hijab (11)

  • يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (59)
    Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab:59)

    MAKNA GLOBAL
    Allah SWT memerintahkan nabi-Nya yang mulia SAW, agar mengarahkan seruan kepada umat Islam semuanya, agar beramal dengan berpegang teguh pada adab-adab Islam, petunjuk-petunjuk-Nya yang utama, aturan-aturan-Nya yang bijaksana, yang dengannya terdapat kebaikan individu dan kebahagiaan masyarakat, dan khususnya pada masalah sosial yang umum, yang berhubungan dengan keluarga muslim, ketahuilah dan dia adalah hijab syar’i yang diwajibkan oleh Allah bagi wanita muslimah, untuk menjaga kemuliaannya, menjaga kehormatan dirinya, menjaganya dari pandangan-pandangan yang melukai, dan kalimat-kalimat yang menyakitkan, dan jiwa-jiwa yang sakit, dan niat-niat yang buruk, yang disembunyikan oleh laki-laki fasik kepada wanita-wanita yang tidak memiliki malu. Maka Allah berfirman yang maknanya:
    Wahai Nabi (Muhammad), sampaikanlah perintah-perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin, dan mulailah dari dirimu sendiri, maka perintahkanlah istri-istrimu, ummahatul mukminin yang suci, dan anak-anakmu yang utama dan mulia agar mereka menjulurkan jilbab yang syar’i, dan agar mereka berhijab dari pandangan-pandangan laki-laki, agar mereka menjadi teladan bagi seluruh wanita dalam hal menjaga diri, menutup aurat, dan memiliki rasa malu, sehingga tidak ada orang fasik yang tamak kepada mereka, atau tidak akan ada orang fajir yang mencapai kehormatan mereka. Dan perintahkanlah seluruh istri orang mukmin agar mereka mengenakan jilbab yang lapang, yang menutupi kecantikan-kecantikan dan perhiasan mereka, dan mencegah lisan-lisan yang buruk terhadap mereka.

    Dan perintahkan kepada mereka seperti itu agar mereka menutup wajah mereka dan badan mereka dengan jilbab, agar mereka dibedakan dari budak wanita, sehingga mereka tidak menjadi sasaran orang-orang yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu, dan agar mereka dijauhkan dari menyerupai orang-orang fajir, lalu tidak dihadapkan kepada mereka manusia yang buruk. Maka hal itu lebih dekat agar mereka dikenal dengan menjaga diri, maka tidak akan ada yang tamak kepadanya orang yang dalam hatinya terdapat penyakit. Dan Allah Maha Pengampun, mengampuni orang yang mengerjakan perintah-Nya, Penyayang terhadap hamba-Nya dimana Allah tidak mensyariatkan kepada mereka kecuali apa yang di dalamnya terdapat kebaikan mereka dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.

    ASBABUN NUZUL
    Para mufasir meriwayatkan mengenai asbabun nuzul ayat yang mulia ini, bahwa seorang perempuan dan budak perempuan keduanya keluar rumah pada malam hari untuk membuang hajat di kebun dan di antara pohon kurma, tanpa bisa dibedakan antara wanita merdeka dan budak. Dan di Madinah dahulu ada orang-orang fasik, mereka selalu dalam kebiasaan jahiliyah mereka untuk merintangi budak-budak wanita. Dan sering kali mereka merintangi wanita-wanita merdeka. Maka apabila dikatakan kepada mereka: kami menyangka mereka adalah budak-budak perempuan.

    Lalu wanita-wanita merdeka diperintahkan untuk menyelisihi budak (berbeda penampilan dari budak) dalam berpakaian, maka mereka (wanita-wanita merdeka) menutup aurat agar membuat (orang lain) malu dan agar disegani, sehingga tidak ada orang yang hatinya berpenyakit untuk berkeinginan pada mereka. Lalu Allah menurunkan ayat ini:
    يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ...
    Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu... (QS. Al-Ahzab [33]:59)[1]

    Ibnu al-Jauzy mengatakan: sabab nuzul ayat ini adalah bahwa orang-orang fasik dahulu mereka mengganggu para wanita apabila mereka keluar rumah pada malam hari. Maka apabila mereka melihat perempuan yang memakai cadar mereka membiarkannya (tidak mengganggunya), dan mereka mengatakan: ini adalah wanita merdeka. Dan apabila mereka melihat perempuan yang tidak memakai cadar, mereka mengatakan: ini adalah budak wanita. Lalu mereka menyakiti perempuan tersebut. Lalu turunlah ayat ini. Pendapat ini dikatakan oleh As-Sadiy.[2]

    Read more…
  • Alasan Perempuan Muslim Enggan Memakai Jilbab

    Read more…
  • Hijab merupakan bagian dari syari’at yang penting untuk dilaksanakan oleh seorang muslimah. Ia bukanlah sekedar identitas atau menjadi hiasan semata dan juga bukan penghalang bagi seorang muslimah untuk menjalankan aktivitas kehidupannya.

    Menggunakan hijab yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah WAJIB dilakukan oleh setiap muslimah, sama seperti ibadah-ibadah lainnya seperti sholat, puasa yang diwajibkan bagi setiap muslim. Ia bukanlah kewajiban terpisah dikarenakan kondisi daerah seperti dikatakan sebagian orang (karena Arab itu berdebu, panas dan sebagainya). Ia juga bukan kewajiban untuk kalangan tertentu (yang sudah naik haji atau anak pesantren).

    Bila tujuan berhijab adalah menutup aurat (perhiasan), lalu mengapa menggantinya dengan penutup/pakaian yang menyerupai aurat/perhiasan dalam warna warni indah?

    Dalam mengenakan hijab syar’i haruslah menutupi seluruh tubuh dan menutupi seluruh perhiasan yang dikenakan dari pandangan laki-laki yang bukan mahram. Hal ini sebagaimana tercantum dalam firman Allah Ta’ala:
    “dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya.” (Qs. An-Nuur: 31)

    Mengenakan hijab syar’i merupakan amalan yang dilakukan oleh wanita-wanita mukminah dari kalangan sahabiah dan generasi setelahnya. Merupakan keharusan bagi wanita-wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam untuk meneladani jejak wanita-wanita muslimah pendahulu meraka dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam masalah berhijab. Hijab merupakan cermin kesucian diri, kemuliaan yang berhiaskan malu dan kecemburuan (ghirah).

    Ironisnya, banyak wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam, keluar di jalan-jalan dan tempat-tempat umum tanpa mengenakan hijab sesuai syariat, tetapi malah bersolek dan bertabaruj tanpa rasa malu. Sampai-sampai sulit dibedakan mana wanita muslim dan mana wanita kafir, sekalipun ada yang memakai kerudung, akan tetapi kerudung tersebut tak ubahnya hanyalah seperti hiasan penutup kepala T___T

    Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
    “Semoga Alloh merahmati para wanita generasi pertama yang berhijrah, ketika turun ayat:

    “dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31)

    “Maka mereka segera merobek kain panjang/baju mantel mereka untuk kemudian menggunakannya sebagai khimar penutup tubuh bagian atas mereka.”

    Subhanallah… jauh sekali keadaan wanita di zaman ini dengan keadaan wanita zaman sahabiah.

    Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa hijab merupakan kewajiban atas diri seorang muslimah dan meninggalkannya menyebabkan dosa yang membinasakan dan mendatangkan dosa-dosa yang lainnya. Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya hendaknya wanita mukminah bersegera melaksanakan perintah Alloh yang satu ini.

    Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)

    Bahaya Tabarruj Model Jahiliyah

    Bersolek merupakan fitrah bagi wanita pada umumnya. Jika bersolek di depan suami, orang tua atau teman-teman sesama wanita maka hal ini tidak mengapa. Namun, wanita sekarang umumnya bersolek dan menampakkan sebagian anggota tubuh serta perhiasan di tempat-tempat umum. Padahal di tempat-tempat umum banyak terdapat laki-laki non mahram yang akan memperhatikan mereka dan keindahan yang ditampakkannya. Seperti itulah yang disebut dengan tabarruj model jahiliyah.

    Di zaman sekarang, tabarruj model ini merupakan hal yang sudah dianggap biasa, padahal Allah dan Rasul-Nya mengharamkan yang demikian.

    Allah berfirman:
    “Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti model berhias dan bertingkah lakunya orang-orang jahiliyah dahulu (tabarruj model jahiliyah).” (Qs. Al-Ahzab: 33)

    Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

    Bentuk-bentuk tabarruj model jahiliyah diantaranya:

    -Menampakkan sebagian anggota tubuhnya di hadapan laki-laki non mahram.
    -Menampakkan perhiasannya,baik semua atau sebagian.
    -Berjalan dengan dibuat-buat.
    -Mendayu-dayu dalam berbicara terhadap laki-laki non mahram.
    -Menghentak-hentakkan kaki agar diketahui perhiasan yang tersembunyi.

    “Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.” (QS. An Nur: 31)

    Perhatikan....

    Kalau Allah melarang menghentakkan kaki agar orang tau perhiasan yang TERSEMBUNYI....lalu bagaimana lagi dengan perhiasan di zaman sekarang ini yang justru diPAMERkan?? Allaahul musta'an

    Wallahua'lam

    Read more…
  • Wajib Punya Empat Jenis Hijab Berikut

    Vemale.com - Dalam menghadiri sebuah acara, tentu kita akan menyesuaikan pakaian yang kita kenakan dalam acara tersebut. Jika Anda adalah wanita berhijab, tentu tidak hanya pakaian pertimbangannya.

    Berikut ini akan diberikan beberapa hijab yang sebaiknya telah tersedia di dalam lemari Anda agar Anda tidak bingung dalam memilih dan menyesuaikan pakaian serta hijab dalam berbagai acara.

    Hijab warna hitam

    Hijab warna ini wajib Anda miliki ya, Ladies. Alasannya adalah karena warnanya yang netral sehingga bisa dipadupadankan dengan berbagai warna. Selain itu, warna ini juga cocok untuk berbagai macam acara dan bisa Anda kenakan ketika dikejar waktu dan tidak sempat mix and match.

    Hijab Netral

    Hijab dengan warna netral meliputi beige, krem, serta putih gading juga dapat Anda pasangkan dengan berbagai macam warna pakaian Anda. Selain itu, hijab dengan warna ini dapat menyeimbangkan pakaian dengan motif yang ramai agar lebih kalem.

    Hijab eksklusif

    Tentu dalam beberapa kesempatan, kita harus menghadiri sebuah acara formal seperti pernikahan dan Anda harus bersiaga dengan menyiapkannya di lemari Anda. Model hijab eksklusif yang direkomendasikan adalah yang memiliki aksen kristal atau payet dengan bahan kain yang eksklusif seperti sifon satin.

    Hijab motif

    Yang terakhir adalah hijab motif. Hijab ini biasanya lebih pas jika berpasangan dengan pakaian warna polos agar tidak terlalu ramai. Selain itu hijab motif ini juga dapat memberi kesan yang ceria.

    Read more…
  • KENAPA HARUS HIJAB SYAR’I ?

    1. Karena berbusana muslimah yang syar’i merupakan ibadah syar’i yang wajib, memiliki pahala yang besar. Pahala ini bermula ketika menggunakannya dan berakhir dengan melepasnya.
    2. Perlu saudari ketahui, bahwa saudari senantiasa berada dalam keadaan ibadah apabila:
    3. Saudari tetap berada di dalam rumah dan tidak keluar darinya kecuali untuk suatu kepentingan.
    4. Atau apabila saudari keluar rumah demi satu kepentingan dan saudari selalu menjauhi tempat-tempat berkumpul kaum pria.
    5. Atau apabila saudari melewati kaum pria namun saudari tetap dalam keadaan berhijab, karena saat itu saudari telah mematuhi perintah Allah U . Dia berfirman: “Dan hendaklah kalian diam di rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj seperti orang-orang jahiliyyah yang pertama.” (QS. Al-Ahzab 33).
    6. Karena menggunakan hijab syar’I merupakan salah satu jihad fi sabilillah, khususnya pada zaman ini di mana musuh-musuh Islam berusaha untuk memerangi hijab muslimah ini agar mereka menguasai umat ini.
    7. Menggunakan hijab syar’i dapat menjaga seorang muslimah dari berbagai kejahatan: Pandangan hasad, kesurupan, kejahatan Jin dan Manusia, sehingga mereka segan keada saudari. Allah U berfirman: “Karena (dengan hijab Syar’I itu) mereka akan lebih dikenal maka mereka tidak dianiaya.”Dikenal sebagai wanita yang menjaga kehormatannya, wanita yang terhormat dan jauh dari keraguan. Sehingga orang-orang yang sakit hatinya tidak berusaha menggodanya.
    8. Karena menggunakan hijab syar’i sebagai tanda kehormatan seorang wanita, dan kekuatan agama dan akalnya serta menandakan jauhnya dari berbagai keraguan. Dan inilah sifat terpenting yang diinginkan oleh seorang pria yang mencari pendamping hidup.
    9. Pahala orang yang mengikuti jejak langkah saudari dalam berhijab dari wanita-wanita lain yang sebelumnya meremehkan urusan hijab. Rosulullah rbersabda: “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan maka baginya pahala orang yang mengamalkannya.” (HR. Muslim). “Barang siapa yang menyeru kepada petunjuk, pahalanya seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun juga.” (HR. Muslim).
    10. Mengunakan hijab adalah jalan menuju keselamatan dari berbagai kejelekan yang semestinya menimpa saudari, seperti tabarruj, gaul dan selamatnya orang lain karena saudari.
    11. Dengan menggunakan hijab berarti saudari telah berda’wah kepada Dienul Islam, karena dengan melihat hijab muslimah manusia tergugah untuk mengetahui lebih mendalam tentang Dienul Islam, Maka saudari adalah seorang juru da’wah.
    12. Menggunakan hijab muslimah adalah sebab bersihnya hati. Allah Uberfirman: “Hal itu lebih bersih bagi hati kalian dan hati mereka.”
    13. Dengan memakai hijab muslimah saudari akan mendapatkan sabar di atas perintah Allah U karena kesulitan-kesulitan dan kendala yang dihadapi. AllahU berfirman: “Dan adapun orang yang takut ===Robbnya =====” (QS.====)

    SIFAT HIJAB SYAR’I BAGI WANITA MUSLIMAH

    Apakah Saudari tahu sifat hijab syar’i (pakaian muslimah yang disyari’atkan) ?

    1. Menutup seluruh tubuh.
    2. Tidak berbentuk pakaian hias atau mengandung perhiasan seperti gambar-gambar, accessories dan tulisan-tulisan
    3. Tebal tidak tembus pandang, sehingga tidak menampakkan apa yang ada di balik pakaian tersebut.
    4. Lebar dan longgar tidak ketat, sehingga tidak menampakkan bagian-bagian anggota tubuh.
    5. Tidak menyerupai pakaian pria dan pakaian wanita-wanita kafir.
    6. Tidak berparfum dan berwangi-wangian apabila hendak melalui kaum pria.

     

    Read more…
  • Siapa Yang Menyuruhmu Berhijab?

    Siapa yang menyuruhmu untuk berjilbab?
    Allah yang menciptakanmu yang menyuruhmu untuk berjilbab.

    “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).

    “Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khumur/kerudungnya ke dadanya…’” (An-nur:31)

    ========================

    Biar jilbabku tak menarik pandanganmu.,
    Biar jilbabku kau bilang tak modis, aku tak peduli.,
    Karena aku pasti sudah gila kalau berpikir akan bebas dari celaan manusia.,
    Dan akan lebih gila lagi kalau lebih peduli pada pandangan manusia daripada pandangan Sang Pencipta.,

    Saudariku, berjilbab bukan hanya sebuah identitas bagimu untuk menunjukkan bahwa engkau adalah seorang muslimah. Tetapi jilbab adalah suatu bentuk ketaatanmu kepada Allah Ta’ala, selain shalat, puasa, dan ibadah lain yang telah engkau kerjakan. Jilbab juga merupakan konsekuensi nyata dari seorang wanita yang menyatakan bahwa dia telah beriman kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, jilbab juga merupakan lambang kehormatan, kesucian, rasa malu, dan kecemburuan. Dan semua itu Allah jadikan baik untukmu. Tidakkah hatimu terketuk dengan kasih sayang Rabb kita yang tiada duanya ini?


    [♥] • .•*´¨`*•. [♥] Mari Saling Mengingatkan [♥] • .•*´¨`*•. [♥]

    "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, dan mereka yang saling mengingatkan tentang kebenaran dan saling mengingatkan tentang kesabaran.'' (QS Al-Ashr [103]: 1-3)

    Read more…
  • Hijab Punduk Unta

    Memakai hijab untuk menutup aurat bagi seorang Muslimah adalah suatu kewajiban. Ada syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan hijab, yaitu tidak dari bahan yang tipistidak transparantidak ketattidak bermotif mencolok, dan tidak menyerupai punuk unta. Syarat terakhir ini tidak banyak diketahui oleh sebagian besar Muslimah. Ironisnya, belakangan ini muncul tren model hijab punuk unta.

    Rasulullah SAW bersabda, “Dua golongan dari ahli neraka yang (saat ini) Aku belum melihatnya, yaitu : segolongan orang yang membawa cambuk menyerupai ekor sapi yang dipergunakan menyambuk orang-orang, dan para perempuan yang berpakaian tapi telanjang (karena pakaiannya mini dan ketat), berjalannya berlenggok menggoda, dan kepalanya seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapat bau surga, dan sesungguhnya bau surga bisa tercium dalam jarak tertentu.” (HR Muslim).

    Al-Imam An-Nawawi dalam kitab Syarh Shahih Muslim mengatakan, hadits ini termasuk mukjizat dari Nabi SAW, karena Beliau menyebutkan sesuatu yang belum terjadi di zamannya.

    Apa yang dikatakan Rasulullah SAW 15 abad lalu saat ini benar-benar terjadi.  Pakaian mini dan ketat menjadi mode pakaian perempuan saat ini, dan diperagakan untuk dijadikan model atau contoh bagi perempuan lain. Perempuan yang memakai model pakaian seperti ini, oleh Rasulullah dipastikan akan menjadi penghuni neraka.

    Rasulullah juga mengatakan bahwa selain golongan perempuan yang suka mode pakaian mini dan ketat, ada juga golongan perempuan lain yaitu perempuan yang kepalanya menyerupai punuk unta. An-Nawawi menjelaskan, maksudnya adalah memperbesar bagian atas kepala dengan kain hijab dan selainnya (seperti sanggul tertutup hijab), sehingga menyerupai punuk unta yang miring.

    Ibnu Arabi , sebagaimana dinukil dalam kitab Faidhul Qadhir mengatakan, kalimat “kepalanya seperti punuk unta yang miring” dalam hadits diatas merupakan kinayah (kiasan) dari memperbesar kepala dengan kain dan orang mengira itu adalah rambut. Menurutnya hijab punuk unta seperti itu hukumnya haram.

    Dari penjelasan para Ulama terhadap pengertian hadits tersebut diatas, difahami bahwa yang dilarang adalah model hijab yang bagian atas belakangnya ada tambahan bulatan besar yg menyerupai punuk unta. Sedangkan jika bulatan berasal dari rambut yang diikat (dikuncir) dan ukurannya kecil, Insya Allah tidak dilarang. Sebab, Muslimah dianjurkan untuk memanjangkan rambut, maka jika tidak diikat, khawatir rambutnya terlihat. Wallahu a’lam.

    Read more…
  • Syar'i atau Gaya...?

    Apa yang patut kita sombongkan bahwa kotoran kita lebih hina daripada kotoran Luwak.
    Apa yang patut kita sombongkan bahwa mata kucing lebih anggun dari pada mata kita .
    Apa yang patut kita Sombongkan bahwa Kulit Sapi lebih putih dari pada kulit model wanita didunia ini.
    Apa yang lebih patut disombongkan bahwa Bunga Mawar saja lebih cantik dari cantiknya seorang wanita.
    Apapula yang kita sombongkan bahwa rambut kuda lebih bagus dari pada rambut wanita didunia ini.
    Kiranya membandingkan diri kita dengan binatang saja kalah, lalu siapalah kita dengan semena-mena menentang perintah hijab secara syar'i...

    Read more…
  • Berhijab Yang Benar

    Berikut ini hal-hal penting yang berhubungan dengan memakai jilbab yang benar dan syar’i :

    1. Jilbab yang dikenakan berupa kain yang menutup bagian depan tubuh wanita dan seluruh tubuh.
    2. Kain jilbab dan hijab tebal, tidak tipis atau menerawang.
    3. Tidak berupa perhiasan / pakaian yang mencolok.
    4. Menggunakan jilbab bukan tempat untuk ajang pamer dan tabarruj.
    5. Jilbab yang baik harus diulur, bukan dililitkan dengan kulit sehingga ketat.
    6. Jilbab dan hijab tidak sempit atau ketat, namun longgar.
    7. Tidak menggunakan minyak wangi yang berlebihan.
    8. Model jilbab bukan punuk unta.

    Semoga bermanfaat ya tulisan sederhana ini, masih banyak waktu untuk memperbaiki. Untuk yang telah berjilbab, semoga senantiasa memperhatikan syar’i tidaknya hijab yang telah dipakai. Dan untuk teman-teman wanita yang belum berjilbab, semoga Alloh segera membukan pintu hati agar cepat berjilbab seperti yang lainnya. 

    Read more…
  • Perbaiki Diri

    Kerudung atau hijab itu kewajiban bukannya aksesoris. coba liat gambar ini. Sudah di Level dimana kita? ;D

    Read more…
  • Kenapa Harus Syar'i

    Berhijab, adalah perintah Allah yang mutlak wajib diimani oleh setiap muslimah. Bagi setiap wanita yang mengikrarkan diri sebagai muslimah, maka tidak ada keraguan sedikitpun akan wajibnya menutup aurat dengan hijab. Berhijab adalah sebuah bentuk ketundukan, kepasrahan dan ketaatan kepada Allah. Karena Allah yang menciptakan kitalah.. yang menyuruh kita untuk berhijab.

    Alhamdulillaah seiring perkembangan zaman, maka jilbab makin semarak dan populer di kalangan masyarakat. Zaman saya bersekolah dulu, masih sedikit yang berjilbab. Dan itupun kadang agak dipersulit. Baik bagi para pelajar dan pencari kerja, ruang gerak mereka tidaklah sebebas sekarang. Jilbab masih dipandang sesuatu yang asing, aneh, ekstrem bahkan kampungan.

    بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
    “Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing itu.” (HR. Muslim no. 208)

    Tapi, seiring dengan banyaknya wanita yang menutup rambutnya dengan jilbab, makin bergeser juga arti ke-syar’i-an sebuah jilbab. Jika dulu saya memandang jilbab panjang senior-senior saya di sekolah dengan penuh kekaguman, kini fenomena jilbab panjang dan lebar di sekolah, kampus dan jalan-jalan itu mulai sepi. Berganti dengan jilbab berbagai model dengan corak dan warna yang jauh dari kriteria syar’i.

    Sungguh saya sedih melihatnya. Saya rindu akan sosok-sosok wanita berhijab lebar yang dahulu kala ibaratnya seperti mencari jarum di tumpukan jerami, amat jarang ditemukan. Yang dengan sempurnanya hijab itu mereka lebih dihargai dan dipandang dengan penuh penghormatan sebagai seorang muslimah. Yang mendekati mereka pun bukan sembarang orang. Ya, di mata saya kala itu.. nilai mereka sebagai seorang wanita begitu mahal dan berharga..

    Pakaian longgar nan elegan yang dulu banyak dikenakan bahkan diperjuangkan dalam berbagai kegiatan di sekolah, kini berganti dengan pakaian yang katanya busana muslim tapi serba ketat dan  minimalis. Jilbab panjang mereka pangkas, makin pendek, serba lilit dan membentuk sanggul. Menggantinya dengan topi dibalut scarf, bahkan sampai lehernya juga kelihatan saking transparannya. Plus atasan atau blus lengan panjang ketat, dipadu dengan celana panjang yang juga tak kalah ketat. Tak lupa riasan wajah untuk mempercantik penampilan. Semua atas nama fashion. Semua dengan alasan keindahan.

    Bahkan untuk lebih ‘memperkenalkan’  jilbab pada khalayak, dibuatlah berbagai kontes bertemakan hijab modern yang menawarkan konsep lebih cantik, tidak monoton dan penuh warna warni. Atau fashion show muslimah  yang kontestannya berlenggak lenggok di atas catwalk memperkenalkan trend terbaru hijab masa kini.. Di depan puluhan pasang mata, baik laki-laki maupun perempuan. Lagi-lagi mengatasnamakan da’wah kepada hijab, agar tak terkesan kumuh dan kampungan.

    “Berjilbab tapi tetap cantik dan menarik”.  Itu slogan mereka.

    Itukah hijab yang sesungguhnya? Padahal jika mereka paham, fungsi hijab itu menutupi keindahan, bukan malah menonjolkan. Karena keindahan itu.. adalah diri dan pesona wanita itu sendiri yang sejatinya wajib untuk ditutupi. Padahal, esensi hijab itu.. bukan hanya sekedar selembar kain penutup kepala dan kulit. Dalam hijab, ada syarat-syarat yang wajib dipenuhi, yang kali ini saya tidak bermaksud membahasnya karena pernah saya tulis disini.

    “Sisters.. Hijab is hijab. Fashion is fashion. And hijab is not fashion. There’s no relation between syar’i and stylish.”

    Saudariku.. sesungguhnya hijab syar’i itu..

    1. Sederhana, praktis dan mudah digunakan
    Salah satu keuntungan dari mengenakan hijab syar’i adalah karena kemudahan dan kepraktisannya. Menyiapkan diri dengan satu stel jubah lengkap dengan jilbabnya paling lama 15 menit sudah selesai. Tidak makan waktu lama, tinggal pakai jubahnya, jangan lupa ciput atau dalaman untuk jilbab, langsung pasang jilbab dan tadaaa..!  Selesai. Simpel kan? Nggak mesti repot sama lusinan jarum pentul, tutorial yang super ribet atau bongkar sana sini plus berlama-lama mix and match di depan cermin.

    Apalagi bagi ibu-ibu seperti saya yang urusannya kalau mau pergi nggak cuma ngurus diri sendiri. Ada urusan anak-anak dan suami yang juga mesti disiapkan. Nah kebayang kan riweuhnya kalau mesti pake jilbab yang juga super riweuh? :))

    2Bisa langsung dipakai shalat
    Alhamdulillaah, betapa Allah bermaksud memudahkan muslimah dengan perintah berhijab. Dengan hijab yang memenuhi kriteria syari’at, maka kita tak perlu repot mencari mukena ketika tengah safar atau bepergian. Karena sesungguhnya, aurat wanita itu di dalam dan di luar shalat, adalah sama. Sama-sama harus menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Dengan sepasang jubah longgar dan jilbab panjang plus kaus kaki, (yang tentunya suci dari najis ya..) kita sudah bisa melaksanakan shalat. Bandingkan dengan mereka yang tidak menutup aurat, atau menutup aurat tapi tidak sempurna. Jadi, tidak perlu lagi membawa mukena di tas atau antri mukena di masjid ketika akan shalat.

    3. Murah dan terjangkau
    Satu stel jubah dan jilbab model sederhana bila dibandingkan dengan jilbab gaul yang serba berpotongan semisal blus, rok dan segala aksesorisnya yang serba beragam tentu akan jauh berbeda harganya. Walau ada juga jubah dan jilbab yang harganya mencapai ratusan ribu bahkan jutaan. Tapi rata-rata harga sepasang jubah dan jilbab syar’i di pasaran amatlah terjangkau. Apalagi kalau bisa bikin dan jahit sendiri, wah dobel deh keuntungannya. Bagi saya pribadi, hijab itu tidak harus yang mahal, kualitas impor atau yang serba ‘wah’ . Asal enak dipakai, nyaman dan yang paling penting… memenuhi fungsi busana yang syar’i :)

    4. Sesuai dengan segala usia dan bentuk tubuh
    Setiap kali saya menjumpai wanita yang berbusana syar’i, berapapun usia mereka, seperti apapun bentuk tubuh mereka.. rasanya selalu pantas-pantas saja dipandang mata. Baik yang masih muda belia bahkan yang sudah sepuh sekalipun, di mata saya mereka selalu terlihat pantas dan cocok menggunakannya. Pun begitu dengan jilbab dan jubah yang lebar.. mau gemuk atau kurus tetap saja tersembunyi dibalik kain yang menutup rapat tubuh mereka. Betapa Islam memuliakan wanita dengan tidak menjadikannya objek pemuas mata kaum pria. Memberikan mereka kebebasan untuk tidak hanya dinilai dari sekadar fisik.

    Teringat peristiwa beberapa hari yang lalu ketika akan berangkat menuju Daurah Muslimah di Cijantung, saya yang waktu itu di atas motor berpapasan dengan seorang ibu lanjut usia yang mungkin sebaya dengan ibu saya. Beliau mengenakan busana yang sedang trend ala Hijabers  yang sungguh menurut saya agak memaksakan diri dengan usianya yang tak lagi muda. Benar-benar nggak cocok. Bukan hanya karena style seperti itu tidak syar’i, tapi juga karena tidak nyaman dipandang mata. Duh, kalau kenal dekat udah saya bilangin deh.. Hehe.

    5. Up to date di segala zaman
    Apapun zamannya, musimnya, tahunnya.. busana muslimah syar’i tak pernah berubah dari masa ke masa. Ia tak lekang oleh waktu. Jadi tak perlu kita menyesuaikan diri dengan perkembangan mode yang tak pernah ada habisnya, menganggarkan dana lebih untuk selalu tampil trendy dan up to date, menjadi budak fashion yang sejatinya merendahkan kedudukan mereka sebagai wanita yang bebas merdeka dari aturan manusia. Deep down inside, ask yourself.. be true to your heart. What is your purpose to dress, muslimah?  To serve and please Allah only, your creator.. Or to please human?

    من لبس ثوب شهرة في الدنيا ألبسه الله ثوب مذلة يوم القيامة ثم ألهب فيه نارا

    ”Barang siapa mengenakan pakaian syuhroh (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad hasan)

    Jika kita selalu memikirkan dan terpengaruh pada pendapat orang kapan kita bisa tenang dan beristirahat? Kapan selesainya? Bukankah pendapat manusia itu hanya relatif semata? Tapi pandangan di mata Allah itu pasti, abadi dan merupakan standar kebenaran sejati.

    6. Membantu lawan jenis untuk menundukkan pandangannya
    Dengan berhijab syar’i yang tidak lagi menampakkan kecantikannya, maka seorang wanita telah membantu lawan jenisnya untuk menjaga pandangannya. Betapa tidak? Coba bayangkan, bagaimana jika seorang pria berpapasan dengan wanita yang berpakaian serba ‘ala qadarihialias ala kadarnya? Atau wanita berjilbab yang berhias, baik dengan pakaiannnya atau riasan make up yang mencolok mata. Secara naluriah, ia akan memandang lekat pada wanita tersebut. Dan ini adalah fitrah manusia yang memang menyukai keindahan. Namun jika ia laki-laki bertaqwa, ia akan berusaha menundukkan dan menahan pandangannya.. atau lekas berpaling ke arah lain bila terlanjur melihatnya.

    الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ، فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ

    “Wanita itu aurat, maka bila ia keluar rumah, setan terus memandanginya (untuk menghias-hiasinya dalam pandangan lelaki sehingga terjadilah fitnah).” (Dishahihkan Al-Imam Al-Albani t dalam Shahih At-Tirmidzi, Al-Misykat no. 3109, dan Al-Irwa’ no. 273. Dishahihkan pula oleh Al-Imam Muqbil ibnu Hadi Al-Wadi’i t dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/36)

    Asal cinta dan ketertarikan bermula dari pandangan mata. Sebuah perbuatan zina tidaklah langsung dilakukan tanpa langkah-langkah awal yang kemudian menggiringnya menuju bentuk zina yang lebih besar. Ada banyak pintu menuju zina. Dan pandangan adalah salah satu diantaranya. Dengan menutup rapat peluang untuk itu, maka para wanita telah ikut andil dalam mencegah kemungkaran dan kemudharatan yang mungkin menimpa dirinya sendiri.

    7. Mendatangkan keridhaan Allah Ta’ala
    Ketika seorang wanita muslimah mendengar ayat tentang hijab, lalu memutuskan berhijab, maka sesungguhnya ia telah melaksanakan satu ketaatan kepada Allah. Tapi cukupkah hanya sampai disitu? Jika keridhaan-Nya saja yang ia cari, maka ia akan berusaha menyempurnakan perintah-Nya.. Berhijab sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya, bukan apa yang dikehendaki manusia. Lillaahi Ta’ala. Dengan berhijab sesuai syari’at, maka seorang wanita telah berusaha membuat penciptanya ridha kepadanya.

    Syaikh Nashiruddin al Albani  dalam bukunya yang amat terkenal yaitu  Jilbab Mar’atil Muslimah  halaman 131 berkata..

    “Karena tujuan dari memakai jilbab adalah supaya tidak timbul fitnah, yang (demikian) ini hanya dapat terwujud dengan memakai jilbab yang longgar dan tidak ketat. Adapun jilbab (pakaian) yang ketat, meskipun menutupi kulit maka akan tetap membentuk postur tubuh wanita dan menggambarkannya pada pandangan mata laki-laki. Ini jelas akan menimbulkan kerusakan (fitnah) dan merupakan pemicunya. Oleh karena itu (seorang wanita) wajib (mengenakan) jilbab yang longgar.”

    Saudariku.. sesungguhnya hijab syar’i itu mengangkat derajat kita, para wanita. Kita bukan barang dagangan yang bebas dipandang bahkan dipegang siapa saja. Wanita bagaikan mutiara cantik yang tersimpan baik di dalam cangkang, yang tidak sembarang tangan bisa mengambilnya. Dan kecantikan kita, bukanlah pada pakaian, riasan dan hiasan. Tapi kecantikan kita terletak pada keimanan, ketakwaan, akhlak dan rasa malu yang terpancar dari pakaian yang kita kenakan.

    Saudariku.. Ketika banyak wanita sebelum mereka keluar rumah, melihat ke dalam cermin untuk memastikan tampil cantik dan menarik di mata lelaki.. seorang wanita shalihah melihat ke dalam cermin untuk sesuatu yang berbeda. Ia bercermin untuk memastikan ia berpakaian secara pantas menurut syari’at, memastikan bahwa Allah ridha terhadapnya, memastikan bahwa segala keindahan itu telah tertutup rapat. Maka ketika ia ia keluar dan berhijab sempurna, hanya untuk mencari ridha-Nya.. then she’s beautiful.  Dan itulah kecantikan yang sejati dan sesungguhnya..

    Read more…
Live Support