Beberapa wanita berhijab yang bertubuh gemuk seringkali minder dan mengeluhkan penampilan yang kurang enak dilihat. Mungkin Anda melakukan beberapa hal di bawah ini yang sebaiknya tidak dan perlu Anda lakukan dalam penampilan Anda. Kita tidak mungkin membuat tubuh terlihat ramping dalam sekejap, namun kita bisa membuat penampilan kita rapi dan enak dilihat.
1. Jangan Gunakan Pakaian Ketat
Ada perbedaan antara ketat, fit dan longgar. Pakaian ketat mungkin akan membuat Anda nampak ramping saat berdiri, namun saat duduk, lemak perut dan punggung bisa berlipat dan memperlihatkan tidak hanya lekuk, namun juga lemak yang sebaiknya tidak perlu nampak itu. Pakaian yang fit akan membuat Anda enak dilihat, tidak ketat namun juga tidak kedodoran. Sedangkan pakaian yang longgar dan kedodoran akan membuat kita makin nampak besar.
2. Pilih Blazer Daripada Cardigan
Blazer memiliki garis jahit yang tegas. Ia bisa memberikan efek penampilan yang rapi dan postur tegak. Lekukan pada blazer yang fit akan membuat penampilan Anda rapi tanpa harus menunjukkan lekukan tubuh kita. Bila menggunakan cardigan, pundak, bahu dan punggung akan terlihat jelas karena bahan cardigan yang melar dan mengikuti bentuk tubuh. Hal ini bisa membuat penampilan kita nampak bungkuk.
3. Kombinasi Motif Pada Pakaian dan Jilbab
Karena wajah kita yang cenderung bulat, hindari menggunakan jilbab dan pakaian dengan motif yang ramai sekaligus. Apalagi dengan tambahan aksesoris. Penampilan yang terlalu ramai (jilbab dan pakaian sama-sama bermotif serta menggunakan aksesoris) akan memberikan kesan penuh dan berlebihan. Kombinasikan warna dan motif, misalnya jilbab polos dengan pakaian bermotif atau sebaliknya. Gunakan selalu inner jilbab polos karena bisa membantu menyamarkan pipi yang penuh.
4. Jangan Pilih Aksesoris Terlalu Besar, Terlalu Kecil dan Terlalu Ramai
Untuk menjaga penampilan tetap seimbang mengingat kita sudah memiliki penampilan yang 'berisi', pilihlah aksesoris dengan ukuran sedang dan tidak terlalu ramai. Aksesori berukuran besar akan membuat kita nampak makin gemuk, yang terlalu kecil juga tak akan imbang dengan penampilan. Yang terlalu ramai juga kesannya ribet. Pilihlah gelang ukuran sedang, atau kalung panjang dengan satu ornamen yang sesuai dengan bidang dada Anda.
5. Dua Bagian
Saat menggunakan pakaian terusan yang sangat longgar, kita bisa menyiasati dengan belt dan menarik sedikit baju di bagian pinggang untuk menghilangkan kesan lekukan. Penampilan bisa lebih rapi tanpa kesan kedodoran dan makin besar. Pakaian dengan kesan dua potong akan membuat penampilan Anda lebih rapi dan tidak makin besar.
6. Keep It Simple and Comfortable For Yourself
Dengan kondisi tubuh yang memiliki banyak lemak, kita membutuhkan kenyamanan ekstra. Kita akan cepat merasa panas dan gerah, jadi pilihlah pakaian dari bahan yang nyaman dan dingin. Misalnya bahan kaos rayon dan katun. Rajin mencoba mix and match di depan kaca agar Anda bisa menemukan gaya Anda sendiri yang nyaman dan tetap praktis serta santun.
Sekalipun hijab saat ini sedang populer dengan aneka macam gaya, yang paling penting adalah niat menutup aurat. Semoga tips di atas bisa bermanfaat bagi Anda.
Sumber : vemale.com
Bagi wanita yang mobilitasnya tinggi, demi menghemat waktu, banyak yang memilih menggunakan sepeda motor daripada kendaraan umum. Untuk itu Safety Riding terutama dalam hal penggunaan helm tidak boleh dilupakan. Bagi yang berjilbab ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Model jilbab
Pilih yang modelnya sederhana saja, karena bila modelnya ribet apalagi membutuhkan penggunaan jarum pentul, peniti atau bros, akan mengurangi kenyamanan penggunaan helm. Lagipula, bila sudah memakai jilbab dengan aneka model, akan rusak bila ditimpa helm. Lebih baik berganti jilbab dan berdandan saat sudah ditempat tujuan.
2. Ciput jilbab
Hindari penggunaan ciput (dalaman jilbab) dengan bentuk menyerupai topi, karena akan terasa mengganjal sehingga mempersulit penggunaan helm serta dapat mengganggu pandangan.
3. Gunakan jaket
Sebaiknya gunakan jaket saat berkendara. Fungsi jaket disini selain melindungi tubuh juga agar jilbab tidak berterbangan tertiup angin yang bisa mengurangi konsentrasi saat berkendara. Caranya : masukkan ujung-ujung jilbab kedalam jaket.
4. Pemilihan warna jilbab
Bila berkendara di siang hari, hindari jilbab berwarna gelap apalagi hitam. Di negara tropis seperti Indonesia ini, akan sangat menyiksa jika memakai jilbab hitam saat menggunakan sepeda motor di siang hari karena warna hitam menyerap panas. Anda akan merasa tidak nyaman karena menjadi lebih mudah berkeringat.
1. Tidak punya rasa malu.
Yang tidak malu melakukan hal-hal yang dilarang Allah. Ia jauh dari sifat takwa dan banyak melakukan maksiat.
2. Ausyarah (jorok)
Yaitu tidak pandai mengatur rumah, malas merapikan diri, dan malas melakukan apapun, sehingga dirinya, anak-anak dan rumahnya, kotor dan tidak menyenangkan.
3. Asysyakasah (berani/menantang)
Yaitu suka membebani suaminya di luar kemampuannya, sehingga mendorong suami melakukan hal-hal yang dimurkai Allah.
4. Innah (berani/menantang)
Yang tidak ingin diperintah suaminya untuk melakukan hal-hal yang baik. Berani melanggar apa yang diperintahkan, bahkan menentang si suami dengan tetap melakukan maksiat.
5. Bitnah (mementingkan isi perut dan banyak menuntut)
Yang tidak suka berinfak dan enggan mengeluarkan zakat. Selalu menumpuk harta kekayaan dan mengnyangkan perut dengan makanan-makanan yang tiada habisnya. Tidak terlintas dibenaknya untuk menyantuni fakir miskin dan anak yatim. Untuk memenuhi segala keinginan nafsunya, ia mendorong suaminya untuk melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan kemurkaan Allah.
6. Bahriyah (mendorong suami untuk berbuat jahat)
Yaitu selalu menghalangi suami untuk berbuat baik. Jika melihat suami menyisihkan beberapa persen dan pendapatan untuk zakat dan infak, ia sibuk mencerca dan mengadu pada suami tentang ekenomi rmah tangga yang morat-marit, kebutuhan anak yang semakin membesar, pakaian yang telah robek, sepatu yang telah usang dan sebagainya, sehingga suami menjadi ragu-ragu.
7. Tidak aktif.
Yaitu malas berbuat apapun. Tidak punya keinginan untuk menambah ilmu duniawi maupun ukhrawi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
اِرْفَقْ بِالْقَوارِيْرِ
“Lembutlah kepada kaca-kaca (maksudnya para wanita)” (HR Al-Bukhari V/2294 no 5856, Muslim IV/1811 no 2323, An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubro VI/135 no 10326 dan ini adalah lafal An-Nasa’i)
Berkata Ibnu Hajar, “Al-Qowarir plural (kata jamak) dari singular (kata tunggal) Qoruroh yang artinya adalah kaca…berkata Romahurmuzi, “Para wanita dikinayahkan dengan kaca karena lembutnya mereka dan lemahnya mereka yang tidak mampu untuk bergerak gesit. Para wanita disamakan dengan kaca karena kelembutan, kehalusan, dan kelemahan tubuhnya”…yang lain berkata bahwasanya para wanita disamakan dengan kaca karena begitu cepatnya mereka berubah dari ridho menjadi tidak ridho dan tidak tetapnya mereka (mudah berubah sikap dan pikiran) sebagaimana dengan kaca yang mudah untuk pecah dan tidak menerima kekerasan” (Fathul Bari X/545)
Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin, “…Sebuah kata yang engkau ucapkan bisa menjadikannya menjauh darimu sejauh bintang di langit, dan dengan sebuah kata yang engkau ucapkan bisa menjadikannya dekat hingga di sisimu” (Asy-Syarhul Mumti’ XII/385)
Berkata Al-Qodhi ‘Iyadh, “Para wanita disamakan dengan kaca karena lemahnya hati mereka” ( Masyariqol Anwaar II/177). Demikianlah…Allah telah menciptakan wanita dengan penuh kelembutan dan kelemahan. Hati mereka lemah sehingga sangat perasa. Mudah tersinggung…namun senang dipuji. Mudah berburuk sangka…mudah cemburu…mudah menangis…demikianlah wanita.
Sikap para wanita begitu cepat berubah terhadap sikap suami mereka…terkadang hari ini ridho dengan sikap suaminya…besok hari marah dan tidak ridho…, apalagi jika sang suami melakukan kesalahan….
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطٌ
“Seandainya engkau berbuat baik pada salah seorang istri-istrimu sepanjang umurmu kemudian dia melihat suatu (yang tidak disukainya) darimu maka ia akan berkata, “Aku sama sekali tidak pernah kebaikan darimu” (HR Al-Bukhari I/19 no 29 dan Muslim II/626 no 907)
Basa-basi sangat diperlukan dalam menghadapi wanita
Hendaknya seorang suami pandai bersiasat dan berstrategi dalam bergaul dengan istrinya hingga menarik hatinya.
Berkata Ibnu Hajar, “Hadits ini menunjukan akan dianjurkannya untuk berbuat mujamalah (berbasa-basi) untuk menarik hati para wanita dan melembutkan hati mereka. Hadits ini juga menunjukan siasat dalam menghadapi wanita yaitu dengan memaafkan mereka serta sabar dalam menghadapi kebengkokan mereka. Dan barangsiapa yang berharap selamatnya para wanita dari kebengkokan maka ia tidak akan bisa mengambil manfaat dari mereka, padahal seorang pria pasti membutuhkan seorang wanita yang ia merasa tentram bersamanya dan menjalani hidup bersamanya. Seakan-akan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sempurna menikmati (bersenang-senang) dengan seorang wanita kecuali dengan bersabar menghadapinya” (Fathul Bari IX/254)
Berkata Imam An-Nawawi, “Hadits ini menunjukan sikap berlemah lembut terhadap para wanita, bersikap baik kepada mereka, sabar menghadapi bengkoknya akhlak mereka, sabar menghadapi lemahnya akal mereka, dan dibencinya menceraikan mereka tanpa ada sebab, serta janganlah berharap lurusnya seorang wanita” (Al-Minhaj X/57)
Oleh karena itu sikap basa-basi dihadapan wanita sangatlah diperlukan untuk menundukannya, bahkan hal ini disunnahkan sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
أََلآ إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَأَنَّكَ إِنْ تُرِدْ إِقَامَتَهَا تَكْسِرْهَا فَدَارِهَا تَعِشْ بِهَا
“Ketahuilah bahwasanya wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan jika engkau ingin untuk meluruskannya maka engkau akan mematahkannya, oleh karenya barbasa-basilah niscaya engkau akan bisa menjalani hidup dengannya” (HR Al-Hakim di Al-Mustadrok IV/192 no 7333, Ibnu Hibban (Al-Ihsan IX/485) no 4178, Ad-Darimi II/198 no 2221 dari hadits Samuroh bin Jundaub. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani (Lihat Shahihul Jami’ no 1944))
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (59)
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab:59)
MAKNA GLOBAL
Allah SWT memerintahkan nabi-Nya yang mulia SAW, agar mengarahkan seruan kepada umat Islam semuanya, agar beramal dengan berpegang teguh pada adab-adab Islam, petunjuk-petunjuk-Nya yang utama, aturan-aturan-Nya yang bijaksana, yang dengannya terdapat kebaikan individu dan kebahagiaan masyarakat, dan khususnya pada masalah sosial yang umum, yang berhubungan dengan keluarga muslim, ketahuilah dan dia adalah hijab syar’i yang diwajibkan oleh Allah bagi wanita muslimah, untuk menjaga kemuliaannya, menjaga kehormatan dirinya, menjaganya dari pandangan-pandangan yang melukai, dan kalimat-kalimat yang menyakitkan, dan jiwa-jiwa yang sakit, dan niat-niat yang buruk, yang disembunyikan oleh laki-laki fasik kepada wanita-wanita yang tidak memiliki malu. Maka Allah berfirman yang maknanya:
Wahai Nabi (Muhammad), sampaikanlah perintah-perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin, dan mulailah dari dirimu sendiri, maka perintahkanlah istri-istrimu, ummahatul mukminin yang suci, dan anak-anakmu yang utama dan mulia agar mereka menjulurkan jilbab yang syar’i, dan agar mereka berhijab dari pandangan-pandangan laki-laki, agar mereka menjadi teladan bagi seluruh wanita dalam hal menjaga diri, menutup aurat, dan memiliki rasa malu, sehingga tidak ada orang fasik yang tamak kepada mereka, atau tidak akan ada orang fajir yang mencapai kehormatan mereka. Dan perintahkanlah seluruh istri orang mukmin agar mereka mengenakan jilbab yang lapang, yang menutupi kecantikan-kecantikan dan perhiasan mereka, dan mencegah lisan-lisan yang buruk terhadap mereka.
Dan perintahkan kepada mereka seperti itu agar mereka menutup wajah mereka dan badan mereka dengan jilbab, agar mereka dibedakan dari budak wanita, sehingga mereka tidak menjadi sasaran orang-orang yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu, dan agar mereka dijauhkan dari menyerupai orang-orang fajir, lalu tidak dihadapkan kepada mereka manusia yang buruk. Maka hal itu lebih dekat agar mereka dikenal dengan menjaga diri, maka tidak akan ada yang tamak kepadanya orang yang dalam hatinya terdapat penyakit. Dan Allah Maha Pengampun, mengampuni orang yang mengerjakan perintah-Nya, Penyayang terhadap hamba-Nya dimana Allah tidak mensyariatkan kepada mereka kecuali apa yang di dalamnya terdapat kebaikan mereka dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.
ASBABUN NUZUL
Para mufasir meriwayatkan mengenai asbabun nuzul ayat yang mulia ini, bahwa seorang perempuan dan budak perempuan keduanya keluar rumah pada malam hari untuk membuang hajat di kebun dan di antara pohon kurma, tanpa bisa dibedakan antara wanita merdeka dan budak. Dan di Madinah dahulu ada orang-orang fasik, mereka selalu dalam kebiasaan jahiliyah mereka untuk merintangi budak-budak wanita. Dan sering kali mereka merintangi wanita-wanita merdeka. Maka apabila dikatakan kepada mereka: kami menyangka mereka adalah budak-budak perempuan.
Lalu wanita-wanita merdeka diperintahkan untuk menyelisihi budak (berbeda penampilan dari budak) dalam berpakaian, maka mereka (wanita-wanita merdeka) menutup aurat agar membuat (orang lain) malu dan agar disegani, sehingga tidak ada orang yang hatinya berpenyakit untuk berkeinginan pada mereka. Lalu Allah menurunkan ayat ini:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ...
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu... (QS. Al-Ahzab [33]:59)[1]
Ibnu al-Jauzy mengatakan: sabab nuzul ayat ini adalah bahwa orang-orang fasik dahulu mereka mengganggu para wanita apabila mereka keluar rumah pada malam hari. Maka apabila mereka melihat perempuan yang memakai cadar mereka membiarkannya (tidak mengganggunya), dan mereka mengatakan: ini adalah wanita merdeka. Dan apabila mereka melihat perempuan yang tidak memakai cadar, mereka mengatakan: ini adalah budak wanita. Lalu mereka menyakiti perempuan tersebut. Lalu turunlah ayat ini. Pendapat ini dikatakan oleh As-Sadiy.[2]
wanita sholehah akan menutup aurat, menggunakan jilbab dan khimar (kerudung) sesuai aturan Allah...
Mari Saling Mengingatkan
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, dan mereka yang saling mengingatkan tentang kebenaran dan saling mengingatkan tentang kesabaran.'' (QS Al-Ashr [103]: 1-3)