    22. Kalau kita mengatakan pernikahan bahagia penting buat kita… apakah tindakan kita sudah  sesuai dengan apa yang kita katakan tersebut?
    23. Sebenarnya, banyak pertanyaan yang bisa saya sampaikan saat ada yang mengatakan saya sudah lakukan yang terbaik…
    24. Kalau memang kita sudah lakukan yang terbaik, hati kita pasti tenang… kita tahu Allah tidak buta.. Kita bisa berserah…
    25. Yuk jangan terlalu cepat mengatakan saya sudah lakukan yang terbaik… masih ada ruang untuk tumbuh untuk melakukan yang terbaik..
    Read more…
  • Hati kita Milik Allah

    Hati kita Milik Allah
    Read more…
    • Comments: 0
    • Tags:
  • Membuat Gamis Lebih Trendi

    Gamis sudah menjadi trend busana muslim di Indonesia. Banyak muslimah yang kini menyukai gamis ketimbang baju potongan. Selain menampilkan sisi feminim, baju gamis juga lebih murah daripada harus membeli atasan dan bawahan. Sayangnya, banyak orang mengira bahwa baju gamis itu monoton. Padahal banyak cara untuk membuat baju gamis lebih trendi dan variatif.

    Aneka Motif

    Motif baju sangat penting untuk menghilangkan kesan monoton. Satu kain bermotif yang dibuat gamis lebih bagus ketimbang kain polos tanpa corak apapun. Bila ingin menggunakan kain polos untuk gamis, hendaknya diberikan aksesoris tambahan seperti bordir, renda, atau tali.

    Belakangan masyarakat menyukai motif batik untuk membuat baju gamis. Batik sekarang memang lebih variatif dalam hal corak dan dapat dipakai untuk acara formal maupun nonformal. Motif lain yang tidak kalah menarik adalah kotak-kotak, polkadot, dan garis belang.

    Paduan Motif-Polos

    Memadukan kain polos dengan bermotif pada baju gemis akan menyajikan tampilan variatif dan indah. Misalnya saja anda pilih bawahan batik dengan atasan polos yang dilengkapi dengan pita samping di sepanjang potongan kainnya. Contoh lain adalah kain polos yang sebagian depannya diberikan motif kotak-kotak. Kunci perpaduan yang tepat adalah keserasian warna. Bila warnanya kurang pas, maka paduannya akan terlihat jauh lebih buruk.

    Paduan Dua Warna atau Lebih

    Warna polos yang dipadukan juga dapat mengurangi kesan monoton. Misalnya saja, gamis warna jeans yang dipadukan dengan warna merah bata (menyala). Keduanya harus dalam satu level kecerahan. Bentuk gamis seperti baju selempang zaman dulu berwarna biru jeans dan bagian lengan (kaos) menggunakan warna merah.

    Ada lagi warna kain polos yang cantik saat dipadukan, yaitu coklat dan krem. Bawahan menggunakan warna coklat tua dengan atasan dipadukan dengan warna krem yang ditambahi hiasan coklat seperti warna roknya. Cara ini juga akan membuat baju gamis lebih variatif.

    Padukan Dengan Luaran

    Anda dapat menambahkan pakaian luar seperti cardigan, jaket, atau rompi pada gamis untuk lebih variatif. Misalnya saja menggunakan gamis bermotif bunga kecil-kecil dari kain katun yang roknya dibuat mengembang. Kemudian anda tambahkan rompi dari kain wol yang tidak rapat (bolong-bolong) dengan tali bagian belakang.

    Bisa juga memberikan cardigan pada gamis tanpa lengan dengan warna senada. Cara lain membuat baju gamis lebih variatif adalah dengan menambahkan jaket rumbai. Jaket tanpa kancing dengan model depan mengombak motif pas untuk baju gamis polos tanpa lengan. Tentu penampilan anda semakin menarik

    Apapun paduan gamis anda, jangan lupa untuk melihat warna kulit. Bila warna kulit anda sangat gelap, berhati-hatilah memilih warna baju dan motif. Begitu pula dengan orang berukuran tubuh besar atau mungkin terlalu kurus karena apa yang anda kenakan akan mengubah penampilan.

    sumber : jualjilbab

    Read more…
RSS
Email me when there are new items –
Live Support