All Posts (144)

  • Tips Nyaman Bermotor Bagi Wanita Berjilbab

    Bagi wanita yang mobilitasnya tinggi, demi menghemat waktu, banyak yang memilih menggunakan sepeda motor daripada kendaraan umum. Untuk itu Safety Riding terutama dalam hal penggunaan helm tidak boleh dilupakan. Bagi yang berjilbab ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan yaitu :

    1. Model jilbab

    Pilih yang modelnya sederhana saja, karena bila modelnya ribet apalagi membutuhkan penggunaan jarum pentul, peniti atau bros, akan mengurangi kenyamanan penggunaan helm. Lagipula, bila sudah memakai jilbab dengan aneka model, akan rusak bila ditimpa helm. Lebih baik berganti jilbab dan berdandan saat sudah ditempat tujuan.

    2. Ciput jilbab

    Hindari penggunaan ciput (dalaman jilbab) dengan bentuk menyerupai topi, karena akan terasa mengganjal sehingga mempersulit penggunaan helm serta dapat mengganggu pandangan. 

    3. Gunakan jaket

    Sebaiknya gunakan jaket saat berkendara. Fungsi jaket disini selain melindungi tubuh juga agar jilbab tidak berterbangan tertiup angin yang bisa mengurangi konsentrasi saat berkendara. Caranya : masukkan ujung-ujung jilbab kedalam jaket.

    4. Pemilihan warna jilbab

    Bila berkendara di siang hari, hindari jilbab berwarna gelap apalagi hitam. Di negara tropis seperti Indonesia ini, akan sangat menyiksa jika memakai jilbab hitam saat menggunakan sepeda motor di siang hari karena warna hitam menyerap panas. Anda akan merasa tidak nyaman karena menjadi lebih mudah berkeringat.

    Read more…
  • 8 Tips Merawat Rambut Berjilbab

    Wanita yang mengenakan jilbab diharuskan untuk memberikan perhatian ekstra dalam merawat kesehatan rambut dan kulit kepala karena rentan rusak dan rontok jika tidak dirawat dengan tepat. Namun bila perawatan dilakukan dengan tepat maka rambut Anda akan tetap terlindungi dengan baik. Berikut tips merawat rambut wanita berhijab :

    1. Jaga kebersihan rambut dan kulit kepala. dapat dilakukan dengan cara keramas teratur minimal 3 kali seminggu. Pilih produk rambut seperti shampoo, conditioner,masker, tonik rambut dan serum yang benar-benar sesuai dengan jenis rambut dan kondisi kulit kepala Anda.

    2. Sebelum mengenakan hijab, usahakan rambut selalu dalam kondisi kering. Jika rambut dalam kondisi basah dapat memicu timbulnya bau tidak sedap, ketombe, bahkan kerontokan.

    3. Selalu sisir dan rapikan rambut sebelum dan sesudah mengenakan jilbab.Gunakan sisir yang bergigi jarang untuk mengurangi kerontokan . Hindari menyisir dari arah belahan rambut karena kerontokan bisa bermula dari garis velahan rambut.

    4. Jika rambut Anda panjang, usahakan tidak mengikat rambut terlalu kencang. Gelung atau ikatlah dalam kondisi renggang dan pilih ikat rambut yang lembut. HIndari jepit rambut dari metal atau karet gelang karena bisa menyebabkan kerusakan rambut akibat pergesekan dengan bahan tersebut. Mengikat rambut terlalu kuat juga bisa menimbulkan rasa pusing di kepala.

    5. Pilih jilbab dengan bahan yang menyerap keringat, misal bahan katun atau kaos.

    6. Pilh warna jilbab yang tepat. Hindari memakai jilbab berwarna gelap pada siang hari, karena akan lebih ceoat menyerap sinar matahari yang dapat menyebabkan keringat dan lembat di rambut dan kulit kepala.

    7. Istirahatkan rambut saat tidak sedang berjilbab dengan cara tidak mengikatnya. Beri kesempatan rambut untuk bernafas. Selain lebih menyegarkan dan mengurangi kelembaban,hal ini untuk menghindari kerontokan dan ketombe.

    8. Penuhi nutrisi rambut dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan protein dan vitamin B6, B12, dan C, serta vitamin pendukung rambut lainnya.

    Read more…
  • KEDERMAWANAN AISYAH RADHIALLAHU ANHA.

    Kisah tentang Aisyah radhiallahu ‘anhaa yang sedang berpuasa, lalu ada seorang miskin yang meminta makanan kepada Aisyah, sementara Aisyah tidak memiliki kecuali hanya sepotong roti.

    Lalu Aisyah memerintahkan budak wanitanya untuk memberikan sepotong roti tersebut kepada sang miskin, maka sang budak berkata,

    “Engkau bakalan tidak memiliki makanan untuk berbuka puasa”.

    Akan tetapi Aisyah tetap memerintahkannya untuk memberikan roti tersebut kepada sang miskin.

    Maka ternyata tatakala sore hari ada seseorang yang memberikan hadiah seekor kambing yang sudah dimasak untuk Aisyah.

    (Lihat Tafsiir Al-Qurthubi 18/26)

    ~Abu Farah Al Farouq~

    Read more…
    • Comments: 0
    • Tags:
  • ISLAM AGAMA KASIH SAYANG

    Dunia barat begitu gencar menuduh islam dan umatnya sebagai agama yang bengis dan mengajarkan kekejaman.

    Saya yakin anda mengetahui bahwa tuduhan mereka itu menyalahi fakta. Islam adalah agama pembawa kasih sayang bagi alam semesta.

    Bukan hanya bagi umat manusia, namun hingga seluruh makhluq hidup di muka bumi ini.

    Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengisahkan kisah berikut:
    أَنَّ رَجُلًا رَأَى كَلْبًا يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ العَطَشِ، فَأَخَذَ الرَّجُلُ خُفَّهُ، فَجَعَلَ يَغْرِفُ لَهُ بِهِ حَتَّى أَرْوَاهُ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ، فَأَدْخَلَهُ الجَنَّةَ
    Ada seorang lelaki yang mendapatkan seekor anjing yang menjilati tanah karena kehausan. Segera lelaki itu mengambil sepatunya dan menimba air dengan sepatunya itu hingga anjing itu puas minum. Atas perbuatannya itu Allah menerimanya sebagai amalan baik, lalu iapun memasukkannya ke surga ( muttafaqun alaih)

    Sebaliknya, nabi juga menceritakan perihal wanita yang mengurun seekor kucing hingga mati kelaparan. Beliau mengomentari perilaku wanita tersebut dengan bersabda:
    «دَخَلَتِ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا، فَلَمْ تُطْعِمْهَا، وَلَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ»
    Ada seorang wanita masuk neraka karena menyiksa seekor kucing. Ia mengikatnya namun tidak memberinya makan, dan tidak pula melepaskannya mencari makan sendiri dari serangga yang betebaran di tanah. (Muttafaqun alaih)

    By: Ust. Dr Muhammad Arifin Badri

    Jangan lupa dishare semoga bermanfaat dan menginspirasi
    serta menjadi renungan bagi sahabat yang lainnya.

    Read more…
  • 1. Tidak punya rasa malu.
    Yang tidak malu melakukan hal-hal yang dilarang Allah. Ia jauh dari sifat takwa dan banyak melakukan maksiat.

    2. Ausyarah (jorok)
    Yaitu tidak pandai mengatur rumah, malas merapikan diri, dan malas melakukan apapun, sehingga dirinya, anak-anak dan rumahnya, kotor dan tidak menyenangkan.

    3. Asysyakasah (berani/menantang)
    Yaitu suka membebani suaminya di luar kemampuannya, sehingga mendorong suami melakukan hal-hal yang dimurkai Allah.

    4. Innah (berani/menantang)
    Yang tidak ingin diperintah suaminya untuk melakukan hal-hal yang baik. Berani melanggar apa yang diperintahkan, bahkan menentang si suami dengan tetap melakukan maksiat.

    5. Bitnah (mementingkan isi perut dan banyak menuntut)
    Yang tidak suka berinfak dan enggan mengeluarkan zakat. Selalu menumpuk harta kekayaan dan mengnyangkan perut dengan makanan-makanan yang tiada habisnya. Tidak terlintas dibenaknya untuk menyantuni fakir miskin dan anak yatim. Untuk memenuhi segala keinginan nafsunya, ia mendorong suaminya untuk melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan kemurkaan Allah.

    6. Bahriyah (mendorong suami untuk berbuat jahat)
    Yaitu selalu menghalangi suami untuk berbuat baik. Jika melihat suami menyisihkan beberapa persen dan pendapatan untuk zakat dan infak, ia sibuk mencerca dan mengadu pada suami tentang ekenomi rmah tangga yang morat-marit, kebutuhan anak yang semakin membesar, pakaian yang telah robek, sepatu yang telah usang dan sebagainya, sehingga suami menjadi ragu-ragu.

    7. Tidak aktif.
    Yaitu malas berbuat apapun. Tidak punya keinginan untuk menambah ilmu duniawi maupun ukhrawi.

    Read more…
  • Terputusnya Amal Kecuali 3 PERKARA

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

    “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu):

    1. Sedekah jariyah,
    2. Ilmu yang dimanfaatkan, atau
    3. Do’a anak yang sholeh”

    (HR. Muslim no. 1631)

    Read more…
  • Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

    اِرْفَقْ بِالْقَوارِيْرِ

    “Lembutlah kepada kaca-kaca (maksudnya para wanita)” (HR Al-Bukhari V/2294 no 5856, Muslim IV/1811 no 2323, An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubro VI/135 no 10326 dan ini adalah lafal An-Nasa’i)

    Berkata Ibnu Hajar, “Al-Qowarir plural (kata jamak) dari singular (kata tunggal) Qoruroh yang artinya adalah kaca…berkata Romahurmuzi, “Para wanita dikinayahkan dengan kaca karena lembutnya mereka dan lemahnya mereka yang tidak mampu untuk bergerak gesit. Para wanita disamakan dengan kaca karena kelembutan, kehalusan, dan kelemahan tubuhnya”…yang lain berkata bahwasanya para wanita disamakan dengan kaca karena begitu cepatnya mereka berubah dari ridho menjadi tidak ridho dan tidak tetapnya mereka (mudah berubah sikap dan pikiran) sebagaimana dengan kaca yang mudah untuk pecah dan tidak menerima kekerasan” (Fathul Bari X/545)

    Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin, “…Sebuah kata yang engkau ucapkan bisa menjadikannya menjauh darimu sejauh bintang di langit, dan dengan sebuah kata yang engkau ucapkan bisa menjadikannya dekat hingga di sisimu” (Asy-Syarhul Mumti’ XII/385)

    Berkata Al-Qodhi ‘Iyadh, “Para wanita disamakan dengan kaca karena lemahnya hati mereka” ( Masyariqol Anwaar II/177). Demikianlah…Allah telah menciptakan wanita dengan penuh kelembutan dan kelemahan. Hati mereka lemah sehingga sangat perasa. Mudah tersinggung…namun senang dipuji. Mudah berburuk sangka…mudah cemburu…mudah menangis…demikianlah wanita.

    Sikap para wanita begitu cepat berubah terhadap sikap suami mereka…terkadang hari ini ridho dengan sikap suaminya…besok hari marah dan tidak ridho…, apalagi jika sang suami melakukan kesalahan….

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطٌ

    “Seandainya engkau berbuat baik pada salah seorang istri-istrimu sepanjang umurmu kemudian dia melihat suatu (yang tidak disukainya) darimu maka ia akan berkata, “Aku sama sekali tidak pernah kebaikan darimu” (HR Al-Bukhari I/19 no 29 dan Muslim II/626 no 907)

    Basa-basi sangat diperlukan dalam menghadapi wanita

    Hendaknya seorang suami pandai bersiasat dan berstrategi dalam bergaul dengan istrinya hingga menarik hatinya.

    Berkata Ibnu Hajar, “Hadits ini menunjukan akan dianjurkannya untuk berbuat mujamalah (berbasa-basi) untuk menarik hati para wanita dan melembutkan hati mereka. Hadits ini juga menunjukan siasat dalam menghadapi wanita yaitu dengan memaafkan mereka serta sabar dalam menghadapi kebengkokan mereka. Dan barangsiapa yang berharap selamatnya para wanita dari kebengkokan maka ia tidak akan bisa mengambil manfaat dari mereka, padahal seorang pria pasti membutuhkan seorang wanita yang ia merasa tentram bersamanya dan menjalani hidup bersamanya. Seakan-akan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sempurna menikmati (bersenang-senang) dengan seorang wanita kecuali dengan bersabar menghadapinya” (Fathul Bari IX/254)

    Berkata Imam An-Nawawi, “Hadits ini menunjukan sikap berlemah lembut terhadap para wanita, bersikap baik kepada mereka, sabar menghadapi bengkoknya akhlak mereka, sabar menghadapi lemahnya akal mereka, dan dibencinya menceraikan mereka tanpa ada sebab, serta janganlah berharap lurusnya seorang wanita” (Al-Minhaj X/57)

    Oleh karena itu sikap basa-basi dihadapan wanita sangatlah diperlukan untuk menundukannya, bahkan hal ini disunnahkan sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

    أََلآ إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَأَنَّكَ إِنْ تُرِدْ إِقَامَتَهَا تَكْسِرْهَا فَدَارِهَا تَعِشْ بِهَا

    “Ketahuilah bahwasanya wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan jika engkau ingin untuk meluruskannya maka engkau akan mematahkannya, oleh karenya barbasa-basilah niscaya engkau akan bisa menjalani hidup dengannya” (HR Al-Hakim di Al-Mustadrok IV/192 no 7333, Ibnu Hibban (Al-Ihsan IX/485) no 4178, Ad-Darimi II/198 no 2221 dari hadits Samuroh bin Jundaub. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani (Lihat Shahihul Jami’ no 1944))

    Read more…
  • KIAT-KIAT ISLAM MENGATASI KEMISKINAN

    Beberapa nasehat Ustadz Yazid Abdul Qodir Jawas dalam kajiannya hari ini: KIAT-KIAT ISLAM MENGATASI KEMISKINAN

    ~ Perhatikanlah hadits ini:

    Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ

    Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. HR Muslim

    ~ Tidak boleh bergantung hidup kepada manusia atau mengharapkan belas kasihan orang lain. Mintalah rizki hanya kepada Allah, sesungguhnya manusia itu faqir, Allah lah yang Ghoniy/kaya

    ~ Janganlah malas, sesungguhnya para Nabi bekerja dan hidup dari usaha sendiri, berdoalah dari sifat kemalasan sebagaimana Nabi shalallahu 'alaihis salam selalu berdoa :

    Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:

    اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

    (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706

    ~ Bangunlah di waktu pagi

    Dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

    “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”

    ~ Bersyukurlah dengan rizki yang ada " APA YANG SEDIKIT DAN CUKUP LEBIH BAIK DARIPADA BANYAK AKAN TETAPI MELALAIKAN"

    ~ Jauhilah berhutang, kecuali dalam keadaan yang terdesak. Catatlah hutang, segera membayarnya, apabila belum bisa membayar pada saat jatuh tempo datanglah minta tenggang waktu. Jangan sampai tanpa ada kabar.

    ~ Mengapa hidup kita terasa sempit, berpikirlah : apakah karena kurangnya ibadah kita kepada Allah, kurangnya istighfar kita kepada Allah atau banyaknya dosa dan maksiat yang telah kita lakukan

    ~ Bekerja adalah wajib, usaha adalah wajib akan tetapi wajib juga mendidik anak dan istri, berbakti kepada orang tua, membaca Al Qur'an, membaca buku yang bermanfaat, silaturrahim tetap, aturlah waktunya

    ~ Kita tidak makan dari hasil usaha orang lain, tidak tergantung kepada orang lain, jangan minta-minta. Makanlah dengan usaha sendiri.

    ~ Wahai para istri bersyukurlah kepada para suami yang telah memberimu nafkah, syukurilah rizki yang telah Allah takdirkan untukmu melalui usaha suamimu, janganlah kalian bersifat boros

    Read more…
  • Pesan Rosulullah Kepada Fatimah

    Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridlaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridla denganmu tidaklah akan aku doakan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah, bahwa ridla suami itu dari Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?
    Ya Fathimah, apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Apabila ia mulai sakit melahirkan, maka Allah mencatatkan untuknya pahala orang -orang yang berjihad pada jalan Allah yakni perang sabil. Apabila ia melahirkan, maka keluarlah dari dirinya dosa-dosanya seperti ketika ia di lahirkan. Dan apabila ia meninggal, tiadalah ia meninggal dalam keadaan berdosa sedikitpun
    Kalau mau diukur dengan materi, berapa rupiah yang dikeluarkan sebuah hotel hanya untuk mengatur tata ruang, mencuci sprei, dan memasak? Apalagi ibu yang mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, semestinya mendapat gaji yang besar. Sebagai informasi, menginap semalam saja disalah satu hotel di Bali, ada yang mematok harga Rp 10 hingga Rp 50 juta. Kalau diibaratkan rumah kita seperti hotel seperti dijelaskan di atas, maka ibu rumah tangga yang mengurusnya juga bisa dikatakan sebagai seorang profesional. Tinggal di sini kita harus mengasah diri dengan ilmu dan ketrampilan sehingga kita mampu membuat rumah kita bagai sebuah surga buat suami dan anak anak kita.
    Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu. Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang orang jahiliah yang dahulu.....(QS:Al-Ahzab:33).
    Wanita pemimpin atas rumah suaminya dan atas anak anaknya (Muttafaqalaih).
    Ayat dan hadits ini jelas sekali bahwa rumah adalah tempat yang terhormat bagi wanita. Karena dari rumahlah generasi-generasi Islam akan dibangun. Kokohnya suatu bangsa tergantung kokohnya keluarga. Maka tak sepantasnya rasa malu dan minder menghinggapi para ibu rumah tangga karena Allah telah menjamin pahala yang besar untuk mengganti kelelahannya.
    Rasulullah SAW berkata pada anandanya untuk menghiburnya ketika melihat Fatimah bersedih dan hendak meminta pembantu untuk meringankan pekerjaan rumah tangganya. Jika Allah SWT menghendaki wahai Fatimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki di tuliskannya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh-Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.
    Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridlaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridla denganmu tidaklah akan aku doakan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah, bahwa ridla suami itu dari Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?
    Ya Fathimah, apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Apabila ia mulai sakit melahirkan, maka Allah mencatatkan untuknya pahala orang -orang yang berjihad pada jalan Allah yakni perang sabil. Apabila ia melahirkan, maka keluarlah dari dirinya dosa-dosanya seperti ketika ia di lahirkan. Dan apabila ia meninggal, tiadalah ia meninggal dalam keadaan berdosa sedikitpun
    Read more…
  • Bersahabat Dengan Al-Qur'an

    Allah SWT sebagai pencipta manusia adalah Dzat yang maha tahu tentang diri manusia. Allah lah yang paling tahu bagaimana manusia bisa bahagia, sebab-sebabnya, serta apapun yang dapat menjauhkan manusia dari kebahagiaan. Oleh karena itu, Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia dengan tujuan tidak lain agar manusia bahagia di dunia maupun di akhirat. Dengan kata lain, al-Qur’an merupakan sumber kebahagiaan manusia di dunia maupun akhirat. Namun sangat disayangkan ketika manusia tidak menyadari hal ini. Manusia berusaha mencari kebahagiaan dengan cara-cara selain yang dituntunkan oleh Dzat yang terlah menciptakannya dan Maha Tahu tentang dirinya.

    Kebahagiaan manusia tidak terpaku pada hal-hal yang bersifat materi. Akan tetapi kebahagiaan manusia tergantung pada ketenangan hati, kedamaian, serta kelapangan jiwa, apapun kondisi yang sedang dihadapi. Jika pada kenyataannya manusia tidak dapat hidup bahagia, maka bisa dipastikan karena hatinya jauh dari al-Qur’an.

    Masih ingatkah kita dengan tren yang muncul pada tahun 2012 lalu? Galau. Kata tersebut menjadi tren bukan saja pada remaja, bahkan orang dewasa pun ramai mengadu di berbagai jejaring sosial bahwa penyakit yang satu ini (galau) tengah menjangkiti mereka. Pada tahun 2013 ini apakah berarti serangan galau sudah berakhir? Tidak. Galau ialah perasaan gelisah, sempit, sedih, bingung sehingga manusia menjadi tidak tenang. Perasaan galau ini pada hakikatnya selalu menghampiri manusia ketika mereka tidak memiliki iman yang kuat dan ketika mereka jauh dari al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam QS. Thaha ayat 124-125:

    وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125)

    Artinya:
    Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”.

    ‘Penghidupan yang sempit’ dalam ayat ini bisa saja berarti kegalauan. Orang yang galau tentu saja tidak merasakan kelapangan hidup. Orang yang galau juga gampang ‘jatuh’ sekalipun hanya tertiup angin masalah yang kecil. Hatinya mudah ragu, sedih, putus asa. Tidak ada keyakinan yang membuatnya percaya diri menghadapi lika-liku kehidupan. Hal ini disebabkan hatinya berpaling dari peringatan Allah, yakni al-Qur’an. Padahal al-Qur’an telah menyediakan berbagai solusi permasalahan kehidupan. Jika seseorang hatinya berpaling dari al-Qur’an, bukan saja hidupnya di dunia akan sempit, melainkan di akhirat matanya akan dibutakan oleh Allah SWT, seperti disebutkan oleh Allah dalam surat Thaha di atas.

    Pembaca, manusia di dunia ini tidak lepas dari yang namanya masalah. Hilang satu masalah, seakan masalah yang lain terus menyusul. Manusia pun beragam dalam menyikapi masalahnya. Ada yang tenang sambil menyerahkan semua urusan kepada Allah dia berikhtiar. Ada pula yang panik bukan kepalang dan mencari cara-cara yang tidak sesuai dengan petunjuk al-Qur’an. Banyak pula manusia yang tidak mengadukan masalahnya kepada Allah, kecuali jika cara-cara yang dia tempuh sudah dirasa tidak berhasil, barulah Allah menjadi tempat aduan. Padahal, ketika masalah muncul, seharusnya yang pertama kali menjadi tempat aduan adalah Allah. Karena Allah lah yang paling tahu apa yang menjadi penawar dari masalah manusia. Allah juga tidak akan bertanya kenapa manusia mengadu kepadanya. Beda dengan dokter, tukang servis, tukang tambal ban, yang ketika kita mengadukan masalah kita mereka berbalik tanya “Apa yang rusak? Apa yang sakit?” dan seterusnya. Maka Allah menurunkan al-Qur’an. Al-Qur’an hadir untuk menjadi penawar bagi hati manusia yang sedang dirundung masalah.
    وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا (82)

    Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Israa’[17]:82).

    Dari ayat di atas, kita tahu bahwa manusia terbagi menjadi dua dalam menerima al-Qur’an. Ada orang mukmin dan ada orang dzalim. Orang mukmin menjadikan al-Qur’an sebagai penawar dan rahmat. Kehadiran al-Qur’an tentu membuatnya bahagia, melapangkan hatinya, menenangkan jiwanya, menyelesaikan masalahnya. Adapun orang yang dzalim justru sebaliknya. Kehadiran al-Qur’an bagi orang yang dzalim hanya akan menambah kerugian. Rugi karena harus mengajar TPA dengan gaji yang amat sedikit, atau bahkan tidak digaji. Rugi jika harus meluangkan waktu untuk membaca al-Qur’an. Rugi karena harus mendengarkan ceramah tentang isi al-Qur’an.

    Oleh karena itu, hanya ada satu pilihan jika kita ingin berbahagia di dunia dan akhirat; menjadi orang beriman dan menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup satu-satunya. Mari kita berdoa agar Allah membuat kita semakin dekat dengan al-Qur’an dari hari ke hari. Amien.
    Wallahu a’lam bishshowab.

    Read more…
  • يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (59)
    Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab:59)

    MAKNA GLOBAL
    Allah SWT memerintahkan nabi-Nya yang mulia SAW, agar mengarahkan seruan kepada umat Islam semuanya, agar beramal dengan berpegang teguh pada adab-adab Islam, petunjuk-petunjuk-Nya yang utama, aturan-aturan-Nya yang bijaksana, yang dengannya terdapat kebaikan individu dan kebahagiaan masyarakat, dan khususnya pada masalah sosial yang umum, yang berhubungan dengan keluarga muslim, ketahuilah dan dia adalah hijab syar’i yang diwajibkan oleh Allah bagi wanita muslimah, untuk menjaga kemuliaannya, menjaga kehormatan dirinya, menjaganya dari pandangan-pandangan yang melukai, dan kalimat-kalimat yang menyakitkan, dan jiwa-jiwa yang sakit, dan niat-niat yang buruk, yang disembunyikan oleh laki-laki fasik kepada wanita-wanita yang tidak memiliki malu. Maka Allah berfirman yang maknanya:
    Wahai Nabi (Muhammad), sampaikanlah perintah-perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin, dan mulailah dari dirimu sendiri, maka perintahkanlah istri-istrimu, ummahatul mukminin yang suci, dan anak-anakmu yang utama dan mulia agar mereka menjulurkan jilbab yang syar’i, dan agar mereka berhijab dari pandangan-pandangan laki-laki, agar mereka menjadi teladan bagi seluruh wanita dalam hal menjaga diri, menutup aurat, dan memiliki rasa malu, sehingga tidak ada orang fasik yang tamak kepada mereka, atau tidak akan ada orang fajir yang mencapai kehormatan mereka. Dan perintahkanlah seluruh istri orang mukmin agar mereka mengenakan jilbab yang lapang, yang menutupi kecantikan-kecantikan dan perhiasan mereka, dan mencegah lisan-lisan yang buruk terhadap mereka.

    Dan perintahkan kepada mereka seperti itu agar mereka menutup wajah mereka dan badan mereka dengan jilbab, agar mereka dibedakan dari budak wanita, sehingga mereka tidak menjadi sasaran orang-orang yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu, dan agar mereka dijauhkan dari menyerupai orang-orang fajir, lalu tidak dihadapkan kepada mereka manusia yang buruk. Maka hal itu lebih dekat agar mereka dikenal dengan menjaga diri, maka tidak akan ada yang tamak kepadanya orang yang dalam hatinya terdapat penyakit. Dan Allah Maha Pengampun, mengampuni orang yang mengerjakan perintah-Nya, Penyayang terhadap hamba-Nya dimana Allah tidak mensyariatkan kepada mereka kecuali apa yang di dalamnya terdapat kebaikan mereka dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.

    ASBABUN NUZUL
    Para mufasir meriwayatkan mengenai asbabun nuzul ayat yang mulia ini, bahwa seorang perempuan dan budak perempuan keduanya keluar rumah pada malam hari untuk membuang hajat di kebun dan di antara pohon kurma, tanpa bisa dibedakan antara wanita merdeka dan budak. Dan di Madinah dahulu ada orang-orang fasik, mereka selalu dalam kebiasaan jahiliyah mereka untuk merintangi budak-budak wanita. Dan sering kali mereka merintangi wanita-wanita merdeka. Maka apabila dikatakan kepada mereka: kami menyangka mereka adalah budak-budak perempuan.

    Lalu wanita-wanita merdeka diperintahkan untuk menyelisihi budak (berbeda penampilan dari budak) dalam berpakaian, maka mereka (wanita-wanita merdeka) menutup aurat agar membuat (orang lain) malu dan agar disegani, sehingga tidak ada orang yang hatinya berpenyakit untuk berkeinginan pada mereka. Lalu Allah menurunkan ayat ini:
    يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ...
    Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu... (QS. Al-Ahzab [33]:59)[1]

    Ibnu al-Jauzy mengatakan: sabab nuzul ayat ini adalah bahwa orang-orang fasik dahulu mereka mengganggu para wanita apabila mereka keluar rumah pada malam hari. Maka apabila mereka melihat perempuan yang memakai cadar mereka membiarkannya (tidak mengganggunya), dan mereka mengatakan: ini adalah wanita merdeka. Dan apabila mereka melihat perempuan yang tidak memakai cadar, mereka mengatakan: ini adalah budak wanita. Lalu mereka menyakiti perempuan tersebut. Lalu turunlah ayat ini. Pendapat ini dikatakan oleh As-Sadiy.[2]

    Read more…
  • Alasan Perempuan Muslim Enggan Memakai Jilbab

    Read more…
  • Kerudung Yang Dibenarkan

    Dalam rangka melaksanakan kewajiban amar ma'ruf nahi munkar, saya mengingatkan kepada saudara/saudariku sesama muslim :

    - yang masih mengenakan kerudung gaya agar tampak cantik di hadapan umum, hendaknya segera meninggalkan hasrat dan gaya kerudung seperti itu serta memohon agar Allah mengizinkan hidayah taufik untuk dapat berhijab sesuai yang diinginkan (syari'at) Allah .

    - yang masih mendakwahkan/mengajak saudari-saudarinya untuk berhijab dengan berbagai gaya agar tampak cantik di hadapan umum, hendaknya mengilmui bagaimana hijab yang disyari'atkan oleh Allah, memakai hijab syar'i, kemudian mengajak saudari-saudarinya untuk kembali kepada agama (amal shalih) yang haq, serta memohon agar Allah mengizinkan hidayah taufik.

    - yang masih memperjualbelikan kerudung, aksesoris, pakaian dst. yang diduga kuat bahwa si pembeli akan memakainya agar tampak cantik di hadapan umum (menyangka telah berhijab syar'i), hendaknya mengambil pelajaran dari nasehat berikut ini:

    Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Semua pakaian yang ada sangkaan kuat akan dipakai dalam kemaksiatan, tidak boleh memperdagangkannya dan menjahitkannya untuk orang yang akan menggunakannya dalam kemaksiatan dan kezaliman. Oleh karena itu, makruh (haram) hukumnya menjual wewangian yang akan dicampurkan ke dalam minum-minuman keras atau akan digunakan oleh pelacur untuk memikat orang agar berzina dengannya. Kesimpulannya, hukum haram ini berlaku untuk benda-benda yang pada dasarnya mubah namun diketahui akan dipergunakan untuk mendukung kemaksiatan”.

    Wajib atas semua pengusaha muslim untuk bertakwa kepada Allah dan menginginkan kebaikan untuk saudaranya sesama muslim sehingga dia tidak memproduksi atau pun menjual kecuali barang yang mengandung kebaikan dan manfaat bagi kaum muslimin dan tidak memproduksi serta memperdagangkan barang-barang yang jelek dan membahayakan masyarakat (menimpakan fitnah/godaan kepada para lelaki).

    Perlu diketahui, bahwa uang gaji atau pendapatan yang didapatkan dari pekerjaan yang haram semisal bekerja sebagai karyawan pabrik pada bagian membuat pakaian haram atau menjadi karyawan toko model yang menjual pakaian haram adalah harta yang haram.

    Nabi bersabda, “Sesungguhnya jika Allah mengharamkan sesuatu maka Allah pasti mengharamkan pendapatan yang dihasilkan darinya” [HR. Abu Daud, no. 3488, dinilai sahih oleh Al-Albani]

    Orang yang sudah terlanjur bekerja dengan pekerjaan haram di atas, wajib segera keluar dan mencari pekerjaan lain yang halal sehingga halal pula gaji dan makanan yang dia makan. Semoga Allah memberi hidayah-Nya kepada kita sekalian dan memudahkan semua urusan kita serta membukakan untuk kita perbendaharaan kekayaan-Nya.

    Semoga Allah memudahkan usaha kita semua dalam rangka ketaatan (dan meninggalkan maksiat untuk) mengharap ridho Allah

    Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
    "Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah 'Azza wa Jalla, kecuali Allah akan menggantikannya bagimu dengan yang lebih baik bagimu" (HR Ahmad no 23074)

    Allah berfirman yang artinya, “Dan siapa saja yang bertakwa kepada Allah maka akan Allah berikan kepadanya jalan keluar dan Dia limpahkan rezeki-Nya dari arah yang tidak dia sangka.” (QS. Ath-Thalaq:2).

    Read more…
  • Hijab merupakan bagian dari syari’at yang penting untuk dilaksanakan oleh seorang muslimah. Ia bukanlah sekedar identitas atau menjadi hiasan semata dan juga bukan penghalang bagi seorang muslimah untuk menjalankan aktivitas kehidupannya.

    Menggunakan hijab yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah WAJIB dilakukan oleh setiap muslimah, sama seperti ibadah-ibadah lainnya seperti sholat, puasa yang diwajibkan bagi setiap muslim. Ia bukanlah kewajiban terpisah dikarenakan kondisi daerah seperti dikatakan sebagian orang (karena Arab itu berdebu, panas dan sebagainya). Ia juga bukan kewajiban untuk kalangan tertentu (yang sudah naik haji atau anak pesantren).

    Bila tujuan berhijab adalah menutup aurat (perhiasan), lalu mengapa menggantinya dengan penutup/pakaian yang menyerupai aurat/perhiasan dalam warna warni indah?

    Dalam mengenakan hijab syar’i haruslah menutupi seluruh tubuh dan menutupi seluruh perhiasan yang dikenakan dari pandangan laki-laki yang bukan mahram. Hal ini sebagaimana tercantum dalam firman Allah Ta’ala:
    “dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya.” (Qs. An-Nuur: 31)

    Mengenakan hijab syar’i merupakan amalan yang dilakukan oleh wanita-wanita mukminah dari kalangan sahabiah dan generasi setelahnya. Merupakan keharusan bagi wanita-wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam untuk meneladani jejak wanita-wanita muslimah pendahulu meraka dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam masalah berhijab. Hijab merupakan cermin kesucian diri, kemuliaan yang berhiaskan malu dan kecemburuan (ghirah).

    Ironisnya, banyak wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam, keluar di jalan-jalan dan tempat-tempat umum tanpa mengenakan hijab sesuai syariat, tetapi malah bersolek dan bertabaruj tanpa rasa malu. Sampai-sampai sulit dibedakan mana wanita muslim dan mana wanita kafir, sekalipun ada yang memakai kerudung, akan tetapi kerudung tersebut tak ubahnya hanyalah seperti hiasan penutup kepala T___T

    Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
    “Semoga Alloh merahmati para wanita generasi pertama yang berhijrah, ketika turun ayat:

    “dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31)

    “Maka mereka segera merobek kain panjang/baju mantel mereka untuk kemudian menggunakannya sebagai khimar penutup tubuh bagian atas mereka.”

    Subhanallah… jauh sekali keadaan wanita di zaman ini dengan keadaan wanita zaman sahabiah.

    Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa hijab merupakan kewajiban atas diri seorang muslimah dan meninggalkannya menyebabkan dosa yang membinasakan dan mendatangkan dosa-dosa yang lainnya. Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya hendaknya wanita mukminah bersegera melaksanakan perintah Alloh yang satu ini.

    Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)

    Bahaya Tabarruj Model Jahiliyah

    Bersolek merupakan fitrah bagi wanita pada umumnya. Jika bersolek di depan suami, orang tua atau teman-teman sesama wanita maka hal ini tidak mengapa. Namun, wanita sekarang umumnya bersolek dan menampakkan sebagian anggota tubuh serta perhiasan di tempat-tempat umum. Padahal di tempat-tempat umum banyak terdapat laki-laki non mahram yang akan memperhatikan mereka dan keindahan yang ditampakkannya. Seperti itulah yang disebut dengan tabarruj model jahiliyah.

    Di zaman sekarang, tabarruj model ini merupakan hal yang sudah dianggap biasa, padahal Allah dan Rasul-Nya mengharamkan yang demikian.

    Allah berfirman:
    “Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti model berhias dan bertingkah lakunya orang-orang jahiliyah dahulu (tabarruj model jahiliyah).” (Qs. Al-Ahzab: 33)

    Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

    Bentuk-bentuk tabarruj model jahiliyah diantaranya:

    -Menampakkan sebagian anggota tubuhnya di hadapan laki-laki non mahram.
    -Menampakkan perhiasannya,baik semua atau sebagian.
    -Berjalan dengan dibuat-buat.
    -Mendayu-dayu dalam berbicara terhadap laki-laki non mahram.
    -Menghentak-hentakkan kaki agar diketahui perhiasan yang tersembunyi.

    “Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.” (QS. An Nur: 31)

    Perhatikan....

    Kalau Allah melarang menghentakkan kaki agar orang tau perhiasan yang TERSEMBUNYI....lalu bagaimana lagi dengan perhiasan di zaman sekarang ini yang justru diPAMERkan?? Allaahul musta'an

    Wallahua'lam

    Read more…
  • Secara etimologis jilbab berasal dari bahasa arab jalaba yang berarti menghimpun atau membawa. Istilah jilbab digunakan pada negeri-negeri berpenduduk muslim lain sebagai jenis pakaian dengan penamaan berbeda-beda.

    Di Iran disebut chador, di India dan Pakistan disebut pardeh, di Libya milayat, di Irak abaya, di Turki charshaf, di Malaysia dinamakan tudung, sedangkan di negara Arab-Afrika disebut hijab. Sementara di Indonesia sendiri kita menggunakan kata jilbab.

    Kerudung atau jilbab adalah atribut yang telah umum saat ini digunakan perempuan muslim. Karena penggunaannya terkait dengan tuntutan syariat Islam. Supaya perempuan muslim menutup auratnya. Seiring berjalannya waktu kesadaran muslimah semakin tinggi untuk menggunakan jilbab. Dan bahkan saat ini jilbab bukan hanya sekedar sebagai penutup aurat demi memenuhi kewajiban. Tetapi juga menjadi fashion yang dengannya membuat wanita muslim terlihat lebih indah, cantik dan tentu saja modis.

    Jika dulu perempuan berjilbab dianggap kuno, maka akan jauh berbeda dengan zaman sekarang. Banyak desaigner-desaigner ternama melirik dan fokus untuk mendesain busana-busana muslim berkualitas dan model yang bagus sesuai trend. Keadaan ini sebuah usaha yang baik untuk menarik banyak perempuan untuk lebih meningkatkan kesadarannya dan tergerak hatinya untuk menggunakan jilbab, dan tidak takut lagi ketinggalan mode.

    Bagi saya sendiri jilbab menjadi busana yang tak bisa saya tinggalkan, Saya telah menggunakan jilbab ini sejak duduk di kelas 2 SMA. Jika orang lain butuh kaca setelah shalat untuk memasang rapi jilbabnya kembali. Saya kadang tak perlu, karena tangan saya telah terbiasa hehe.

    Saat kuliah di kelas saya hanya beberapa orang saja yang menggunakan jilbab. Tanpa saya sadari tahun-tahun berikutnya hampir semua teman-teman telah menggunakan jilbab. Yang tersisa hanya teman-teman non muslim saja. Setelah tamat kuliah saya jarang bertemu teman-teman. Dan betapa kagetnya saya, karena setelah tamat banyak teman-teman yang sudah membuka jilbab mereka. Saat saya tanya “kemana jilbabnya?” jawab mereka “ribet, dan ada yang bilang “kayak mak-mak ga gaul. Dan ga bisa modis”

    Benarkah begitu? Ahh rasanya tidak. Menggunakan jilbab mungkin juga pernah datang waktu jenuhnya. Apalagi jika sudah cukup lama. Lalu bagaimana caranya agar kejenuhan itu tidak membuat kita melepas jilbab selmanya. Bagi saya sendiri kadang suka iseng-iseng ganti gaya cara mengunakan jilbab. Jika biasanya dengan cara biasa, besok saya akan coba gaya yang berbeda.

    Butuh keberanian sebenarnya untuk merubah cara mengenakan jilbab. Karena jika tak punya kepercayaan diri, sebagaus apapun cara pasang jilbab anda tidak akan pernah merasa nyaman apalagi merasa cantik.

    Banyak cara yang bisa anda coba, teman saya suka mengunakan jilbab dengan memberi acecoris yang unik pada jilbabnya. Ada juga yang menggunakan jilbab dengan divariasikan dengan menggukan dua warna. Saya sendiri suka yang simple dan tidak ribet. Semua bisa disesuaikan dengan selera.

    Dan enaknya saat ini kita tidak perlu pusing, karena begitu banyak di jual di pasaran jenis dan model jilbab yang bagus-bagus dengan harga yang sangat terjangkau. Tinggal keberanian anda saja untuk mencoba. Selain bisa menghilangkan kejenuhan, wajahpun akan lebih terlihat fresh dan segar dengan gaya baru yang anda coba.

    So, mengapa takut tak bisa gaya dengan jilbab? Selama anda berani ayo mencoba.!

    Read more…
  • MUKADDIMAH

     Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia pilihan yang bertugas memberi petunjuk kepada manusia tentang keesaan Allah SWT dan membina mereka agar melaksanakan ajaran-Nya. Ciri-ciri mereka dikemukakan dalam Al-Qur’an,

    "... ialah orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah. Mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan." (Q.S. Al Ahzab : 39).

    Perbedaan antara Nabi dan Rasul adalah : seorang Nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dari Allah SWT guna disampaikan kepada segenap umatnya. Para Nabi dan Rasul mempunyai 4 sifat wajib dan 4 sifat mustahil, serta satu sifat jaiz, yaitu :

    1.Shiddiq (benar), Mustahil ia Kizib (dusta).

    2.Amanah (dapat dipercaya), mustahil Khianat (curang).

    3.Tabliqh (Menyampaikan wahyu kepada umatnya), Mustahil Kitman (menyembunyikan Wahyu).

    4.Fathonah (Pandai/cerdas), Mustahil Jahlun (Bodoh).

    5.Bersifat jaiz yaitu Aradhul Basyariyah (sifat-sifat sebagaimana manusia).

    Di dunia ini telah banyak Nabi dan Rasul telah diturunkan, tetapi yang wajib diketahui oleh umat Islam adalah sebanyak 25 Nabi dan Rasul, yaitu :

    Nabi Adam as

    Nabi Idris as

    Nabi Nuh as

    Nabi Huud as

    Nabi Shaleh as

    Nabi Ibrahim as

    Nabi Ismail as

    Nabi Luth as

    Nabi Ishaq as

    Nabi Ya’qub as

    Nabi Yusuf as

    Nabi Syu’aib as

    Nabi Ayyub as

    Nabi Dzulkifli as

    Nabi Musa as

    Nabi Harun as

    Nabi Daud as

    Nabi Sulaiman as

    Nabi Ilyas as

    Nabi Ilyasa as

    Nabi Yunus as

    Nabi Zakaria as

    Nabi Yahya as

    Nabi Isa as

    Nabi Muhammad saw

    Read more…
  • Ruqayyah binti Muhammad SAW: Sang Pemilik Cahaya

    Ruqayyah dilahirkan sekitar 20 tahun sebelum Hijrah. Ia adalah putri kedua Rasulullah SAW dan Khadijah Al-Kubra. Sebelum masa kenabian Muhammad SAW, Ruqayyah dinikahkan dengan Utbah bin Abu lahab. Sebenarnya hal ini sangat tidak disukai oleh Khadijah, karena ia sangat mengetahui perilaku ibu Utbah, Ummu Jamil binti Harb, yang terkenal berperangai buruk dan jahat. Ia khawatir putrinya akan memperoleh sifat-sifat buruk dari ibu mertuanya tersebut.

    Dan ketika Rasulullah diangkat menjadi Nabi, maka Abu Lahablah, orang yang paling memusuhi Rasulullah dan Islam. Abu Lahab kerap menghasut orang-orang Makkah agar memusuhi Nabi dan para sahabat. Begitu pula istrinya, Ummu Jamil, yang senantiasa berusaha mencelakakan Rasulullah dan memfitnahnya.

    Atas perilaku Abu lahab dan permusuhannya yang keras terhadap Rasulullah, maka Allah menurunkan firman-Nya: "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut." (QS Al-Lahab: 1-5)

    Setelah ayat ini turun, Abu Lahab berkata kepada anaknya, "Hubungan kita terputus jika kau tidak menceraikan anak perempuan Muhammad."

    Ruqayyah masuk Islam bersamaan ketika Ibunya Khadijah juga memilih Islam. Setelah itu Utsman bin Affan menikahinya di Makkah. Hati Ruqayyah pun berseri-seri dengan pernikahannya ini, karena Utsman adalah seorang Muslim yang beriman teguh, berbudi luhur, tampan, kaya raya, dan dari golongan bangsawan Quraisy.

    Setelah pernikahan itu, penderitaan kaum Muslimin bertambah berat, dengan tekanan dan penindasan kaum kafir Quraisy. Ketika penderitaan kaum Muslimin bertambah berat, termasuk keluarga Rasululah, maka dengan berat hati Nabi mengizinkan Utsman beserta keluarganya dan beberapa Muslim lainnya untuk berhijrah ke negeri Habasyah.

    Rombongan muhajirin ke Habasyah ini membawa 11 orang wanita. Ini berarti bahwa wanita Muslim adalah bagian dari dakwah dan jihad di jalan Allah SWT. Mereka meninggalkan kesenangan hidup berupa harta, anak dan keluarga serta negeri demi Allah.

    Anas bin Malik meriwayatkan, Utsman bin Affan keluar bersama istrinya, Ruqayyah, putri Rasulullah SAW menuju negeri Habasyah. Lama Rasulullah SAW tidak mendengar kabar kedua orang itu. Kemudian datang seorang wanita Quraisy berkata, "Wahai Muhammad, aku telah melihat menantumu bersama istrinya."

    Nabi SAW bertanya, "Bagaimanakah keadaan mereka ketika kau lihat?"

    Wanita itu menjawab, "Dia telah membawa istrinya ke atas seekor keledai yang berjalan perlahan, sementara ia memegang kendalinya."

    Maka Rasulullah SAW bersabda, "Allah menemani keduanya. Sesungguhnya Utsman adalah laki-laki pertama yang hijrah membawa istrinya sesudah Luth AS."

    Setibanya di Habasyah, mereka memperoleh perlakuan yang sangat baik dari Raja Habasyah. Mereka hidup tenang dan tenteram, hingga datanglah berita bahwa keadaan kaum Muslimin di Makkah telah aman.

    Mendengar berita tersebut, disertai kerinduan kepada kampung halaman, maka Utsman memutuskan bahwa kafilah Muslimin yang dipimpinnya itu akan kembali lagi ke Makkah. Mereka pun kembali. Namun apa yang dijumpai berbeda dengan apa yang mereka dengar ketika di Habasyah.

    Pada masa itu, mereka menyaksikan keadaan kaum Muslimin yang mendapatkan penderitaan lebih parah lagi. Pembantaian dan penyiksaan atas umat Islam semakin meningkat. Sehingga rombongan ini tidak berani memasuki Makkah pada siang hari. Ketika malam telah menyelimuti kota Makkah, barulah mereka mengunjungi rumah masing-masing yang dirasa aman.

    Ruqayyah pun pulang ke rumahnya, melepas rindu terhadap orang tua dan saudara-saudaranya. Namun ternyata ibunya, Khadijah, telah wafat. Ruqayyah dilanda kesedihan yang sangat mendalam. Tak lama kemudian, kaum Muslimin kembali hijrah ke Madinah. Ruqayyah juga ikut hijrah bersama suaminya, Utsman, sehingga dia menjadi wanita yang hijrah dua kali.

    Tak berapa lama setelah mereka tinggal di Madinah, bergema seruan Perang Badar. Para sahabat bersiap-siap untuk menghadapi musuh-musuh Allah. Namun bersamaan dengan itu, Ruqayyah binti Rasulullah SAW diserang sakit. Rasulullah pun memerintahkan Utsman bin Affan untuk tetap tinggal menemani dan merawat istrinya.

    Namun maut menjemput Ruqayyah ketika Rasulullah SAW masih berada di medan Badar. Ruqayyah wafat pada bulan Ramadhan tahun kedua Hijrah. Kemudian berita wafatnya Ruqayyah ini dikabarkan oleh Zaid bin Haritsah ke Badar. Pada saat wafatnya Ruqayyah, Rasulullah SAW berkata, "Bergabunglah dengan pendahulu kita, Utsman bin Maz’un."

    Menjelang pemakaman Ruqayyah, kaum Muslimin di Badar meraih kemenangan. Berita kemenangan kaum Muslimin ini dibawa pula oleh Zaid bin Haritsah. Ketika memasuki ke kota Madinah, Rasulullah disambut dengan berita pemakaman Ruqayyah.

    Ketika Ruqayyah wafat banyak wanita di Madinah menangis sedih, sehingga membuat Umar bin Al-Khathab mengambil cemetinya untuk menghentikan tangisan mereka.

    Namun Rasulullah SAW mengambil cemeti yang ada di tangan Umar, seraya bersabda, "Wahai Umar, biarkanlah mereka menangis. Tetapi hati-hatilah dengan bisikan syetan. Yang datang dari hati dan mata adalah dari Allah dan merupakan rahmat. Yang datang dari tangan dan lidah adalah dari syetan."

    Fathimah, adik Ruqayyah, duduk di bibir liang kubur kakaknya di samping Rasulullah SAW dan menangis. Melihat putrinya menangis, Rasulullah mengusap air mata Fathimah yang menetes dengan ujung pakaian beliau.

    Anas bin Malik bertutur, "Kami melihat prosesi pemakaman Ruqayyah binti Rasulullah SAW. Beliau duduk di atas kuburannya, kemudian kulihat kedua matanya berlinang air mata. Kemudian beliau bertanya, 'Apakah ada salah seorang di antara kalian yang tidak melakukan hubungan suami istri semalam?' Abu Talhah menjawab, 'Saya.' Lalu, Rasulullah SAW berkata, 'Turunlah ke liang kuburnya.' Kemudian Abu Thalhah turun ke liang kuburnya."


    Sumber:
    Republika
    A'lamu An-Nisa

    Sumber : http://indonesiaindonesia.com/

    Read more…
  • Adab-Adab Berbicara Bagi Wanita Muslimah

    Wahai saudariku muslimah………

    1) Berhati-hatilah dari terlalu banyak berceloteh dan terlalu banyak berbicara, Allah Ta’ala berfirman:

    ” لا خير في كثير من نجواهم إلا من أمر بصدقة أو معروف أو إصلاح بين الناس ” (النساء: الآية 114).

    Artinya:

    “Dan tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia “. (An nisa:114)

    Dan ketahuilah wahai saudariku,semoga Allah ta’ala merahmatimu dan menunjukimu kepada jalan kebaikan, bahwa disana ada yang senantiasa mengamati dan mencatat perkataanmu.

    “عن اليمين وعن الشمال قعيد. ما يلفظ من قولٍ إلا لديه رقيب عتيد ” (ق: الآية 17-18)

    Artinya:

    “Seorang duduk disebelah kanan,dan yang lain duduk disebelah kiri.tiada satu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (Qaaf:17-18).

    Maka jadikanlah ucapanmu itu menjadi perkataan yang ringkas, jelas yang tidak bertele-tele yang dengannya akan memperpanjang pembicaraan.

    1) Bacalah Al qur’an karim dan bersemangatlah untuk menjadikan itu sebagai wirid keseharianmu, dan senantiasalah berusaha untuk menghafalkannya sesuai kesanggupanmu agar engkau bisa mendapatkan pahala yang besar dihari kiamat nanti.

    عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما- عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ” يقال لصاحب القرآن: اقرأ وارتق ورتّل كما كنت ترتّل في الدنيا فإن منزلتك عند آخر آية تقرؤها رواه أبو داود والترمذي

    Dari abdullah bin ‘umar radiyallohu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, beliau bersabda:

    dikatakan pada orang yang senang membaca alqur’an: bacalah dengan tartil sebagaimana engkau dulu sewaktu di dunia membacanya dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.

    HR.abu daud dan attirmidzi

    2) Tidaklah terpuji jika engkau selalu menyampaikan setiap apa yang engkau dengarkan, karena kebiasaan ini akan menjatuhkan dirimu kedalam kedustaan.

    عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ” كفى بالمرء كذباً أن يتحدّث بكل ما سمع “

    Dari Abu hurairah radiallahu ‘anhu,sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta ketika dia menyampaikan setiap apa yang dia dengarkan.”

    (HR.Muslim dan Abu Dawud)

    3) jauhilah dari sikap menyombongkan diri (berhias diri) dengan sesuatu yang tidak ada pada dirimu, dengan tujuan membanggakan diri dihadapan manusia.

    عن عائشة – رضي الله عنها- أن امرأة قالت: يا رسول الله، أقول إن زوجي أعطاني ما لم يعطني؟ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” المتشبّع بما لم يُعط كلابس ثوبي زور “.

    Dari aisyah radiyallohu ‘anha, ada seorang wanita yang mengatakan:wahai Rasulullah, aku mengatakan bahwa suamiku memberikan sesuatu kepadaku yang sebenarnya tidak diberikannya.berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam,: orang yang merasa memiliki sesuatu yang ia tidak diberi, seperti orang yang memakai dua pakaian kedustaan.” (muttafaq alaihi)

    4) Sesungguhnya dzikrullah memberikan pengaruh yang kuat didalam kehidupan ruh seorang muslim, kejiwaannya, jasmaninya dan kehidupan masyarakatnya. maka bersemangatlah wahai saudariku muslimah untuk senantiasa berdzikir kepada Allah ta’ala, disetiap waktu dan keadaanmu. Allah ta’ala memuji hamba-hambanya yang mukhlis dalam firman-Nya:

    ” الذين يذكرون الله قياماً وقعوداً وعلى جنوبهم… ” (آل عمران: الآية 191).

    Artinya:

    “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring…” (Ali imran:191).

    5) Jika engkau hendak berbicara,maka jauhilah sifat merasa kagum dengan diri sendiri, sok fasih dan terlalu memaksakan diri dalam bertutur kata, sebab ini merupakan sifat yang sangat dibenci Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, dimana Beliau bersabda:

    ” وإن أبغضكم إليّ وأبعدكم مني مجلساً يوم القيامة الثرثارون والمتشدقون والمتفيهقون “.

    “sesungguhnya orang yang paling aku benci diantara kalian dan yang paling jauh majelisnya dariku pada hari kiamat : orang yang berlebihan dalam berbicara, sok fasih dengan ucapannya dan merasa ta’ajjub terhadap ucapannya.”

    (HR.Tirmidzi,Ibnu Hibban dan yang lainnya dari hadits Abu Tsa’labah Al-Khusyani radhiallahu anhu)

    6) Jauhilah dari terlalu banyak tertawa,terlalu banyak berbicara dan berceloteh.jadikanlah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, sebagai teladan bagimu, dimana beliau lebih banyak diam dan banyak berfikir beliau Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, menjauhkan diri dari terlalu banyak tertawa dan menyibukkan diri dengannya.bahkan jadikanlah setiap apa yang engkau ucapkan itu adalah perkataan yang mengandung kebaikan, dan jika tidak, maka diam itu lebih utama bagimu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, bersabda:

    ” من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيراً أو ليصمت “.

    ” Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaknya dia berkata dengan perkataan yang baik,atau hendaknya dia diam.”

    (muttafaq alaihi dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu)

    8) jangan kalian memotong pembicaraan seseorang yang sedang berbicara atau membantahnya, atau meremehkan ucapannya. Bahkan jadilah pendengar yang baik dan itu lebih beradab bagimu, dan ketika harus membantahnya, maka jadikanlah bantahanmu dengan cara yang paling baik sebagai syi’ar kepribadianmu.

    9) berhati-hatilah dari suka mengolok-olok terhadap cara berbicara orang lain, seperti orang yang terbata-bata dalam berbicara atau seseorang yang kesulitan berbicara.Alah Ta’ala berfirman:

    ” يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيراً منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن خيراً منهن ” (الحجرات: الآية 11).

    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.”

    (QS.Al-Hujurat:11)

    10) jika engkau mendengarkan bacaan Alqur’an, maka berhentilah dari berbicara, apapun yang engkau bicarakan, karena itu merupakan adab terhadap kalamullah dan juga sesuai dengan perintah-Nya, didalam firman-Nya:

    : ” وإذا قرىء القرآن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون ” (الأعراف: الآية 204).

    Artinya: “dan apabila dibacakan Alqur’an,maka dengarkanlah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian diberi rahmat”. Qs.al a’raf :204

    11) bertakwalah kepada Allah wahai saudariku muslimah,bersihkanlah majelismu dari ghibah dan namimah (adu domba) sebagaimana yang Allah ‘azza wajalla perintahkan kepadamu untuk menjauhinya. bersemangatlah engkau untuk menjadikan didalam majelismu itu adalah perkataan-perkataan yang baik,dalam rangka menasehati,dan petunjuk kepada kebaikan. perkataan itu adalah sebuah perkara yang besar, berapa banyak dari perkataan seseorang yang dapat menyebabkan kemarahan dari Allah ‘azza wajalla dan menjatuhkan pelakunya kedalam jurang neraka. Didalam hadits Mu’adz radhiallahu anhu tatkala Beliau bertanya kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam: apakah kami akan disiksa dengan apa yang kami ucapkan? Maka jawab Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

    ” ثكلتك أمك يا معاذ. وهل يكبّ الناس في النار على وجوههم إلا حصائدُ ألسنتهم ” ( رواه الترمذي).

    “engkau telah keliru wahai Mu’adz, tidaklah manusia dilemparkan ke Neraka diatas wajah-wajah mereka melainkan disebabkan oleh ucapan-ucapan mereka.”

    (HR.Tirmidzi,An-Nasaai dan Ibnu Majah)

    12- berhati-hatilah -semoga Allah menjagamu- dari menghadiri majelis yang buruk dan berbaur dengan para pelakunya, dan bersegeralah-semoga Allah menjagamu- menuju majelis yang penuh dengan keutamaan, kebaikan dan keberuntungan.

    13- jika engkau duduk sendiri dalam suatu majelis, atau bersama dengan sebagian saudarimu, maka senantiasalah untuk berdzikir mengingat Allah ‘azza wajalla dalam setiap keadaanmu sehingga engkau kembali dalam keadaan mendapatkan kebaikan dan mendapatkan pahala. Allah ‘azza wajalla berfirman:

    ” الذين يذكرون الله قياماً وقعوداً وعلى جنوبهم “. (آل عمران: الآية 191)

    Artinya: “(yaitu) orang – orang yang mengingat Allah sambil berdiri,atau duduk,atau dalam keadaan berbaring” (QS..ali ‘imran :191)

    14- jika engkau hendak berdiri keluar dari majelis, maka ingatlah untuk selalu mengucapkan:

    ” سبحانك الله وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك “.

    “maha suci Engkau ya Allah dan bagimu segala pujian,aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak untuk disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu, dan aku bertaubat kepada-Mu”

    Sehingga diampuni bagimu segala kesalahanmu di dalam majelis tersebut.

    Ditulis oleh: Haya Bintu Mubarak Al-Buraik

    Dari kitab: mausu’ah al-mar’ah al-muslimah: 31-34

    Alih bahasa : Ummu Aiman

    Sumber: http://www.salafybpp.com/index.php?option=com_content&view=article&id=68:adab-adab-berbicara-bagi-wanita-muslimah&catid=28:muslimah&Itemid=54

    Sumber : http://akhwat.web.id

    Read more…
  • Oleh: Asy-Syaikh Hasyim bin Hamid ‘Ajil Ar-Rifa’iy

    Hak-hak ini semua tidak terdapat dalam faham yang menamakan dirinya “faham modern”, yang menyerukan ‘Emansipasi Wanita’ itu. (Bahkan sebaliknya) mereka mengatakan bahwa Islam menghilangkan hak-hak wanita dan memenjarakannya di dalam rumah.

    Apakah karena Islam tidak menjadikan wanita sebagai dagangan murah yang bisa dinikmati setiap pandangan mata dan pemuas nafsu mereka yang bejat itu?

    Inikah kebebasan yang mereka kumandangkan? Dan inikah hak yang mereka tuntut?

    Sesungguhnya Islam menempatkan wanita di tempat yang sesuai pada tiga bidang:

    1. Bidang Kemanusiaan

    Islam mengakui haknya sebagai manusia dengan sempurna sama dengan pria. Umat-umat yang lampau mengingkari permasalahan ini.

    2. Bidang Sosial

    Telah terbuka lebar bagi mereka (terpisah dari kaum pria, pent) di segala jenjang pendidikan, di antara mereka menempati jabatan-jabatan penting dan terhormat dalam masyarakat sesuai dengan tingkatan usianya, masa kanak-kanak sampai usia lanjut. Bahkan semakin bertambah usianya, semakin bertambah pula hak-hak mereka, usia kanak-kanak; kemudian sebagai seorang isteri, sampai menjadi seorang ibu yang menginjak lansia, yang lebih membutuhkan cinta, kasih dan penghormatan.

    3. Bidang Hukum

    Islam memberikan pada wanita hak memiliki harta dengan sempurna dalam mempergunakannya tatkala sudah mencapai usia dewasa dan tidak ada seorang pun yang berkuasa atasnya baik ayah, suami, atau kepala keluarga.

    Hak-hak ini semua tidak terdapat dalam faham yang menamakan dirinya “faham modern”, yang menyerukan ‘Emansipasi Wanita’ itu. (Bahkan sebaliknya) mereka mengatakan bahwa Islam menghilangkan hak-hak wanita dan memenjarakannya di dalam rumah.

    Apakah karena Islam tidak menjadikan wanita sebagai dagangan murah yang bisa dinikmati setiap pandangan mata dan pemuas nafsu mereka yang bejat itu?

    Inikah kebebasan yang mereka kumandangkan? Dan inikah hak yang mereka tuntut? Apakah mereka menginginkan kita mengeluarkan puteri-puteri dan isteri-isteri kita ke jalan raya dengan pakaian telanjang, bercampur baur dengan kaum pria? Lalu di mana rasa cemburu terhadap kehormatan dan harga diri kita?

    Benarlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap mereka dan pendukung mereka, sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dan Imam Bukhari, dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘anhu:

    ” إن ما أدرك الناس من كلام النبوة الأولى , إذا لم تستح فاصنع ما شئت “

    “Sesungguhnya termasuk yang didapati manusia dari salah satu ucapan kenabian yang terdahulu adalah : jika kamu tidak mempunyai perasaan malu, maka berbuatlah semaumu.”

    Demi Allah! Yang demikian itu berarti terjerumus ke dalam rayuan dan ajakan Salibis yang dengki dan Zionis yang jahat.

    Tidaklah mereka itu, melainkan corong-corong yang berbunyi menurut perintah bos-nya dari Barat dan Timur, untuk menghancurkan kita dalam beragama Islam.

    Dan saya mengatakan dengan tegas, sesungguhnya mereka itu tidak menyerukan kebebasan dan hak-hak wanita, karena Allah Azza wa Jalla telah memberikan hak-hak mereka dengan sempurna, tetapi mereka – demi Allah – menyerukan kebebasan tubuh-tubuh wanita agar melanggar batas-batas akhlak yang utama dan adat istiadat yang baik, sehingga tersebarlah kerusakan dan kebejatan moral di muka bumi.

    Alangkah jauhnya angan-angan mereka, sementara di sana telah siap putera-putera yang telah bersumpah untuk menjadi tentara Allah yang jujur di jalan agama, untuk mengorbankan segala apa yang ada pada diri mereka.

    GUNAKAN HIJABMU WAHAI SAUDARIKU…..

    Di bawah ini keterangan bagaimana hijab yang syar’i, yang telah diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla padamu. jangan biarkan hijab anda seperti apa yang mereka kehendaki, dengan alasan cinta dan kasih sayang.

    Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menghendaki jilbab itu sebagai penutup tubuhmu dari pandangan matamata serigala, penjaga rasa malu, dan memelihara kehormatanmu. Karena itu, jangan anda campakkan rasa malu itu dengan menjauhi perintah-Nya, sebaliknya pegang teguhlah perintah itu, karena perasaan malu selalu membawa kepada kebaikan.

    Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari – Muslim dari “Imran bin Hushain Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    Tidaklah rasa malu itu ada, kecuali selalu mendatangkan kebaikan.”

    Demikian juga Imam Hakim dan yang lainnya mengeluarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiallahu anhuma, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    Perasaan malu dan iman itu selalu berdampingan, bila salah satunya hilang, hilanglah yang lainnya.”

    Maka peganglah dengan teguh perkara yang dapat membawa kebaikan dan mendekatkan diri anda kepada Allah Azza wa Jalla. Ketahuilah bahwa kehidupan di dunia ini adalah sementara, sedang kehidupan akhirat adalah kekal/selama-lamanya.jangan anda jual kenikmatan yang abadi itu dengan harta dunia yang sirna ini.

    Allah Subhanahu wa ta’ala, berfirman:

    وما الحياة الدنيا إلا لعب ولهو وللدار الآخرة خير للذين يتقون أفلا تعقلون

    Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan sendau gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahami-nya?” (QS Al An’am: 32)

    Berikut ini sifat hijab yang syar’i, saya mohon kepada Allah Azza wa Jalla agar memberikan pertolongan kepada anda untuk memegang teguh padanya, dan menjadikan anda termasuk orang-orang yang mendengarkan nasehat dan mengikuti jalan yang baik.

    1. 1. Hijab itu hendaknya menutupi seluruh badan, dari atas kepala, sampai di bawah mata kaki, kecuali bagian-bagian yang dikecualikan oleh syariat.
    2. Hendaknya jilbab itu luas dan longgar, sehingga tidak nampak bentuk tubuh dan anggota-anggota badan.
    3. Kain jilbab itu harus tebal, sehingga tidak menampakkan warna kulit atau yang lainnya.
    4. Tidak bersifat menghias tubuh yang menarik pandangan pria, karena tujuan jilbab itu sendiri adalah untuk menutupi keindahan tubuh.
    5. Tidak menyerupai pakaian pria.
    6. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.
    7. Tidak menyolok dan menarik pandangan orang.
    8. Tidak memakai pewangi atau minyak wangi yang tercium baunya.

    Demikianlah syarat-syarat jilbab yang Syar’i, yang masing-masing ada dalilnya baik dari Al Qur’an maupun Sunnah, dan sengaja tidak saya cantumkan supaya tidak terlalu panjang pembahasannya.

    Untuk lebih jelasnya, saya sarankan anda membaca dengan teliti kitab “Hijabul Mar’atul Muslimah menurut Al Qur’an dan As Sunnah” yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, semoga Allah memanjangkan umur beliau, karena banyak manfaatnya bagi kaum muslimin. (Beliau rahimahullah sudah wafat, semoga ruhnya ditempatkan bersama para syuhada dan shalihin, amin, pent).

    Referensi: Buku “Membina Keharmonisan Berumah Tangga Menurut Al Qur’an dan Sunnah dan Bahaya Emansipasi Wanita” Hal. 23-28 Penerbit Cahaya Tauhid Press, Malang)

    (Sumber: http://www.darussalaf.org/index.php?name=News&file=article&sid=344)

    Sumber : http://akhwat.web.id/

    Read more…
  • Vemale.com - Memilih warna hijab yang sesuai dengan warna kulit ternyata merupakan hal yang sangat penting. Pasalnya salah memilih warna bisa membuat wajah Anda justru terlihat kusam. Namun, jika Anda telah menemukan padanan yang tepat, penampilan Anda akan jauh semakin meningkat.

    Warna kulit putih

    Untuk warna kulit putih, Anda sebaiknya menggunakan hijab yang berwarna gelap dan terang seperti hitam, biru, abu-abu, ungu dan juga merah. Selain itu, usahakan untuk menghindar warna-warna kalem seperti beige, pastel atau putih karena akan membuat Anda nampak pucat.

    Warna kulit kuning langsat

    Jika Anda memiliki warna kulit kuning langsat, disarankan untuk memilih hijab dengan warna merah, pink dan biru. Warna yang dihindari adalah yang bernuansa emas seperti karamel, coklat dan orange.

    Warna kulit sawo matang

    Untuk yang berkulit sawo matang, warna yang pas bagi Anda adalah warna pastel, gading, biru tua, maroon, ungu serta hitam. Warna-warna yang tidak disarankan meliputi merah kuning, hijau dan coklat tua, serta oliv.

    Warna kulit gelap

    Untuk jenis kulit gelap, menggunakan warna-warna yang lembut akan membuat kulit Anda tampak lebih cerah. Cobalah untuk mengenakan jilbab berwarna netral seperti pastel dan lavender.

    Sebaiknya Anda menghindari warna coklat, hitam dan oranye karena akan membuat kulit Anda nampak lebih gelap. Sama halnya dengan warna-warna cerah seperti kuning, hijau tua dan merah bata.

    SAYANG JIKA DILEWATKAN:

    Read more…
RSS
Email me when there are new items –
Live Support